PWMU.CO-Guru amalkan al-Ashri bisa mencegah melakukan tindak kekerasan terhadap murid. Sebab surat itu menyerukan amal saleh, bernasihat, dan bersabar.
Hal itu disampaikan Umi Kulsum, kepala Taman Pendidikan al-Quran (TPQ) Aisyiyah dan Madrasah Diniyah Awaliyah Aisyiyah dalam tausiyah pertemuan rutin guru Aisyiyah Tanggul bertempat di TK ABA Tanggul, Rabu (11/3/2020).
Menurut dia, guru Muhammadiyah dan Aisyiyah tidak melakukan kekerasan dalam bentuk apapun ketika mengajar kepada siswanya.
”Mari kita memahami lagi surat al-Ashri ayat 3. Orang yang tidak merugi adalah orang beriman dan beramal saleh dan saling nasihat dalam kebenaran dan kesabaran. Demikian juga ketika kita mendidik anak-anak. Bagaimana keadaan siswa kita, maka mereka menjadi lahan pahala buat kita,” kata Umi.
Umi menambahkan, kurang ada tantangan jika murid hanya terdiri dari anak yang diam dan penurut. Menjadi berbeda kalau mempunyai siswa yang mempunyai kelebihan. Kelebihan aktif dan kelebihan kritis. ”Semakin mempunyai siswa bermasalah semakin menuntut kesabaran seorang guru,” tuturnya.
Nasihat menasihati dalam kesabaran juga berlaku dalam mendidik siswa kita, ujar Umi. Jadi bagaimanapun keadaan siswa kita, guru harus mampu menahan marah. Hindari mengeluarkan suara tinggi penuh emosi.
Seorang guru TK ABA menyela. Dia mengatakan, anak sekarang sangat cerdas. Di usia TK sudah bisa mengkritik guru. Ketika ada guru yang marah, siswa langsung membacakan hadits laa taghdhab wa lakal jannah. Janganlah kamu marah maka kamu akan masuk surga.
Keunggulan Sekolah Aisyiyah
Umi lantas menegaskan, proses belajar untuk guru Aisyiyah adalah sepanjang waktu. Mengajarnya guru Aisyiyah adalah proses belajar menjadi guru yang lebih profesional.
Tausiyah selesai dilanjutkan dengan laporan masing-masing lembaga. Dimulai dengan Hj Fatrikah yang melaporkan perkembangan TK ABA termasuk penerimaan siswa baru.
Dia menjelaskan, kuota untuk murid baru 90 siswa sudah hampir terpenuhi. Saat ini calon siswa baru sudah berjumlah 85 orang. Bahkan ada siswa berasal dari Yonif Raider 515. Padahal Yonif mempunyai TK sendiri yaitu TK Kartika.
”Ketika saya tanyakan kepada calon murid dari Yonif mengapa mereka memilih TK ABA, dijawab karena ada program tahfidh yang menjadi unggulan. Seperti yang kita targetkan lulus dari TK ABA anak-anak hafal juz 30,” kata Fatrikah.
Laporan berikutnya oleh Hanifah SPdi, kepala PAUD Assalam, kemudian Yuli Cindy Kusuwardani SIp, kepala PAUD Aisyiyah Kramat Sukoharjo dan terakhir Umi Kulsum, kepala Madrasah TPAA dan MDAA Tanggul. (*)
Penulis Humaiyah Editor Sugeng Purwanto