PWMU.CO – Tiga wanita hebat di era Rasulullah. Hal ini disampaikan oleh Ike Wahyuningrum MPd dalam Kajian Aisyiyah Cabang Wringinanom.
Kajian dilaksanakan di Masjid At Taqwa, Desa Njuwet Sembung, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Ahad (16/2/20).
Muslimah Era Rasulullah
Dia menjelaskan, peran Muslimah di dunia Islam era Rasulullah SAW tergambar dari beberapa wanita hebat yang dijamin masuk surga oleh Allah. Pertama Khadijah, istri pertama Rasulullah SAW.
Kematangan Khadijah ketika menjadi istri Rasulullah yang bisa diambil ibrah atau hikmah karena selalu mendukung perjuangan Rasulullah. Wanita yang kaya raya tetapi tidak pelit.
“Sebagai istri, jika suami rapat di ranting atau cabang sampai pulang malam, harus kita dukung,” jelas istri Dr Eko Asmanto, Sekretaris Majelid Tabligh dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sidoarjo.
Kedua Aisyah. Istri Rasulullah yang dikarunia Allah kecerdasan dan kepandaian. Sebagian besar waktunya dihabiskan bersama Rasulullah SAW, sehingga banyak meriwayatkan hadits. Mulai apa yang dibaca Rasulullah ketika tidur, bagaimana cara Rasulullah tidur, sampai aktivitas kehidupan lainnya.
“Rasulullah memberi sanjungan Aisyah dengan panggilan Humairah (pipi kemerah-meraham) karena saking baik paras dan akhlaknya,” kata Ike Wahyuningrum.
Perjuangan Aisyah dalam membela Rasullullah tergambar ketika Rasulullah dipukul dan dihina orang kafir Quraisy. Aisyah hampir marah, tetapi Rasululah SAW menepuk pundaknya, “Walaupun muda Aisyah sangat berani menghadapi musuh-musuh nabi.”
Bisikan Rasululah ke Putrinya Fatimah
Ketiga, Fatimah, putri Rasulullah yang dijamin masuk surga. “Meneladani sifat perjuangannya, kita bisa menengok kisahnya,” kata Ike Wahyuningrum.
Dia menjelaskan begitu besar cintanya kepada Rasulullah, tatkala Rasul mendekati ajalnya, Fatimah memeluk ayahnya sambil menangis dan membisikkan ke telinga ayahnya yang saat itu disaksikan Aisyah.
“Wahai ayah kau tampak lemas sekali. Kemudian Rasulullah balik membisikkan ke telinga anaknya dan spontan ketika itu wajah Fatimah menjadi tersenyum dan sumringah. Aisyah yang melihat jadi penasaran, dan bertanya kepada Fatimah hal apakah yang dibisikkan ayahnya kepada anaknya? Tetapi Fatimah tidak mau menjawab,” terangnya.
Ketika Rasulullah SAW sudah wafat, kejadian tersebut masih membuat Aisyah penasaran. Akhirnya Fatimah menceritakan dua hal yang dibisikkan Rasulullah yaitu. Pertama, kau akan menjadi wanita yang beriman dan bersabar, beriman bahwa ajal pasti akan datang. Sabar karena kau menjadi wanita teladan bagi wanita sesudahmu dan wanita yang patuh pada suami.
Bisikan kedua, cerita Ike Wahyuningrum, “Wahai putriku kau akan tersenyum setelah sepeninggalku, kau akan menyusulku ke surga.” Setelah mendengarkan cerita Fatimah, Aisyah langsung memeluknya.
Ike Wahyuningrum mengajak jamaah meneladani dan belajar dari tiga wanita hebat di era Rasulullah dengan patuh pada suami. Ke manapun kita pergi harus pamit. “Jangan mencontoh artis, katanya sudah hijrah tetapi pakaiannya belum islami,” tandasnya.
Dia menambahkan, ada wanita yang hidup pada masa perjuangan yang patut dijadikan teladan. Wanita itu adalah Walidah, istri KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
“Wanita yang setia mendampingi suaminya dalam berdakwah, baik suka maupun duka. Kalau kita lihat di film Sang Pencerah, Walidah selalu menjadi istri yang mendampingi suami ketika berdakwah,” ceritanya. BACA sambungan di halaman 2: “Peran MuslimaH” …