PWMU.CO – Daring SD Muga menambah antusias belajar siswa di rumah selama libur pandemi Covid-19. Hal itu dibuktikan dengan kegiatan belajar dalam jaringan (daring) yang dilakukan secara variatif oleh guru kelas V Nebula Titik S Ulfah SPd.
Guru SD Muhammadiyah 3 (Muga) Pandaan Pasuruan itu mengatakan, mayoritas siswanya belum mempunyai Android. Sehingga ia harus mencari cara supaya pembelajaran daring ini terlaksana dengan baik.
Sebagian siswanya, kata dia, harus menunggu orangtua mereka pulang kerja untuk dapat mengakses pembelajaran melalui android. “Jadi tugas yang saya berikan fleksibel. Tidak harus dipelajari pagi atau di jam-jam tertentu. Mereka bisa mempelajarinya setelah orangtua mereka pulang kerja,” jelasnya, Selasa (14/4/20).
Pembelajaran yang dibuat Titik S Ulfah ini di antaranya video pembelajaran yang diambil dari Rumah Belajar, power point presentation, katalog WhatsApp Bussines, dan video rekaman yang telah diunggah ke YouTube.
Ia juga memberikan ulangan berupa kuis dengan memanfaatkan Google Form. Selain itu, murajaah juz amma yang menjadi ikon SD Muga pun tetap terlaksana dengan bantuan orangtua. Mereka mengirimkan video menghafal putra-putrinya ke WhatsApp khusus tugas kelas V Nebula.
Pemanfaatan Grup WhatsApp
Titik S Ulfah membuat dua grup WhatsApp untuk kelas V Nebula. Pertama, grup Paguyuban Orangtua Murid (POM) yang sejak awal dibuat untuk komunikasi antara guru kelas dengan orangtua. “Dengan adanya pembelajaran daring ini kami manfaatkan juga untuk pemberian materi atau tugas,” ungkapnya.
Meski materi atau tugas sudah di-share di grup POM, ia tetap menyampaikan materi atau tugas secara pribadi melalui fitur WhatsApp yakni siaran grup, sehingga materi atau tugas bisa masuk langsung ke WhatsApp pribadi.
Kedua, grup khusus tugas. Grup ini untuk memberi dan menyetor tugas-tugas serta hafalan juz amma dan doa harian siswa.
Titik S Ulfah mengaku apa yang dilakukannya telah disambut baik oleh orangtua serta anak-anak. Terkadang, kata dia, mereka juga meminta video call hanya untuk melepas kangen.
Mereka menggunakan aplikasi zoom untuk bertanya kabar atau sekadar memperlihatkan wajah. “Meskipun tidak semua anak bisa bertegur sapa karena tidak semua android mendukung aplikasi zoom ini, namun mereka cukup senang bisa bertegur sapa dengan guru dan teman-teman sekelas,” jelasnya.
Tak hanya itu, Titik S Ulfah mengatakan, laporan ibadah yang biasanya dicek oleh guru ketika di sekolah, saat ini dilakukan oleh orangtua dan dilaporkan ke guru kelas melalui google form. (*)
Kontributor Titik S Ulfah. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.