Virus Corona Paksa Guru Melek IT. Opini Ria Pusvita Sari, Guru SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik, ini meyorot hikmah di balik pandemi Covid-19 bagi dunia pendidikan.
PWMU.CO – Biasanya, liburan merupakan masa yang paling dinantikan setiap orang. Namun liburan kali ini berbeda kondisinya.
Sejak pemerintah memberlakukan program ‘Belajar di Rumah’ akibat pandemi Covid-19, sekolah-sekolah meliburkan siswanya, termasuk sekolah Muhammadiyah. Libur terhitung 16-29 Maret 2020.
Kondisi tersebut membuat guru, siswa, dan orangtua—mau tidak mau—harus menyesuaikan diri. Khususnya terkait kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah.
Guru yang sebelumnya terbiasa mengajar secara tatap muka, harus mengubah metode KBM-nya. Mau tidak mau, guru harus menggunakan metode belajar daring (dalam jaringan) alias online sebagai pengganti tatap muka.
Bagi guru yang pernah menerapkan belajar daring sebelumnya, kondisi ini tentu tidak menjadi masalah. Sebaliknya, hal ini menjadi kendala bagi guru yang belum pernah menggunakan metode belajar daring sekali pun.
Namun, pandemi Covid-19 menjadi tuntutan bagi semua guru. Mereka yang belum terbiasa atau bahkan tidak tahu, terpaksa harus menyesuaikan dengan menerapkan metode belajar daring melalui media atau aplikasi pembelajaran yang dipilih.
Para guru ini harus menyiapkan bahan ajar yang akan diunggah atau disebarkan kepada siswa melalui media atau aplikasi pembelajaran yang dipilih.
Selanjutnya mereka menentukan media belajar yang sesuai dengan kondisi siswa agar belajar di rumah dapat berjalan secara efektif. Sebab, tentu berbeda antara siswa SD, SMP, dan SMA.
Beberapa media yang dapat dipilih antara lain; Group WhatsApp, email, Google Clasroom, atau aplikasi media belajar lain rekomendasi Kemendikbud.
Selain itu, guru juga diharapkan mengunggah media pembelajaran berupa modul, tutorial, video, latihan soal, atau lembar kerja siswa ke media yang telah ditetapkan atau disepakati bersama. Di sana, guru wajib memberikan penjelasan atas pertanyaan yang disampaikan siswa.
Berdampak pada Siswa dan Orangtua
Program ‘Belajar di Rumah’ ini juga berdampak pada siswa dan orangtua. Mau tidak mau, mereka harus menyesuaikan dengan kondisi yang ada, semaksimal mungkin.
Siswa mulai menyesuaikan diri dengan cara belajar secara online, baik via smartphone laptop, atau PC di rumah masing-masing.
Siswa diharapkan mempelajari bahan atau materi mata pelajaran yang diunggah guru melalui media yang telah disepakati. Siswa juga dapat melakukan diskusi dengan guru melalui media online jika masih ada hal yang kurang jelas dari materi yang diberikan.
Orangtua juga terdampak oleh kondisi ini. Apalagi mereka yang mempunyai anak usia sekolah dasar atau pra sekolah. Sebagian besar orangtua mungkin belum memfasilitasi anaknya dengan smartphone atau laptop pribadi.
Karena itu para orangtua ini dituntut lebih ekstra mendampingi dan memastikan anaknya melaksanakan kegiatan belajar di rumah masing-masing dan membatasi izin kegiatan di luar rumah.
Selama program ‘Belajar di Rumah’ ini, orangtua harus merelakan waktu dan smartphone atau laptop miliknya untuk digunakan anaknya belajar di rumah. Bagi orangtua yang keduanya bekerja, mereka juga masih harus mendampingi anaknya sepulang kerja.
Selain itu, mereka juga diharapkan melakukan koordinasi dengan guru kelas masing-masing. Tak kalah penting di tengah pandemi Covid-19 ini, orangtua juga diimbau membantu anak-anak menerapka pola hidup bersih dan sehat (PHBS) di rumah.
Libur Corona Jadi Gerakan Melek IT
Akibatnya, gerakan melek IT secara otomatis menjadi kebutuhan bagi semua orang. Tak hanya ‘melek’, beragam inovasi pembelajaran pun digulirkan di beberapa sekolah, khususnya Muhammadiyah.
Hal itu bisa kita lihat salah satunya dalam berita yang dilansir portal online PWMU.CO sejak program ‘Belajar di Rumah’ mulai diterapkan, Senin (16/3/20).
Hingga saat ini, sekitar 28 berita terkait inovasi program belajar daring di sekolah-sekolah Muhammadiyah yang bermunculan. Mulai dari tugas terstruktur online via WhatsApp sampai penggunaan video conference. Bahkan, ada berita tentang kuliah tarjih online yang tetap gayeng membahas Himpunan Putusan Tarjih (HPT).
Tak hanya proses belajar mengajar, salah satu sekolah Muhammadiyah di Gresik bahkan membuat kontrol pembiasaan harian siswa online untuk diisi orangtua di rumah setiap hari. Dengan begitu, guru kelas tetap bisa memantau aktivitas harian siswa di rumah, meski jarak jauh.
Yang juga menarik, Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggratiskan edumu.id untuk mendukung KBM daring saat ini.
Ide-ide kreatif tersebut tampaknya menjadi salah satu hikmah yang bisa diambil dari ‘libur Corona’ ini. Semua guru mulai belajar dan menerapkan metode belajar daring dan melek IT.
Ah, ternyata Virus Corona paksa guru melek IT (technology information). (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.