PWMU.CO-Perguruan Oro-Oro Dowo Muhammadiyah Kota Malang muhibah ke negeri tetangga dengan kunjungan ke International Islamic School Malaysia (IISM) di Kuala Lumpur, Kamis (20/2/2020).
Rombongan disambut oleh kepala sekolah International Islamic School Malaysia (IISM) Zulfan Haidar Zamzuri Umar yang juga menjabat ketua I Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia.
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Malang, Yanur Setyaningrum mengatakan, ada beberapa poin yang bisa dipetik dari kunjungan ini. Di antaranya adalah konsep tata kelola manajemen sekolah, memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) guru, dan menata mindset bekerja secara ikhlas dan profesional.
Ditambahkan, Perguruan Muhammadiyah Oro-Oro Dowo juga dapat mengadopsi pengelolaan yang sinergis antara Primary School dan Secondary School yang ada di IISM sehingga memperkuat ketahanan sekolah.
”Di IISM itu ada dua lembaga, Primary School setingkat SD kelas 1-6 dan Scondary School setingkat SMP kelas 7-9 dan SMA kelas 10-12. Semua level sekolah berada dalam satu manajemen berkelanjutan. Ada E Level kelas 12 untuk persiapan masuk perguruan tinggi,” cerita dia.
Internasionalisasi Sekolah Islam
Sementara Zulfan Haidar Zamzuri menjelaskan, tiga penting yang harus bersinergi dalam sekolah adalah guru, siswa dan orang tua. Jadi tidak hanya siswa yang dididik, namun juga perlu adanya Parenting kepada walimurid.
Dalam kesempatan ceramahnya Zulfan Haidar menekankan, perlunya sekolah sekolah SD sampai SLTA di Indonesia, termasuk sekolah Muhammadiyah meningkatkan diri menjadi sekolah bertaraf internasional.
”Artinya, kata internasional tidak hanya label semata, tetapi sungguh sungguh dijalankan. Sedikitnya ada dua cara menjadikan sekolah menuju internasional yaitu mengadopsi kurikulum internasional dan mengirim para siswanya mengikuti berbagai ajang lomba tingkat internasional di berbagai negara,” tuturnya.
Menurut dia, internasionalisasi sekolah tidak harus sekolah menggunakan bahasa Inggris dalam pengajaran semua mata pelajaran. ”Kalau bahasa Inggris diajarkan untuk pelajaran di luar bahasa Inggris pada siswa, siswa kesulitan memahami karena di luar kelas bahasa Inggris jarang digunakan masyarakat. Apalagi buku pelajaran sekolah ditulis dalam bahasa Indonesia,” ujarnya.
Karena itu, sambung dia, bahasa Inggris cukup diajarkan untuk bisa berkomunikasi sehari hari bukan sebagai pengantar dalam mengajarkan semua ilmu seperti Matematika, IPA, Ilmu Sosial dan lainnya. ”Bahasa Arab juga bisa digunakan sehari hari di sekolah karena bahasa Arab juga bahasa asing yang diakui sebagai bahasa internasional,” tandasnya.
Sekolah Islam untuk Anak Ekspatriat
International Islamic School Malaysia (IISM) didirikan pada September 1998. Terletak di Jalan Kampung Sungai Pusu, Batu 8 Gombak, 53100 Kuala Lumpur.
Sekolah ini dibangun hasil dari studi bertahun-tahun para sarjana muslim dari berbagai negara yang mengajar di Universitas Islam Internasional Malaysia (IIUM) yang menginginkan model Islam terintegrasi. Sekolah yang bisa melayani anak-anak ekspatriat muslim.
Sekolah pindah ke kampusnya yang sekarang yang dekat dengan IIUM pada tahun 2005. Sekolah ini berkembang dari awal yang sederhana mulai 30 siswa. Kini menjadi 1.000 siswa saat ini. Membuka pra-sekolah hingga A-level. Mengajarkan Bahasa Inggris secara intensif dan Program Tahfidh.
Sekolah Islam bertujuan pembangunan manusia yang terintegrasi dan menyeimbangkan secara intelektual, fisik, spiritual, moral, emosional dan sosial berdasarkan pandangan dunia Islam yang didasarkan pada tauhid.
Kepala SMP Muhammadiyah 1 Malang Yanur Setyaningrum menambahkan, IISM akan mengadakan kunjungan balasan ke sekolah Muhammadiyah di Malang. Rencananya, kunjungan akan dilakukan Maret mendatang. Kunjungan tersebut diharapkan dapat menjalin kerja sama yang konstruktif, terutama bagi Perguruan Muhammadiyah Oro-Oro Dowo. (*)
Penulis Yanur Setyaningrum, Isnatul Chasanah Editor Sugeng Purwanto