English Camp seru Smamio bersama mahasiswa asal Afghanistan ini berlangsung di Kampung Inggris, Pare, Kediri. Slaian mini talk show ada game English.
PWMU.CO – Kehadiran Zala Shinwari di English Camp V (EC-V) Selasa (25/2/2020) disambut 15 siswa SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik (Smamio) dengan riang gembira.
English Camp V (EC-V) digelar di Mr BOB Pare Kediri selama enam hari, terhitung dari pemberangkatan Senin (24/2/2020) hingga Sabtu (29/2/2020).
Memasuki hari kedua, EC-V Smamio mendatangkan Zala Shinwari, mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) asal Afghanistan untuk melakukan mini talk show.
Kedatangan Zala menambah keceriaan 15 siswa Smamio yang mengikuti program ini. Pasalnya, selain bercerita tentang aktivitasnya selama di Indonesia, ia pun bercerita tentang makanan favoritnya selama menetap di Indonesia.
“Saya suka nasi goreng dengan telur,” ungkap Zala. Ia mengaku, di Afghanistan tidak ada nasi goreng yang dimakan dengan telur. Sontak siswa yang ada di ruangan itu tertawa bersama mendengar ucapan Zala.
Seusai mini talk show, siswa Smamio diberi kesempatan bertanya kepadanya. Salah satunya, Firzani Isa Audah, yang bertanya tentang bagaimana perbedaan budaya antara di Indonesia dan Afghanistan.
Zala mengaku tidak banyak perbedaan budaya antara Afghanistan dan Indonesia. “Negara kita pun sama-sama memiliki warga Muslim yang banyak. Perbedaannya mungkin hanya pada musim. Karena di Afghanistan ada empat musim sedangkan di Indonesia hanya dua,” jawab mahasiswa S2 Psikologi Unair itu.
Gilang Esa Ramadhan pun bertanya pada Zala tentang kemampuannya berbahasa Jawa. “Can you speak Javanese?” tanyanya. Zala dan yang lain pun tertawa, “I can not speak Javanese but I can speak Indonesian for a little,” ungkap Zala dengan senyum manis.
Game Session English Camp Seru Smamio
Setelah mini talk show berlangsung, Zala mengajak siswa Smamio untuk bermain. “Ini permainan sambung kata,” ujarnya. Ia melanjutkan, dalam permainan ini setiap satu siswa mengucap satu kata yang kata tersebut didapatkan dari huruf terakhir kata yang disebutkan oleh orang sebelumnya.
“Siapa saja yang tidak bisa mengucapkan kata akan diberi hukuman. Hukumannya adalah setiap ada yang salah, maka dia harus mencoret mukanya dengan bedak bayi yang sudah disediakan,” ujar Zala.
Siswa Smami sangat antusias dan ceria karena mereka bisa bermain sekaligus belajar kosa kata bahasa Inggris. Mereka menyebutkan banyak kata mulai dari noun, adjective, dan juga verb.
Setelah mini talk show dan game selesai, Zala memberikan beberapa tips agar mudah belajar bahasa Inggris. “Belajar bahasa Inggris tidak harus didalam kelas dan bergantung dengan buku. Kalian bisa belajar bahasa Inggris lewat lagu, film, bahkan game,” ungkapnya.
Ia pun berpesan kepada siswa Smamo agar tidak malu untuk berbahasa Inggris. “Salah dalam berbahasa Inggris itu wajar, jadi jangan malu dan tetap percaya diri,” lanjutnya.
Zala pamit pun akhirnya pulang dan melanjutkan perjalanannya ke Ar-Rohman English Center (AEC) untuk menghadiri English Camp V SD Muhammadiyah 1 GKB (SD Mugeb) yang dilaksanakan di sana. (*)
See you, Zala! (*)
Penulis Novania Wulandari. Editor Mohammad Nurfatoni.