Guru Hamas School Simulasi AKM. Kegiatan yang dilaksanakan di Laboratorium Komputer itu diikuti 16 guru mata pelajaran, Rabu (4/3/20).
PWMU.CO – SMP Muhammadiyah 13 Campurejo, Panceng, Gresik, atau yang dikenal dengan sebutan Hamas School melaksanakan simulasi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Yakni uji coba terkait pengenalan model soal terbaru. Hal tersebut bertujuan, agar para guru mempunyai gambaran soal seperti apa yang akan diujikan pada para siswa.
Kepala Hamas School Nurul Wakhidatul SKom mengatakan, simulasi AKM dilakukan sebagai tindak lanjut dari Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019 tentang Perubahan Sistem Ujian Nasional Berbasis Kompetensi untuk siswa. “Maka mulai tahun 2021, Ujian Nasional (UN) akan ditiadakan dan diganti dengan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter,” ujar Nurul Wakhidatul.
Lebih lanjut dia mengatakan, tahun ini merupakan yang terakhir pelaksanaan UN. “Tahun depan sistem lama dihapus dan diganti sistem baru berupa asesmen,” terang dia.
Untuk itu, kata Nurul, sebanyak 16 guru Hamas School wajib ikut serta dalam pelaksanaan simulasi AKM. Seluruh pengajar, baik yang mengampu mata pelajaran agama, umum, atau muatan lokal menjadi partisipan. “Agar mereka mengetahui model soal-soal tersebut dan sebagai persiapan untuk disampaikan pada para siswa,” paparnya.
Lingkup Materi Literasi dan Numerasi
Lingkup materi AKM sendiri, kata Nurul, sesuai yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim terdiri dari literasi (baca-tulis) dan numerasi.
“Dalam AKM, literasi tidak sekadar kemampuan membaca, tapi juga kemampuan menganalisis suatu bacaan. Kemampuan untuk dapat mengerti dan memahami konsep di balik tulisan tersebut,” jelasnya.
Sedangkan numerasi, lanjut dia, merupakan kemampuan menganalisis menggunakan angka. “Literasi dan numerasi itu bukan tentang mata pelajaran bahasa atau matematika. Tetapi, sejauh mana kemampuan siswa menggunakan konsep tersebut dalam menganalisis materi. Jadi bukan berdasarkan mata pelajaran dan tidak hanya tentang penguasaan konten materi,” sambungnya.
Salah seorang peserta simulasi AKM Taqwim SE mengatakan, dalam simulasi tersebut terdapat 10 soal yang harus dikerjakan dalam waktu 30 menit. “Sebagian soal-soal tersebut ada yang uraian, pilihan ganda, pilihan sesuai atau tidak sesuai, dan pilihan opini atau fakta,” ujarnya.
Setelah AKM selesai, sambungnya, ada survei karakter yang harus dikerjakan dalam tempo yang sama, yaitu 30 menit.
Taqwim menjelaskan, dalam mengerjakan soal AKM dibutuhkan beberapa kemampuan, antara lain penalaran tingkat tinggi, memahami data dan angka dari diagram maupun infografis,” jelasnya.
Selain itu, menurut dia, keterampilan membaca cepat sekaligus memahami isi bacaan mutlak diperlukan. “Jika tidak, maka sulit merampungkan soal-soal dari waktu yang tersedia,” paparnya. (*)
Penulis Nurkhan. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.