Kisah Mahasiswi Indonesia Dilockdown Mendadak di Sudan ini ditulis Tri Mei Lisnawati, mahasiswa International University of Africa dan Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Sudan. Ditulis tanggal 24 Maret 2020.
PWMU.CO – Sudan, Afrika, memang bukan negara yang berkembang cepat seperti Indonesia. Tapi, dengan segala kekurangannya, pemerintah Sudan mengambil tindakan dan kebijakan cepat dalam persoalan ini.
Pemerintahan sudan menetapkan lockdown sejak Jumat (13/3/2020). Sudan dikunci baik jalur udara maupun darat, sampai waktu yang belum bisa ditentukan.
Tidak hanya lockdown, semua kegiatan belajar mengajar baik offline maupun online dinonaktifkan. Mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Waktunya sebulan. Sedangkan shalat Jumat dan shalat jamaah rawatib masih normal seperti biasa.
Pemerintah juga memberlakukan jam malam secara nasional secara resmi sejak, Selasa (24/03/2020). Jam malam berlaku pukul 20.00-06.00 waktu Sudan.
Dewan Keamanan dan Pertahanan Sudan menyatakan penyebaran Virus Corona (COVID-19) di Sudan sudah terbukti. Satu pasien warga Sudan dinyatakan postif. Satu lagi pasien orang asing juga dinyatakan positif. Dan ada 17 orang dalam pengawasan (ODP).
Mahasiswa Asia Dibully Corona
Penyebaran Virus Corona (Covid-19) yang berasal dari Wuhan Cina, berimbas pada mahasiswa asing di sana, khususnya yang berasal dari Asia.
Mereka selalu meneriaki, ”Corona … Corona… Corona …” Bukan hanya mahasiswa Cina namun semua orang Asia. Julukan itu membua kami risih dan kesal.
Lockdown juga diberlakukan di asrama mahasiswa yang ada di kampus masing-masing. Namun yang disayangkan kampus tidak memberikan informasi di awal tentang lockdown ini.
Begitu pula yang dilakukan asrama International University of Africa (IUA). Pembina asrama melakukan lockdown pada Ahad (22/2/2020) dengan tiba-tiba.
Di asrama putri (Abdullah as-Shofy) tersebut banyak dihuni mahasiswa asing dari berbagai negara. Mahasiswa Indonesia di situ lumayan banyak: sekitar 150 mahasiswi, termasuk saya.
Dengan pemberitauan yang tiba-tiba, tentunya kami belum melakukan persiapan kebutuhan pokok selama masa isolasi ini. Namun dengan inisiatif dan cepat tanggap para mahasiswi yang melaporkan ke pihak terdekat yakni ke Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), dan keluarga ataupun ormas yang ada di Sudan.
Alhamdulillah, mereka dengan cepat tanggap mengirimkan bahan pokok dan kebutuhan lainnya kepada mahasiswi.
Ada Asrama Dikosongkan
Yang mengagetkan, ada kampus yang benar-benar harus mengosongkan asrama. Yakni di Kota Omdurman. Di situ terdapat 20 mahasiswi Indonesia. Rasa panik yang luar biasa saat peristiwa itu.
Tapi, alhamdullilah, mereka akhirnya ditampung KBRI Sudan. Saat ini ke-20 mahasiswa itu diisolasi di sebuah rumah besar yang disiapkan KBRI.
Dari Sudan, saya yang lagi di-lokckdown mengimbau pada bangsa Indonesia untuk tidak melakukan kegiatan yang bersifat berkumpul dengan banyak orang.
Mohon senantiasa jaga kebersihan di manapun berada dan saling mengingatkan. Semoga dengan kejadian ini kita semua bisa mengambil hikmah dan segera berakhir. Dunia kembali sehat dan tersenyum manis. Wallahu a’lam.
Semoga kisah mahasiswi yang di-lockdown ini bermanfaat! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.