PWMU.CO – Pionering menjadi salah satu kegiatan seru di Hizbul Wathan (HW) Camp, Jumat-Sabtu (13-14/3/20). Semua peserta tampak antusias mengikuti acara ketangkasan tali temali ini.
HW Camp bertema ‘Friendship and Togetherness’ ini diikuti SD Muhammadiyah Manyar (SDMM), MI Muhammadiyah I Gumeno (Mimsagum), dan MI Muhammadiyah 2 Karangrejo (Mimdaka) di Semen Indonesia Camping Ground Gresik.
Maulvi Amanda Surya, salah satu juri pioneering dari Qobilah MI Muhammadiyah I Gumeno mengatakan, pionering ini salah satu cara untuk memanfaatkan tali saat mengikat suatu benda dengan teknik ikatan khusus. “Ini yang menjadikan fungsi dan kegunaan tali pada benda menjadi lebih maksimal,” ujarnya.
Ia mengaku pionering menjadi salah satu kompetisi yang seru. Selain menguji kekompakan regu, kata dia, juga untuk melatih ketangkasan anak memaksimalkan penggunaan tali dalam kehidupan sehari-hari. “Dalam kompetisi ini, setiap regu ditugaskan membuat tiang bendera kaki tiga dari tujuh tongkat,” tambahnya.
Maulvi Amanda Surya menjelaskan, fungsi tiap simpul berbeda-beda. Di antaranya simpul mati yang biasa dikenal oleh anak, sehari-hari berfungsi untuk mengakhiri tali-temali dan menyambung dua tali. “Seperti ketika mau mendirikan tenda, lalu talinya tidak cukup, maka disambung dengan tali yang lain. Simpul pangkal, biasa kita menyebutnya, untuk mengawali ikatan,” jelasnya.
Manfaat Pionering
Konsep belajar tali-temali, lanjutnya, ternyata membentuk sisi belajar dalam suatu pembelajaran. “Siswa dibebaskan menjadi diri mereka, melatih kebersamaan, kekuatan regu, dan mengembangkan potensi dirinya untuk tumbuh menjadi manusia yang berkarakter, berakhlak mulia, berwawasan ilmu pengetahuan, mandiri, dan siap menjadi pemimpin,” paparnya.
Dalam pionering, Maulvi Amanda Suryz mengaku alur urutan membuat simpul kerap kali menjadi kesulitan anak-anak. “Ya karena memang harus teliti juga untuk membedakan simpul-simpulnya,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, pionering ini dapat diterapkan ketika keadaan darurat dan memproyeksi pemikiran siswa dalam bentuk objek yang sebenarnya.
Gadiza Aura Brilliant, salah satu peserta dari Regu Matahari mengaku suka belajar pionering. Ia tak menyangka ada banyak simpul yang bisa digunakan. “Baru tahu macam simpul-simpul,” ujarnya sambil tersenyum.
Saat membuat tiang bendera kaki tiga, ia mengatakan prosesnya gampang-gampang susah. Baginya, kekuatan tangan dan kecermatan sangat dibutuhkan. “Jadi perlu bantuan teman-teman satu tim untuk membuatnya,” ungkapnya. (*)
Penulis Riza Ardiyanti. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.