PWMU.CO-Kuliah Tarjih Online (KTO) melalui Whatsapp bisa menjadi pilihan warga Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumberrejo Bojonegoro untuk memahami pembahasan Himpunan Putusan Tarjih (HPT).
Kuliah Tarjih Online ini adalah hasil pengajian tarjih yang diasuh oleh Lukman Hakim Lc MA setiap Sabtu pukul 15.00 di Kantor PCM Sumberrejo. Resume pengajian ditulis kemudian di-posting di WA Group agar menjadi diskusi anggotanya.
Ketua Majelis Kader PCM Sumberrejo Ahmad Syafi’i SFil MPd menjelaskan, pengajian tarjih ini sudah berjalan enam bulan. ”Materi pertemuan ke 23 pada Sabtu, 14 Maret 2020 membahas penutup bab iman dalam HPT,” katanya.
Pembahasannya, sambung dia, meliputi definisi akidah sahihah, pokok-pokok akidah sahihah, sumber akidah dalam perspektif Muhammadiyah, serta ahl al-haq was sunnah versus ahlul bid’ah wa al-dholalah.
Pengajian tarjih ini, ujar dia, memiliki jargon mentradisikan ketarjihan untuk warga Muhammadiyah. Peminatnya cukup banyak terdiri warga PCM Sumberrejo, PCM sekitarnya, hingga ada rombongan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Rembang Jawa Tengah juga hadir.
Pengasuh pengajian Lukman Hakim mengatakan, pokok-pokok akidah mulai dari iman kepada Allah, malaikat, rasul, kitab, hari kiamat, dan qada qodar.
“Pokok-pokok akidah yang benar itu terkandung dalam hadis yang membahas apa itu iman, Islam, dan ihsan seperti yang ditanyakan malaikat berwujud manusia kepada Nabi Muhamamd saw,” ungkapnya.
Mengutip pendapat Hasan al-Bana, ulama Mesir, Lukman Hakim menerangkan, akidah berasal dari kata aqo’id. Artinya, beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikit pun dengan keragu-raguan.
“Berarti masalah akidah itu sesuatu yang diyakini bersifat absolut. Akidah itu sangan general, rasional dan filosofis serta berdasarkan akal dan wahyu. Semua paham isme-isme itu bentuk akidah, campuran apapun itu. Sedangkan tauhid sangat spesifik dan bersifat dogmatis,” tandasnya.
Akidah Sahihah Menurut HPT
HPT berbicara tentang akidah dulu dibanding dengan tauhid yang bersifat spesifik. Dalam akidah Islam tidak boleh memvisualisasikan malaikat, apalagi Allah. Cara mengenal Allah dengan perenungan di alam ini sebagai perintah dari Allah.
Muhammadiyah, sambung dia, mengikuti akidah sahihah. Akidah sahihah maknanya menjelaskan kriteria yang benar. Istilah tersebut sebagai respon terhadap dua hal. Pertama, masuknya penyakit tahayul bid’ah khurafat dan syirik (TBCS) dalam akidah umat Islam.
Kedua, fanatisme terhadap aliran-aliran teologi tertentu sehingga terjadi kejumudan cara berpikir. Akibatnya pemikiran Islam menjadi terhenti. Pintu ijtihad baru sepertinya tertutup. Pemikiran akidah sahihah untuk mengembalikan persoalan akidah kepada al-Quran dan as-Sunah.
“Sumber akidah sahihah terdiri dari al-Quran dan hadits yang dikuatkan pemberitaan-pemberitaan yang mutawattir,” tandasnya. (*)
Penulis M. Shofi Editor Sugeng Purwanto