PWMU.CO – Empat perbedaan sakit jasmani dan rohani disampaikan KH Ali Mansur Kastam, Pengasuh Pondok Pesantren Roudhotul Ilmiyah Kertosono, Nganjuk.
Dia menyampaikan hal itu dalam Pengajian Jumat Pagi yang diadakan Majelis Tabligh Pimpinan Muhammadiyah Babat, Lamongan, di Masjid Taqwa Babat, Lamongan, Jumat (13/3/2020).
Memulai kajian, Kiai Kastam menjelaskan bahwa manusia terdiri dari dua unsur: jasmani yang berasal dari tanah dan ruhani yang berasal dari Allah. Kedua unsur itu, dapat sehat dan sakit.
“Baik jasmani maupun rohani membutuhkan makanan dan harus dirawat. Jasmani membutuhkan makanan yang dapat membuat sehat seperti daging, telor, dan makanan pokok atau yang lainnya. Ditambah dengan olah raga yang cukup,” jelasnya.
Adapun, sambungnya, makanan rohani adalah beribadah kepada Allah, seperti mengikuti pengajian, shalat sunnah, membaca al-Quran dan sebagainya. “Semakin banyak beribadah semakin kokoh rohani dan kuat imannya sehingga semakin taat kepada Allah,” kata Kiai Kastam.
Kiai Kastam menjelaskan, orang yang tidak ingat Allah maka kehidupannya akan sempit. Dia lalu mengutip Surat Thaha Ayat 124-125.
“Barang siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya kehidupan yang sempit dan Kami kumpulkan ia pada hari kiamat dalam keadaan buta.
Dia berkata, ‘Ya Tuhan mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dulu aku dapat melihat.'”
Kiai Kastam lalu jasmani dan rohani yang tertimpa sakit. “Sakit jasmani, seperti Corona, stroke, panu, kadas, flu, dan sebagainya. Sedangkan penyakit rohani seperti sombong, iri hati, tamak, angkuh, dan sebagainya,” katanya.
Persamaan Sakit Jasmani-Rohani
Kemudian dia menjelaskan persamaan sakit jasmani dan rohani. Keduanya harus ditanggulangi atau disembuhkan. Tidak boleh dibiarkan.
Dia berkisah tetang orang Arab pedalaman yang datang kepada Rasulullah SAW dan bertanya, “Apakah kami harus berobat ketika kami sakit?”
Nabi Muhammad SAW menjawab, “Berobatlah, sebab Allah menurunkan suatu penyakit dan menurunkan obatnya, kecuali penyakit tua.” (HR Abu Dawud).
Adapun perbedaan sakit jasmani dan rohani ada empat. Pertama bila seseorang sakit jasmani, kebanyakan cepat-cepat mencari obatnya. “Sebaliknya jika sakit rohani. Tidak demikian,” ujarnya.
Kedua bila seseorang sakit jasmani, banyak sahabat yang bersimpati. Mungkin menasihati atau mendoakan lekas sembuh. “Sangat berbeda bila sakit rohani. Banyak yang mencelanya,” terangnya.
Ketiga bila seorang Muslim sakit jasmani seperti demam, maka akan menghilangkan dosa-dosa. Sedangkan jika sakit rphani maka semakin banyak dosa.
Kèempat, sakit jasmani dapat membuat seseorang masuk surga, karena digolongkan mati syahid. “Sedangkan sakit rohani yang semakin parah menyebabkan masuk neraka,”
jelas Kiai Kastam. (*)
Penulis Hilman Sueb. Editor Mohammad Nurfatoni.