Lawan Kegelisahan Hati Hadapi Wabah Corona ditulis oleh Ustadz Nur Cholis Huda, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur. Resepnya murah dan mudah.
PWMU.CO – Ada empat cara mudah dan murah melawan kegelisahan hati akibat wabah Corona. Mudah artinya bisa dilakukan siapa saja kalau dia mau. Murah artinya biayanya terjangkau bahkan bisa tanpa biaya. Berikut ini uraian singkat.
Resep Pertama Lawan Kegelisahan Hati
Mendekat kepada Tuhan. Ikuti petunjuk dalam kitab suci-Nya. Kita akan menemukan harapan yang melimpah. Tetapi jika mengabaikan Tuhan maka harapan kita menjadi sangat pendek.
Saya teringat dialog ringan dengan seorang mahasiswa Beijing. Kejadiannya sudah lama. Lebih sepuluh tahun lalu. Tetapi saya tetap mengingatnya. Dia menjadi pemandu kami. Dialog iseng itu kurang lebih begini.
“Apakah Anda beragama? Budha atau Kong Hu Chu?” tanya saya.
“Saya tidak beragama,” jawabnya.
“Tapi Anda bertuhan? Percaya pada Tuhan kan?”
Dengan tegas dia menjawab: “Saya tidak bertuhan.”
Terkejut saya mendengarnya. Harusnya tidak terkejut. Biasa-biasa saja. Bukankah ini di negara komunis. Tetapi telinga saya belum adaptasi. Pernyataan tidak bertuhan dengan tegas itu terasa tidak biasa.
“Anda pernah sakit? Atau keluarga Anda?” tanya saya.
“Ya. Bulan lalu ibu opname satu bulan. Sekarang sudah sembuh.”
“Waktu ibumu sakit tentu kamu berharap ibumu segera sembuh. Kepada siapa kamu berharap?”
“Kepada dokter yang merawat.”
Kalau tidak sembuh juga? Bahkan dokternya juga sakit? Kepada siapa lagi kamu berharap?”
Dia tidak menjawab. Malah tertawa. Lalu saya berkata: “Kalau saya, karena beragama dan punya Tuhan, maka saya berharap kepada Tuhan saya. Dia yang Maha Penyembuh.”
Dia tampak kurang peduli dengan ucapan saya. Pasti dia menganggap perkataan yang tidak penting. Namun dari dialog iseng itu saya mendapat pelajaran penting.
Orang yang tidak beragama itu harapannya pendek. Jika sakit harapannya hanya sampai pada obat dan dokter. Tetapi orang beriman menyandarkan harapannya kepada Tuhan.
Dia yakin Tuhan akan memberikan yang terbaik. Seperti kata al-Quran: ”Kalian punya harapan dari Allah, sedangkan mereka tidak punya harapan.” (an-Nisa’ 104).
Orang beragama juga berani menghadapi kenyataan. Selalu optimis dan realisitis. Dia yakin semua yang terjadi memang sudah menjadi ketentuan Allah.
“Katakan (Muhammad) tidak akan menimpa kami apapun kecuali Allah sudah menetapkannya untuk kami. Dia pelindung kami dan kepada Allah hendaklah orang-orang mukmin bertawakal (at-Taubah: 51).
Apakah berarti kita boleh berdiam diri membiarkan wabah Corona merajalela? Toh nanti Tuhan yang menentukan. Sehat atau sakit tergantung Tuhan.
Ini pikiran orang picik yang tidak paham sunnatullah. Cocok untuk orang yang malas. Ikhtiar adalah keharusan.
Resep Kedua Lawan Kegelisahan Hati
Menjaga kesehatan.Ini salah satu bentuk ikhtiar sangat penting. Apalagi masa wabah Corona. Rasulullah SAW memerintahkan menjaga kesehatan. “Sihhataka qabla saqamika, Jaga sehatmu sebelum datang sakitmu.”
Perhatikan petunjuk para dokter. Perintah paling sederhana adalah jaga jarak. Jangan bergerombol. Jaga kebersihan diri. Selalu mencuci tangan.
Setiap orang bisa melakukannya. Namun banyak orang enggan melaksanakan. Kalau jaga jarak dan cuci tangan ini kita lakukan, kita telah menjaga diri sendiri dan menjaga keselamatan orang lain.
Hargailah perjuangan para tenaga medis yang tidak kenal lelah. Mengharukan. Bahkan ada yang harus meninggal dalam tugas.
Mereka minta kita membantu perjuangan itu. Sederhana. Jaga jarak. Jangan berkerumun dan cuci tangan. Tetapi banyak orang tidak peduli. Tetap berkerumun . Bergerombol. Bahkan ada yang bilang mengapa lebih takut pada Corona daripada kepada Allah? Sampai Jumatan juga dilarang?
Bacalah Fatwa MUI secara lengkap. Baca imbauan para tokoh ormas Islam dengan sempurna. Jangan sepotong-sepotong. Tidak ada yang malarang shalat Jumat.
Yang ada ialah harus menjaga jarak. Jika dalam salat Jumat tidak memungkinkan menjaga jarak, dan derah itu zone merah, maka umat boleh tidak melakukan shalat Jumat dan menggantinya shalat di rumah. Boleh tidak salat jumat. Bukan melarang shalat jumat.
Maka ada yang menutup masjid. Tidak menyelenggarakan shalat Jumat. Ada yang masjidnya besar, maka shaf dijarangkan persatu meter. Disediakan cuci tangan. Jumlah jamaah yang bisa ditampung menjadi jauh sedikit. Tinggal sepertiga dari biasanya.
Kita jangan merasa lebih pinter daripada para ulama yang memberi fatwa. Kita jangan mengikuti pikiran kita sediri. Atau fatwa dari sumber yang belum jelas kredibiltasnya. Tidak jelas ilmunya, penguasaan agamanya dan hanya modal agitasi belaka. Jika kita patuhi himbauan para ulama dan ahli kesehatan, insyaallah hati kita tidak cemas. Merasa aman.
Resep Ketiga Lawan Kegelisahan Hati
Gemar sedekah dan berbuat baik sebanyak mungkin. Tidak ada kebaikan yang hilang. Kebaikan itu pasti kembali kepada kita. Kebaikan sekecil apapun tidak pernah hilang.
Bagi orang yang hobi sedekah, dia mendapat tempat khusus. Hobi artinya tidak enak kalau tidak melakukan. Orang yang gemar sedekah dijamin dengan tiga hal: lahum ajruhum inda rabbihim, wa la khaufun alaihim wa la hum yakhzanun. Mendapat pahala di sisi Tuhan. Dibebaskan dari rasa cemas dan bebas dari rasa takut. Mari kita lawan kegelisahan hati.
Resep Keempat
Tekun Bedoa. Mari kita ingat pesan Rasulullah: “Jagalah hartamu dengan zakat. Sembuhkan sakitmu dengan sedekah. Tolaklah balak dengan doa.” (HR Baihaqi).
Masih ingat doa pendek yang diajarkan Rasulullah SAW? Hadits dari Usman bin Affan dengan perawi Tirmidzi dan Abu Dawud, menjelaskan bahwa siapa yang membaca doa ini tiga kali pada waktu pagi dan tiga kali pada waktu petang, maka tidak ada susuatu mudharat yang akan menimpa kita.
Doa pendek itu kita semua pasti sudah hafal:
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ‘
Bismillah alladhi la yadlurru ma’a ismihi syaiun fil ardli wala fis sama’. Wahuwas samiul ‘alim
Dengan nama Allah dan bersama namanya dengan menunaikan ajaran-ajarannya tidak terjadi apapun di bumi dan langit sesungghunya Allah maha mendengar lagi maha mengetahui.
Mari lawan kegelisahan hati dengan empat hal ini murah. Bahkan tidak berbayar bukan? (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.