PWMU.CO – Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr Agus Taufiqurrohman MKes, mengatakan warga Muhammadiyah sebaiknya mudah untuk bersedekah. Selain menjadi aktor dalam perubahan yang berkemajuan, juga perlu menjadi aktor dalam bidang sedekah. Pesan ini disampaikan dalam Tabligh Akbar dan Halal bi Halal Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ahad (31/07).
“Jangan hanya mau bersedekah dengan senyuman. Sebab, dulu ketika Rasulullah bersabda seperti itu di hadapan orang miskin yang tidak bisa bersedekah dengan harta,” urai Agus di hadapan 2.500 warga Muhammadiyah Kota Malang.
(Baca: Berjuang di Muhammadiyah Itu seperti Kelapa dan Potret Warga Muhammadiyah: Rasional yang Tak Rasional)
“Bagi kita yang mampu, sedekahnya menggunakan uang. Bukan senyuman. Sedekahnya orang yang mampu itu dengan membuat orang miskin tersenyum. Itulah ajaran teologi Al Maun yang diajarkan oleh Muhammadiyah,” terangnya dengan sesekali diselingi gurauan.
Ia mengibaratkan harta yang tidak disedekahkan dengan air yang tidak mengalir yang akan mengeluarkan bau tak sedap. “Kalau airnya mengalir kan tidak akan bau karena terus mengalir. Sama dengan harta kalau hartanya tidak mengalir maka akan bau. Kalau hartanya terus dialirkan, maka Allah juga tidak segan mengalirkan harta itu,” terangnya lanjut.
(Baca: Beasiswa Lazismu Antarkan Anak dari Penyandang Tunanetra Ini Lulus Kuliah 7 Semester dan 5 Pesan Pak AR untuk Suami-Istri agar Rumah Tangga Bahagia)
Dalam kesempatan itu, Agus juga mengatakan bahwa warga Muhammadiyah harus rajin mengaji. Menurutnya, Muhammadiyah lahir dan membuat gebrakan dalam bidang pendidikan, tidak lepas dari mengaji. Maka dari itu, hingga sampai kapanpun orang Muhammadiyah jangan bosan mengaji. “Segala sesuatu itu ada ilmunya, nggak bisa semuanya dikerjakan sembarangan,” jelasnya.
Mengaji, lanjut Agus, juga tidak bisa sembarangan. Harus ada pedoman yang dipegang dalam mengaji yaitu Al Quran dan As Sunnah. Menurutnya, kondisi umat Islam saat ini mengalami masa krisis. “Mulai dari masalah aqidah, masalah ukhuwah, kepemimpinan, kemiskinan dan kebodohan adalah masalah yang harus diselesaikan,” ungkap Agus.
(Baca: Memberi Tak Harap Kembali: Kisah Nyata Ketika Din Syamsuddin Bertemu Seorang Ibu di Pesawat dan Spirit Toyota Camry L 1 MH)
Ada lima fondasi Islam yang perlu dipahami, lanjut Agus, yaitu tauhid yang murni, memahami Al Quran dan As Sunnah secara mendalam, melembagakan amal shalih yang fungsional dan solutif, berorientasi kekinian dan masa depan, bersikap toleran, moderat dan suka bekerjasama.
“Dalam berdakwah juga tidak sembarang dakwah, ada 3 hal yang perlu dituju dalam dakwah pencerahan yaitu, membebaskan, memberdayakan, dan memajukan,” terang Agus yang dalam ceramahnya bertemakan Refleksi Pasca Ramadhan.
Selain tabligh akbar, acara juga diselingi dengan lomba hias tumpeng antar PR Aisyiyah, lomba mewarnai Ibu dan anak TK ABA, serta lomba penampilan ortom Muhammadiyah tingkat daerah kota Malang. Untuk melihat keindahan 3 pemenang hias tumpeng, bisa dilihat pada berita berikut: Indahnya Penampakan Pemenang Lomba Hias Tumpeng Aisyiyah.(nasrullah)