Sosok inspiratif Muhammad Ngalim. Pribadi yang patut diteladani. Kepergian kader Muhammadiyah sejati itu meninggalkan banyak inspirasi.
PWMU.CO – Langkahnya terlihat mulai gontai. Tapi spiritnya dalam menuntut ilmu tetap tinggi. Kiprah dakwahnya juga tiada henti. Itulah sosok KH Muhammad Ngalim Rofii, yang wafat Kamis (30/1/2020) lalu.
Karena semangat dalam thalabul ilmi, setahun lalu tokoh kelahiran Ngawi, 1934 ini masih menyempatkan diri ikut kajian Ramadhan PWM Jatim di kampus putih UMM. Meski harus selalu digandeng anaknya yang jadi Wakil Ketua PDM Kota Wali.
Kepergian Pak Ngalim menyisakan duka p bagi warga ormas Islam bersimbol matahari. Setidaknya itu dirasakan Dr Hidayatullah yang sejak kecil sudah dikader oleh sang kiai.
“Semangat beliau menggerakkan dakwah dan pendidikan hingga akhir hayatnya patut diteladani,” kata Rektor Uiverstas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) tersebut saat sambutan jelang jenazah dishalati.
Kiprah almarhum di lingkungan Muhammadiyah Tanggulangin sudah dimulai sejak tahun 1958, dengan menyiapkan sejumlah orang sebagai pimpinan organisasi. “Saya ajak bergabung beberapa mantan petinggi Partai Masyumi,” ungkapnya sebelum meninggalkan dunia fana ini.
Di bidang pendidikan, almarhum memang sangat peduli. Bahkan beberapa hari menjelang wafat sempat berwasiat kepada semua anak cucunya agar membantu membesarkan Pondok An-Nur yang berada tidak jauh dari rumah tempat domisili. Obsesi besarnya terhadap pesantren yang belum lama berdiri ini, bisa sebagai pusat kaderisasi.
“Beliau rela jual tanahnya yang di Ngawi. Uangnya sudah siap tinggal membelikan tanah yang di sini,” kata Tamhid Masyhudi, diamini kelima adiknya: Mambaul Mushoffah, Khuriyah, Muhammad Hariyadi, Najib Utomo dan Fadli.
Khatam Al-Quran 7 Kali Sebulan
Di bidang dakwah, tokoh yang pernah nyantri di Pondok Tambak Beras Jombang ini, dikenal rajin mengisi pengajian di mushala dan masjid yang Muhammadiyah miliki. Juga giat menggerakkan warga untuk gemar berkurban berupa sapi.
“Dulu mulai dari tiga sapi, hingga tahun kemarin mencapai 24 sapi,” kata bendahara PRM Penatar Sewu 1980-1990, dan mantan ketua PCM Tanggulangin itu menunjukkan bukti.
Di bidang ekonimi, dikembangkan aneka program unggulan seperti usaha pinjaman pupuk tanpa bunga untuk petani. Menyesuaikan kebutuhan masyarakatnya yang banyak petani.
Sisi lain yang juga patut dikagumi, ayah dari Sekretaris PWM Jatim Tamhid Masyhudi ini setiap bulan khatam baca al-Quran hingga 5-7 kali. Sekalipun suami dari almarhum Hajah Malikah ketika nyantri di Pondok Darussalam Gontor tidak sampai selesai.
Kader Muhammadiyah Sejati
Secara ideologis dan biologis almarhum merupakan kader sejati. Sudah Muhammadiyah sejak dalam kandungan karena sang bunda mubalighat Aisyiyah pada periode awal Persyarikatan ini berdiri.
Pernah diceritakan kepada Majalah Matan ini, sang bunda sebelum jadi mubalighat adalah pengemis yang terciduk oleh murid-murid KH Ahmad Dahlan ketika mencari orang miskin untuk dibina dan disantuni. “Dimasukkan Panti Asuhan Muhammadiyah selama lima tahun, dan dididik secara Islami.”
Karena selama di panti, dikenal rajin dan pandai, diangkatlah ia jadi pembina asrama Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogya. Hingga akhirnya jadi Mubalighat Aisyiyah dan mendirikan TK Aisyiyah pertama di Jatim yang berlokasi di Ngawi.
Kesaksian Keluarga: Pekerja Keras
Keenam anaknya memberikan testimoni, kerja keras sang ayah didasari pada motonya sendiri. “Istirahat berarti pindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain lagi. Sehingga memberi manfaat tiada henti.”
Rutinitas yang dijalani tiap hari, usai qiyamullail lantas menyiapkan materi pengajian setelah Subuh. Setelah ngaji, ke kebun melakukan apa saja yang bisa dijalani, bahkan pekerjaan yang nggak mungkin dilakukan, bisa selesai.
Sikapnya tidak mau ada orang lain terbebani. Gemar berbagi uang yang dimiliki, tidak pernah dipakai untuk kepentingan pribadi. Kehadirannya di mana-mana selalu dikerumuni orang lantaran kedermawanan dan gemar menyambung silaturrahmi.
“Jangan pernah menghardik peminta meski datang dengan kendaraan mewah,” ujar anak-anaknya menirukan pesan ayahanda yang sangat dikagumi.
Kader sejati itu sudah dipanggil menghadap sang Ilahi. Sejumlah tokoh datang takziyah silih berganti. Mendoakan almarhum husnul khatimah dengan bahasa yang bervariasi.
Mulai dari Ketua Umum dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Ketua Umum PP Aisyiyah, ketua dan anggota PWM-PWA Jatim, beberapa ketua dan anggota PDM-PDA hingga pimpinan amal usaha, termasuk Prof Din Syamsuddin, Ketua Dewan Pertimbangan MUI.
Sosok inspiratif Muhammad Ngalim patut kita teladani. (*)
Kolom oleh Nadjib Hamid, Wakil Ketua PWM Jatim. Editor Mohammad Nurfatoni.