Gagal terbit gara-gara foto yang dialami Kontributor PWMU.CO asal Pacitan Muh. Isa Ansori SAg ini penting untuk diperhatikan. Berita online tanpa foto bagai tubuh tanpa wajah (Redaksi).
PWMU.CO – Suatu ketika ada pesan WhatsApp masuk dari Sekretaris Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pacitan.
Isinya: info kegiatan pembinaan kepala madrasah se-Kabupaten yang dihadiri oleh anggota Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Acara ini dilaksanakan berkaitan dengan bantuan pascabencana banjir dan longsor dahsyat yang terjadi pada tanggal 28-29 Nopember 201.
Tetapi karena tidak bisa hadir di lokasi acara, saya terpaksa hanya minta data kegiatan, mulai dari awal sampai akhir acara. Sebagai data pembanding, saya menghubungi beberapa peserta dan undangan yang hadir melalui jaringan seluler. Khususnya terkait dengan isi materi pembinaan yang disampaikan nara sumber dari Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Daerah dan, Majelis Dikdasmen Pacitan.
Naskah Minus Foto
Setelah dirasa cukup, kemudian saya susun menjadi berita sebagaimana biasanya. Rangkaian acara, isi materi pembinaan, komentar dari beberapa fihak yang berkompeten dan data terkait nara sumber. Permintaan utama sesuai standar pemberitaan online adalah foto kegiatan. Sambil menunggu foto, berita ini saya kirim ke admin PWMU.CO.
Tidak lupa saya tulis catatan di bawah, bahwa berita masih menunggu kiriman foto kegiatan yang belum disertakan oleh pihak panitia. Beberapa waktu kemudian, admin menanyakan kembali foto yang belum disertakan. Sebab kalau tidak ada foto, berita tidak bisa di terbitkan. Panitia saya konfirmasi ulang, ternyata tidak punya foto tersebut.
Kalang kabut saya. Terpaksa menghubungi beberapa pihak kembali untuk menanyakan kalau ada yang memiliki foto kegiatan tersebut. Namun semua menjawab tidak memiliki dan akan mencoba menanyakan pada peserta yang lain. Termasuk saya kemudian juga menanyakan kepada Ketua PDM Pacitan, Suprayitno Ahmad, yang saat itu juga hadir, kalau-kalau sempat mengabadikan kegiatan ini. Tetapi sepertinya semua kompak, lupa mendokumentasikan.
Sambil tersenyum kecut, saya mengambil pelajaran, bahwa dengan banyaknya handphone canggih, ternyata tidak bisa menjadi jaminan, bahwa semua peserta bisa ingat untuk mengabadikan kegiatan dan menyediakan kebutuhan pokok kontributor, yaitu foto, he-he-he. Tanpa foto bisa gagal terbit.
Gagal Terbit Foto Potrait
Kejadian hampir serupa terulang pada akhir bulan Ramadhan 1939 H. Saat itu Muhammadiyah Dissaster Manajemen Center (MDMC) dan Lazismu mendirikan posko mudik di perbatasan Pacitan dengan Kabupaten Wonogiri.
Meskipun bukan jalur mudik, karena kota ini lebih banyak sebagai tujuan pulang. Tetapi sering terjadi kecelakaan di wilayah perbatasan, karena lengah setelah hampir sampai di rumah, sehingga kehilangan kewaspadaan dan kemudian terjadi kecelakaan.
Benar, pagi-pagi, petugas yang piket di posko, mendengar suara benturan keras seperti benda jatuh. Setelah dilihat, ternyata ada sepeda motor milik pemudik yang mengalami kecelakaan tunggal. Alhamdulillah tidak terlalu parah. Setelah korban ditanya, dia jatuh karena mengantuk, setelah menempuh perjalanan jauh.
Beberapa personel MDMC, dibantu anak anak Satuan Karya (Saka) Bhayangkara, yang ikut berjaga di posko, dengan sigap bergegas untuk menolong. Selanjutnya setelah mengetahui kondisinya, dengan kendaraan, korban diantarkan ke Puskemas Kecamatan Donorojo, Pacitan. Tidak lupa beberapa orang mendokumentasikan peristiwa tersebut.
Tidak lama kemudian saya dihubungi untuk menulis peristiwa tersebut. Saya meminta untuk dikirimi data korban, kronologinya dan foto kejadian. Karena korban dalam kondisi sadar, maka bisa menceritakan rangkaian peristiwa sebelum dia jatuh, ditambah kesaksian beberapa relawan yang menolong saat itu.
Setelah berita jadi, dengan beberapa foto, kemudian dikirim ke admin. Tidak lama kemudian ada tanggapan dari editor bahwa foto kejadian ternyata tidak ada yang berposisi landscape. Saya tanyakan kembali kepada teman-teman yang menolong, ternyata semua difoto dengan posisi handphone vertikal. Berita pun kembali gagal tayang, he-he-he. (*)
Penuls Muh. Isa Ansori SAg, Guru PAI di SDN Bungur, Tulakan, Pacitan. Editor Mohammad Nurfatoni.