PWMU.CO – PCM ini terima wakaf untuk ponpes (pondok pesantren). PCM Yosowilangun Kabupaten Lumajang mendapatkan wakaf dua rumah dan sebidang tanah.
Merebahnya Virus Corona di Indonesia dan khususnya Jawa Timur ternyata tidak menyurutkan setiap orang untuk terus beramal shalih. Hal ini dibuktikan oleh H Abdul Wahid.
Pria kelahiran Lumajang yang kini tinggal di Kota Malang ini, Jumat (27/3/2020) menyerahkan dua buah rumah dan sebidang tanah seluas 2400 meter persegi kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Yosowilangun Lumajang.
Wakaf Rintisan Pondok Pesantren
Ketika proses ikrar wakaf selesai, H Abdul Wahid menyampaikan harapannya agar dua rumah dan sebidang tanah tersebut dapat digunakan sebagai rintisan pendirian pondok pesantren Muhammadiyah di Kecamatan Yosowilangun Lumajang.
“Kami berharap rintisan pendirian pondok pesantren di Yosowilangun ini bisa segera dimulai. Insyaallah kami siap men-support kelanjutan pendirian pesantren ini,” ungkapnya.
Menanggapi harapan H Abdul Wahid itu, Ketua PCM Yosowilangun Lumajang Drs H Satun Aminudin menyatakan bertekad untuk segera merealisasikan harapan pewakaf.
“Insyaallah kami segera melakukan koordinasi dengan anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah Yosowilangun untuk merespon harapan Bapak H Abdul Wahid,” jelasnya.
Rintis Pendirian Ponpes Tahfidhul Quran
Terkait dengan pendirian pondok pesantren, H Satun Aminudin menegaskan tentu saja perlu dipikirkan secara matang.
“Saat ini PCM Yosowilangun sedang merintis pendirian pesantren Tahfidhul Quran yang insyaallah akan dimulai pada bulan Juli 2020,” terangnya.
Menurut H Satun Aminudin Ponpes Tahfidhul Quran yang terletak di Desa Yosowilangun diperuntukkan bagi santri putra.
“Sedangkan pondok pesantren yang rencananya dibangun di atas tanah wakaf H Abdul Wahid ini khusus bagi santri putri,” ungkapnya.
“Banyak hal yang harus kami persiapkan dalam pendirian Ponpes Tahfidhul Quran ini. Selain tenaga pendidiknya, juga fasilitas lain yang sangat dibutuhkan,” tuturnya.
PCM ini terima wakaf untuk ponpes. Inspirasi wakaf di tengah badai pandemi Covid-19. (*)
Penulis Zainal Abidin. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.