PWMU.CO – Poster empati Covid-19 SD Almadany dalam peringatan Hari Kesehatan Internasional dibuat para siswa sekolah alam tersebut, Selasa (7/4/20).
Peringati momentum World Health Day (WHD) tiap 7 April itu, siswa SD Alam Muhammadiyah Kedanyang (SD Almadany) membuat poster. Isinya tentang dukungan untuk para tenaga medis yang tengah berjuang di garda terdepan pandemi Covid-19.
Kepala SD Almadany Drs AH Nurhasan Anwar MPd menyampaikan, tujuan diberikan tugas membuat poster untuk memupuk empati siswa. “Virus Corona telah menjadi bencana global, termasuk melanda seluruh negeri. Sangat pas menjadikan momen WHD dengan mengajak para siswa berempati terhadap pengorbanan tenaga medis. Termasuk membantu korban virus,” ungkapnya.
Poster-poster Cantik
Poster-poster yang dibuat para siswa menarik perhatian. Dukungan yang ditulis para siswa dalam poster ditambah gambar dan warna yang menarik menjadikan poster-poster tersebut tampak cantik dilihat.
Salah satu poster yang dibuat Muhammad Mirza Ardhani. Berisikan ucapan selamat berjuang tenaga medis dan ajakan untuk melindungi diri mereka yang ada di garda terdepan.
Nikmatuz Zahro, ibunda Muhammad Mirza Ardhani berprofesi sebagai bidan di Puskesmas Kebomas. Menjadi tim kesehatan di instansi kesehatan tersebut, menjadikan Ardhan, sapaannya, mememahami kerja bundanya yang tak mengenal hari libur saat pandemi Covid-19.
Lain lagi dengan poster buatan Hanifa Arin Widiyangmuda. Dalam karyanya tersebut, berisi ucapan terima kasih pada seluruh tenaga medis yang telah membantu melawan virus corona. Juga ada doa agar Allah SWT membalas jasa tenaga medis tersebut.
Sambil mewarnai poster yang dibuatnya, Arin, panggilannya, mengungkapkan betapa besarnya jasa tenaga medis. “Saat para pasien ketakutan akan Covid-19, dokter dan tenaga medislah yang membantu mereka,” ungkap Arin didampingi sang bunda Ummu Fathonah, saat menyelesaikan goresan-goresan krayon warnanya.
Arin juga bercerita, betapa luar biasa pengorbanan tenaga medis di kala masa pandemi. Seperti yang dituturkan pada sang bunda. “Ma, para tenaga medis itu rela bekerja berhari-hari tidak bertemu keluarga. Bahkan ada yang meninggal karena tertular virus corona dari pasien-pasiennya. Tenaga medis adalah pahlawan kita, Ma,” lanjutnya.
Virus Warna-Warni
Poster empati Covid-19 lainnya dibuat Febiola Naomi Brilian Rachmad. Dia membuat poster bergambar seorang tenaga medis tengah memegang bumi. Di atasnya ada lima gambar virus warna-warni dengan mata melotot seakan menakut-nakuti siapapun yang melihat.
Tulisan yang ada di dalamnya ditulis dalam bahasa Inggris. ‘Deares…Healthcare, Profesional’ (tenaga medis tersayang. Jaga kesehatan dan selalu profesional). Ada pula ucapan lainnya, ‘Thank You for Saving Lives and Keeping Indonesia Safe’ (terima kasih telah menyelamatkan kehidupan dan menjaga Indonesia tetap aman).
Dalam membuat karya tersebut, Febiola mengatakan dibantu sang mama. “Posternya dibantu mama, ustadz. Tapi idenya dari aku, lho,” ucapnya bangga dalam chat WhatsApp (WA).
Siswa lainnya, Delisha Qistina Putri tak mau kalah. Poster yang dibuatnya penuh makna dengan gambar seorang tenaga medis. Dengan berjongkok, tenaga medis itu melindungi bumi dari serangan virus corona yang menyerang di balik punggungnya.
Dalam posternya juga diberi tulisan ‘Thank You For Risking Your Life To Save in The World’ (terima kasih telah mengorbankan kehidupanmu untuk menyelamatkan dunia). Ditanya ide pembuatan poster empati Covid-19 tersebut, Delisha mengaku melihat contoh dari sang mama.
Ada lagi poster buatan Kayla Shafa Arcilla. Karya luar biasa dari gadis yang kerap menjadi juara lomba menggambar dan mewarna tersebut. Dalam gambar posternya, ada lima tenaga medis lengkap dengan APD (alat perlindungan diri), berlatar senja gedung rumah sakit. Di bagian bawah posternya ada dua pasien tengah dirawat yang akhirnya sembuh. Pasien tersebut lalu mengucapkan terima kasih pada tenaga medis.
Ketua Ikwam SD Almadany Nina Puspita Sari memberi tanggapan positif terhadap pembuatan poster ini. “Siswa diajarkan berempati terhadap tenaga medis yang berjuang melawan Covid-19. Mereka yang berada di garda terdepan menolong para korban pandemi ini layak disebut pahlawan,” ujarnya.
Tenaga Medis Pahlawan Kita
Apalagi, lanjut Nina Puspita, para tenaga medis tersebut rela meninggalkan keluarganya di rumah. “Mereka tetap menolong para pasien di rumah sakit dengan risiko tertular Covid-19. Maka selayaknya kita menghargai perjuangan mereka,” terangnya.
Nina Puspita juga meminta siswa sekolah alam pertama di Gresik ini membantu tenaga medis memutus rantai penyebaran Covid-19. “Caranya dengan tetap berada di rumah #StayAtHome agar tidak tertular virus. Juga mendoakan para tenaga medis agar selalu diberi kesehatan dan kekuatan dalam membantu korban virus asal Wuhan, China, tersebut,” pesannya.(*)
Penulis Mahfudz Efendi. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.