Ahli bicara: Covid-19: Penularan dan Ikhtiar Mencegahnya. Artikel ini ditulis oleh Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt dari Universitas Indonesia.
PWMU.CO – Peningkatan kasus positif infeksi Covid-19 di Indonesia saat ini tengah mengalami eskalasi yang tinggi, sejak dua orang di Indonesia dikabarkan positif terjangkit Virus Corona. Sebagaimana diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020
Hanya dalam waktu dua pekan kini ratusan korban positif wabah pandemi Covid-19 di Indonesia telah dikonfirmasi dan diumumkan oleh Kemenkes melalui juru bicaranya.
Menghadapi situasi wabah Corona baru (Covid-19) yang telah dinyatakan oleh WHO sebagai pandemi dunia ini kita perlu meningkatkan kewaspadaan dan keprihatinan atas para korban Covid-19 yang telah dan merenggut sekitar 6,492 orang meninggal dan telah 169,034 orang di seluruh dunia sampai dengan tanggal 15 Maret 2020.
Situasi Indonesia, menurut laman, covid19.kemkes.go.id, sejak 30 Desember 2019 sampai 15 Maret 2020 pukul 14.00 WIB, terdapat 1.293 orang yang diperiksa dari 28 provinsi. Dengan hasil pemeriksaan yaitu 1.167 orang negatif dan sebanyak 117 kasus dinyatakan positif Covid-19 dan 9 sampel masih dalam pemeriksaan.
Mengenal Covid-19
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh strain virus baru yang termasuk dalam golongan Coronavirus. Morfologi virus corona ini memiliki spike yang menyerupai mahkota di permukaannya.
Virus corona yang dapat menginfeksi manusia ini kali pertama diidentifikasi pada pertengahan 1960-an.
Ada empat sub-kelompok utama dari Coronavirus, yang dikenal sebagai alpha, beta, gamma, dan delta. Tujuh strain Coronavirus yang dapat menginfeksi manusia tersebut adalah:
- 229E (Alpha Coronavirus)
- NL63 (Alpha Coronavirus)
- OC43 (Beta Coronavirus)
- HKU1 (Beta Coronavirus)
- MERS-CoV (Beta Coronavirus yang menyebabkan sindrom pernafasan Timur Tengah atau MERS)
- SARS-CoV (Beta Coronavirus yang menyebabkan sindrom pernapasan akut atau SARS)
- SARS-CoV-2 (Coronavirus baru yang menyebabkan penyakit Coronavirus 2019 atau Covid-19).
Manusia umumnya dapat terinfeksi dengan virus corona manusia 229E, NL63, OC43, dan HKU1, dengan gejala ringan.
Namun dalam dua dekade terakhir ini Coronavirus yang tergolong sebagai virus Zoonosis (virus yang berasal dari hewan) ini dapat berevolusi. Dan membuat strain baru menjadi virus corona yang lebih virulent terhadap manusia. Tiga contoh strain Coronavirus baru dari ini adalah SARS-CoV, dan MERS-CoV, dan Covid-19.
Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh Virus Corona baru yang menyebabkan Covid-19 ini berkisar dari gelala ringan hingga berat. Tanda dan gejala infeksi termasuk demam, batuk, dan kesulitan bernapas. Covid-19 juga menyebabkan penyakit parah dan kematian pada pasien.
Faktor risiko tingkat keparahan Covid-19 ini belum diketahui dengan jelas. Namun orang dengan usia lanjut dan orang-orang yang memiliki kondisi medis kronis seperti penyakit jantung, paru-paru, atau diabetes dan dengan kondisi medis kronis yang serius lainnya berisiko lebih tinggi dan mengalami komplikasi yang lebih serius bila terinfeksi Covid-19.
Penularan Covid-19
Virus ini diperkirakan menyebar terutama dari orang ke orang, melalui sentuhan erat satu sama lain, melalui droplets (percikan air liur) ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin dalam jarak sekitar 2 meter.
Droplets ini dapat masuk melaui mulut atau hidung orang yang berada di sekitarnya dan dapat masuk ke dalam paru-paru.
Masa inkubasi Covid-19 adalah berkisar antara 2-14 hari. Setelah itu baru muncul gejala penyakitnya, dari gejala yang ringan hingga penyakit berat dan kematian.
Gejala-gejala yang muncul setelah 2-14 hari paparan antara lain berupa, demam, batuk dan sesak napas.
Pada masa inkubasi ini, berdasarkan beberapa penelitian diketahui bahwa penderita sangat potensial menjadi pembawa virus yang dapat ditularkan ke orang lain.
Jika gejala penyakit semakin parah, maka sangat dianjurkan segera hubungi petugas medis agar segera mendapatkan bantuan medis.
Tanda-tanda peringatan darurat antara lain, kesulitan bernafas atau sesak nafas, nyeri di dada, kebingungan atau kehilangan kesadaran, bibir atau wajah kebiru-biruan, atau gejala lain yang lebih parah.
Social Distancing
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), saat ini belum ada obat atau vaksin yang terbukti efektif untuk pengobatan atau pencegahan sindrom pernapasan akut yang disebabkan oleh Covid-19.
Maka sangat penting bagi kita untuk menjaga diri agar terhindari dari penularan Virus Corona. Untuk itu salah satu cara yang terbaik adalah dengan sering mencuci tangan dan social distancing.
Bentuk social distancing adalah tidak mendatangi tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan, food court, event besar yang dihadiri banyak orang, ruang publik, tempat pariwisata, dan lainnya.
Selain itu, social distancing dapat dipraktikkan dengan menjaga jarak minimal dua meter dengan orang lain. Dengan jarak tersebut, maka dianjurkan tidak melakukan jabat tangan atau berpelukan saat bertemu satu sama lain.
Pengobatan Coronavirus Disease
Saat ini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi Covid-19 atau anti virus yang spesifik untuk pengobatan Covid-19.
Oleh sebab itu WHO menganjurkan, jika gejala infeksi parah, perawatan suportif dapat diberikan oleh dokter di rumah sakit. Jenis pengobatan yang diberikan antara adalah: cairan infus untuk mengurangi risiko dehidrasi, obat untuk mengatasi demam, dan pemberian oksigen dalam kasus yang lebih parah.
Orang yang mengalami kesulitan bernapas akibat terinfeksi dapat ditunjang dengan pemasangan respirator.
Vaksin dan obat untuk COVID-19 saat ini sedang dikembangkan di beberapa negara. Ada beberapa bukti bahwa obat tertentu memiliki potensi efektif untuk mencegah penyakit atau mengobati gejala-gejala Covid-19.
Namun, para peneliti masih perlu melakukan uji coba, dan masih membutuhkan waktu yang cukup lama hingga benar-benar bisa digunakan dalam klinik.
Mengacu pada artikel yang ditulis oleh Daniel Yetman dalam Healthline pada tanggal 12 Maret 2020, saat ini terdapat beberapa jenis obat yang sedang diteliti antara lain adalah:
1. Remdesivir
Remdesivir adalah obat antivirus spektrum luas yang pada awalnya obat ini dirancang untuk virus Ebola.
Para peneliti telah menemukan remdesivir sangat efektif untuk memerangi Virus Corona baru dalam sel yang terisolasi.
Penggunaan obat ini belum disetujui pada manusia, tetapi dua uji klinis untuk obat ini telah dilaksanakan di Cina. Satu uji klinis baru-baru ini juga disetujui oleh FDA di Amerika Serikat.
2. Chloroquine
Chloroquine adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit malaria dan autoimun. Sudah digunakan selama lebih dari 70 tahun dan dianggap aman.
Para peneliti telah menemukan bahwa obat ini efektif memerangi Covid-19 dalam penelitian yang dilakukan secara in vitro.
Setidaknya saat ini ada 10 uji klinik untuk mengetahui potensi penggunaan klorokuin sebagai pilihan untuk mengobati Covid-19.
3. Lopinavir dan Ritonavir
Lopinavir dan ritonavir yang dijual dengan nama Kaletra ini sebetulnya dirancang untuk mengobati HIV.
Di Korea Selatan, seorang pria berusia 54 tahun diberi kombinasi kedua obat ini dan mengalami perbaikan yang signifikan, dalam penurunan viral load dari coronavirus.
Menurut WHO kemungkinan ada manfaat menggunakan Kaletra dalam kombinasi dengan obat lain.
4. APN01
Sebuah uji klinis telah dimulai di Cina untuk memeriksa potensi obat yang disebut APN01 untuk melawan virus corona baru.
Para ilmuwan yang pertama kali mengembangkan APN01 pada awal 2000-an menemukan bahwa protein spesifik yang disebut ACE2 terlibat dalam infeksi SARS. Protein ini juga membantu melindungi paru-paru dari cedera akibat gangguan pernapasan.
Pada penelitian terbaru, ternyata coronavirus 2019, juga menggunakan protein ACE2 untuk menginfeksi sel pada manusia.
Percobaan secara randomized, dual-arm trial, untuk melihat efek obat pada 24 pasien selama 1 minggu. Setengah dari peserta dalam percobaan akan menerima obat APN01, dan setengah lainnya akan diberi plasebo. Jika hasilnya menggembirakan, uji klinis yang lebih besar akan dilakukan.
5. Favilavir
China telah menyetujui penggunaan obat antivirus favilavir untuk mengobati gejala Covid-19. Obat ini awalnya dikembangkan untuk mengobati peradangan di hidung dan tenggorokan.
Meskipun hasil penelitian belum dirilis, obat tersebut seharusnya terbukti efektif dalam mengobati gejala COVID-19 dalam uji klinis terhadap 70 orang pasien.
Ikhtiar dan Doa yang Diajarkan
Demikianlah sekilas gambaran tentang Covid-19 yang kini sedang menjadi ancaman pandemi global.
Menghadapi situasi seperti ini, marilah berikhtiar untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh dengan makan makanan yang halal dan bernutrisi, bersabar, bertawakkal seraya berharap pertolongan dari Allah SWT.
Di samping itu marilah kita dukung program pemerintah guna menanggulangi semakin merebaknya wabah penyakit Covid-19 ini dengan sering mencuci tangan, menggunakan masker, dan social distancing.
Social distancing dan cara karantina yang kini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini sesuai dengan tuntunan Islam dalam menghadapi musibah penyakit menular.
Rasulullah bersabda, “Jika kalian mendengar tentang wabah-wabah di suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Tetapi jika terjadi wabah di suatu tempat kalian berada, maka janganlah kalian meninggalkan tempat tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Menghadapi kondisi ini, marilah kita berlindung dari wabah Covid-19 ini kepada Allah sebelum kita berlindung kepada kemampuan diri kita sendiri atau kemampuan makhluk lainnya.
Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penjaga. Allah berfirman:
فَٱللَّهُ خَيۡرٌ حَٰفِظٗاۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ
“Maka Allah adalah sebaik-baiknya penjaga dan Dialah Maha Penyayang di antara para penyayang”. (Yusuf Ayat 64).
Marilah kita senantiasa membaca doa-doa pelindung yang bersumber dari al-Quran seperti surat al-Falaq dan an-Nas. A taupun dari doa-doa yang bersumber dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, seperti doa yang dianjurkan untuk dibaca di pagi dan petang hari:
بِسمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهَ شَيءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَمَاءِ وَهُوَ السَمِيعُ العَلِيم
“Dengan nama Allah yang tidak membahayakan dengan namaNya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, dan Ia lah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan perlindungan-Nya bagi kita. Sehingga kita terhindar dari wabah penyakit menular Covid-19. Amin ya Rabbal Alamin. (*)
Kontributor Isrotul Sukma. Editor Mohammad Nurfatoni.