Sang juara cerpen SDMM: Kayla Mumtazah Mudzakkir, ingin jadi dokter yang penulis. Tak hanya terampil menulis dia juga suka bermain biola dan IPA.
PWMU.CO – Kayla Mumtazah Mudzakkir, siswa kelas IV SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, kembali membanggakan sekolah usai terpilih sebagai juara I lomba menulis cerpen tingkat Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik yang diadakan oleh Penerbit Jagaddhita, Rabu (12/2/2020).
Penerbit Jagaddhita sebagai pihak penyelengara bahkan datang langsung ke SDMM untuk menyerahkan tropi kemenangan Kay—panggilan akrabnya,. Cerpennya yang berjudul Semangat Selincah Bandeng berhasil memikat hati juri.
Cerpen yang terinspirasi ikan bandeng itu berkisah tentang Wito, seorang bocah dari desa pedalaman yang punya semangat tinggi menggapai cita-cita.
Bukan kali ini saja Kay membanggakan sekolah di bidang kepenulisan. Sebelumnya, siswi kelahiran Gresik 15 Oktober 2009 ini berhasil mendapatkan juara II lomba menulis cerpen Festival Lomba Seni (FLS) tingkat Kecamatan Manyar tahun 2019.
Kay juga pernah meraih Juara I Lomba Menulis Cerpen Anlitera di Gresik, yang digelar 22 Januari 2019. Tidak cukup sampai di situ, ia juga berhasil lolos sembilan besar finalis Festival dan Lomba Literasi Nasional (FL2N) di Jakarta, tahun 2019.
Dukungan Keluarga
Berbagai prestasi sang juara cerpen SDMM di bidang penulisan ini tak luput dari kebiasanya membaca. “Aku suka membaca buku apa saja. Tidak peduli penulisnya siapa dan tentang apa. Kalau bagus pasti aku baca” ujarnya pada PWMU.CO, Selasa (18/2/2020).
Ayahnya, Mohammad Mudzakkir, selalu memotivasinya untuk banyak membaca dan menulis. “Ayah sering membelikanku buku. Ayah juga suka membaca dan menilai cerita yang kutulis. Ayah kadang memberikan ide-ide baru untuk menulis,” ungkapnya.
Ria Eka Lestari, sang ibu, mengaku bakat Kay sudah terlihat sejak kelas II. “Saat itu ada lomba menulis puisi tentang Ramadhan di sekolahnya. Iseng-iseng saya masukkan salah satu web penulis cilik. Eh, ternyata kok puisinya dimuat,” ujarnya.
Senang Bermain Biola dan IPA
Tak hanya berbakat menulis. Kay juga menunjukan ketertarikannya pada mata pelajaran IPA. Ibunya yang juga guru IPA di SDMM punya banyak peran dalam hal ini.
Kay mengaku tertarik dengan mata pelajaran IPA karena sering melihat uminya bawa-bawa alat praktikum ke sekolah. Kecintaannya dan keseriusannya di bidang IPA mengantarkannya lolos menjadi finalis Olimpiade Sains Quark 2019 di Jakarta.
Siswi yang mahir bermain biola ini punya cita-cita jadi dokter. Meskipun anaknya punya dua potensi: seni dan IPA, Ria Eka Lestari tak pernah memaksa anaknya untuk memilih salah satunya. Ia hanya berharap dengan menulis Kay bisa merangkai mimpi-mimpinya. “Apapun itu,” ucapnya.
Kay pun telihat bingung ketika harus dipaksa memilih. “Saya mau jadi dokter yang bisa nulis aja deh,” ujarnya penuh canda. (*)
Penulis Ahmad Muzaki. Editor Mohammad Nurfatoni.