PWMU.CO – 4 cara jalin hubungan baik dengan Allah disampaikan Drs Abdul Majid MPdI dalam Pengajian Bulanan Pimpinan Ranting Aisyiah Sidokumpul Gresik.
Pengajian itu digelar di rumah Hj Nurfadillah SPd, Jalan Ikan Kerapu Timur Raya No 1 BP Kulon Gresik, Jumat (28/2/20).
Abdul Majid menyampaikan, untuk bisa menjalin hubungan terbaik dengan Allah ada beberapa cara. 4 cara jalin hubungan baik dengan Allah ini selalu bergandengan, meliputi taubat, sabar, syukur, dan istiqomah.
Cara Pertama, Taubat
Abdul Majid menyampaikan, salah satu sebab orang itu bermasalah adalah dosa, yang membuat hubungan dengan Allah kurang harmonis. Dijelaskan, kisah Nabi Adam yang taat kepada Allah dan menjalankan semua perintah Allah.
“Allah memberikan kehidupan yang enak, semua tercukupi. Tetapi ketia Nabi Adam melanggar aturan Allah, maka langsung seluruh kenikmatan yang dirasakan dicabut oleh Allah,” ujarnya.
Orang yang banyak dosa itu, lanjutnya, kebanyakan karena menjauhi Allah. Cara mendekatnya adalah taubat. Ia mengatakan, dari sekian waktu yang diperintahkan Allah untuk bertaubat yakni dengan banyak istighfar sebelum Subuh.
“Juga orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfaqkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar,” ujarnya mengartikan al-Quran surat Ali Imron ayat 17.
Abdul Majid menjelaskan, pada ayat tersebut ada kata walmustaghfiriina. Allah di ayat itu menggunakan isim fail. “Isim itu tidak terikat waktu, apa besok, sekarang atau nanti, melainkan dikerjakan secara terus- menerus,” tuturnya.
Menurutnya, jika ingin dekat dengan Allah maka banyak istighfar sebelum Subuh. Di ayat itu, kata dia, Allah tidak menjelaskan secara khusus waktu Subuh, tapi pada waktu sahur. “Dan sahur itu dikerjakan sebelum Subuh, jika setelah Subuh namanya sarapan, hehehe…,” ujarnya disambut tawa para jamaah.
Abdul Majid berharap jamaahnya dapat memperbanyak istighfar dan meminta ampun kepada Allah, seperti dicontohkan Rasulullah. “Demi Allah, sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali,” ujarnya membacakan hadits riwayat Bukhari.
Garansi Taubat dan Istighfar
Ia menyampaikan, barangsiapa yang mau bertobat dan terus- menerus beristighfar, maka di setiap kesulitan akan diberi jalan. Diceritakan, Nabi Yunus telah melakukan kesalahan meninggalkan kaumnya, merasa putus asa selama 30 tahun berdakwah namun tidak satu pun mengikutinya.
Kisah Nabi Yunus itu, lanjutnya, diabadikan dalam surat Al Anbiya ayat 87. “Dan ingatlah Dzum Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan gelap, laa ilaaha illan anta subhanaka innii kuntu minadzoolimin. Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang dzalim,” jelasnya.
Garansi istighfar berikutnya, kata Abdul Majid, jika bersedih oleh Allah akan diganti dengan kegembiraan. Dikisahkan, hal itu seperti Nabi Adam AS saat ditinggal istri tercinta. Kisah ini diabadikan dalam surat Al A’raf ayat 23. “Keduanya berkata, Ya Tuhan kami, kami telah mendzalimi diri sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi,” paparnya.
Ia menambahkan, garansi berikutnya adalah diberi Allah rizki di luar jatah. “Jika orang yang bekerja setiap bulan ada jatah gaji, ini rezeki di luar gaji, contohnya,” kata dia.
Cara Kedua, Sabar
Setiap orang hidup itu pasti tidak mulus. Ada masalah-masalah yang membuat kita harus sabar. Abdul Majid mengatakan, ada sabar yang komplit yakni sabar menjalankan perintah karena semua bentuk perintah Allah harus dengan kesabaraan. “Misalnya perintah orang laki-laki shalatnya di masjid dan bisa istiqamah. Jika tidak sabar maka akan sulit dikerjakan,” jelasnya.
Selanjutnya, kata dia, sabar menjauhi larangan Allah dan menghadapi musibah. Ia menyampaikan, jika kita sabar dan ridha dengan musibah yang diberikan, maka musibah itu akan dikurangi.
Jika diberi musibah tidak sabar dan mengumpat, itu akan menjadi dua musibah, yakni hilangnya pahala dan menyia-nyiakan ujian kesabaran dari Allah. Padahal, kata Abdul Majid, orang diberi musibah itu dimudahkan masuk surga dan mendapat derajat yang paling mulia di sisi Allah.
“Innamaa yuaffashoobiruna bighoiri hisaab. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas,” jelasnya membacakan penggalan ayat dalam surat Az Zumar ayat 10.
Resep Sabar
Tim pengajar Lembaga Pendidikan dan Pengkajian Ilmu Al-Quran (LPPIQ) Surabaya ini membagikan resep sabar. Yaitu berpikir dan katakan lastu waahidun, saya tidak sendiri.
Resep selanjutnya, Allah itu memberikan musibah sepaket dengan hikmahnya. Jika kita yakin maka akan menjadi ringan hidupnya. “Selalu berprasangka baik sama Allah dan berfikir selalu ada hikmah itu tidak akan menjadikan kecewa. Setiap kejadian tidak mungkin hanya sisi negatif saja, pasti ada sisi positifnya,” terang Abdul Majid.
Resep sabar yang terahir, jika yakin setiap musibah dan sabar menghadapinya, akan mendapat palaha besar. Penderitaan tidak lama, hanya sebatas usia kita saat di dunia, jika sabar akan diganti dengan surga.
Cara Ketiga, Bersyukur
Syarat untuk menjalin hubungan terbaik dengan Allah berikutnya adalah dengan bersyukur. Bersyukur itu memikirkan nikmatnya Allah, jangan tidak enaknya.
Abdul Majid kemudian mengajak jamaahnya mencoba menghitung nikmat Allah pada tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki. Semua mempunyai fungsi masing-masing.
Rumus hidup itu, kata dia, apa yang kita cintai belum tentu baik dan apa yang kita benci belum tentu jelek. Untuk bisa bersyukur, jika urusan dunia maka lihatlah yang ada di bawah kita, ada yang diuji sama seperti kita dan bahkan ada yang diuji melebihi ujian kita.
“Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat dzalim dan sangat mengingkari nikmat Allah,” jelasnya membacakan terjemahan al-Quran Surat Ibrahim ayat 34.
Cara Keempat, Istiqamah
Jika kita ingin dicintai Allah, maka istiqamahlah. Dikisahkan, dari Aisyiah ra berkata, Nabi pernah ditanya, manakah amal yang paling baik dicintai Allah? “Beliau bersabda, yang dilakukan secara terus menerus meskipun sedikit. Beliau bersabda lagi, dan lakukanlah amal-amal itu, sekadar kalian sanggup melakukannya,” ujar Abdul Majid menjelaskan hadits riwayat Bukhari.
Menurutnya, orang Islam itu terkadang berbuat baik namun tidak terprogram, semua kadang-kadang. Misalnya, apa kamu shalat malam? Iya pernah kadang-kadang. “Padahal amal yang dicintai Allah itu tidak banyak, namun yang dikerjakan secara berkesinambungan, terus-menerus,” kata dia.
Ia mengatakan, Nabi Muhammad pernah diperdengarkan oleh Allah suara sandal Bilal bin Rabbah di surga. Setelan dicek oleh Nabi Muhammad amalan apa yang membuatnya menjadi ahli surga, ternyata Bilal selalu shalat setelah wudlu, entah shalat wajib maupun shalat sunnah.
Yang kedua selalu witir sebelum tidur. Dan yang ketiga selalu shalat Dhuha minimal dua rakaat dan keempat selalu puasa minimal sebulan tiga kali. Empat amalan itu, kata Abdul Majid, yang dijaga dan dikerjakan oleh Bilal bin Rabbah.
Syarat Istiqamah
Ia menegaskan, istiqamah itu berat dan harus mujahadah, yaitu berjuang dengan sungguh-sungguh. Berbuat baik itu harus dipaksa, jika ingin istiqamah shalat malam harus bisa mengalahkan kantuk. “Jika tidak segera berdoa, wudlu, dan segera shalat, alamat bablas syetan lebih kuat,” ungkapnya.
Selain mujahadah, diperlukan juga muraqabah, selalu terus-menerus merasa diawasi. Hal itu harus dimunculkan pada diri sendiri bahwa Allah selalu mengawasi dan kita tidak bisa sembunyi dariNya.
“Tidaklah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia di antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu,” papar Abdul Majid membacakan terjemah al-Quran Surat Al Mujadillah ayat 7.
Ia berharap 4 cara jalin hubungan baik yang telah dijelaskannya dapat selalu dilakukan sehingga hidup menjadi lebih bermakna. (*)
Penulis Ian Ianah. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.