PWMU.CO – Sadar pentingnya penanaman dan pemahaman sejak dini akan bahaya laten dari bullying yang belakangan ini agaknya kurang kuat dikampanyekan lagi, bahkan terabaikan. Untuk itu, 7 mahasiswa Psikologi Universitas Surabaya angkatan 2013 mengadakan Seminar Pendidikan yang bertemakan “Stop Bullying dan Violence Among the Students”, di Auditorium TMB, (24-25/8).
Program yang diprakarsai Jane, Tiko, Dimas, Valdy, Arifin, Iwan, dan Levina ini sangat menarik dan dinilai tepat sasaran, karena sangat mendidik, khususnya bagi siswa SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat). Apalagi materi disampaikan dengan sangat bersahabat, menarik, dan mengena. Tak hanya itu materi juga diselingi dengan pemutaran video singkat dan menariknya lagi ada doorprizenya.
(Baca: Ini Dia Pola Tokcer Pengasuhan Anak dan Alhamdulillah, Anakku Nakal…)
Dalam presentasinya di hadapan siswa-siswi kelas 3, 4, 5, dan 6, Jane selaku koordinator tim live in (pengabdian masyarakat) menyampaikan, bullying memang tidak patut hidup dan berkembang biak di bumi ini. Dia harus musnah semusnah-musnahnya. Sebab kejahatan bullying ini amat merugikan bangsa, baik yang melakukan maupun yang menjadi korban.
”Makanya stop bullying perlu untuk disosialisasikan secara intens dan berkelanjutan, terutama kepada anak-anak,” kata Jane yang sudah hampir sepekan ini di SD Mudipat Pucang.
Lantas secara bergiliran Arifin bersama Dimas menjelaskan, bullying itu sering kali dilakukan dalam bentuk ucapan atau tindakan yang menyakiti hati maupun fisik orang lain. Bullying itu sendiri, lanjut Arifin ada tiga jenis. Pertama berupa ucapan, kedua tindakan, dan ketiga sosial.”Kalau sudah berakibat pada menyakiti hati saja, atau fisik saja, atau mengakibatkan orang lain tersakiti hati maupun fisiknya, itu berarti sudah melalukan bullying,” katanya Arifin.
(Baca: Kak Seto: Dunia Anak adalah Bermain, Didiklah Anak dengan Cara Bermain dan Neno Warisman: Biarkan Anak Bermain yang Bermanfaat, Baru Diberi Tanggung Jawab)
Lebih lanjut Dimas mencontohkan, tindakan yang termasuk bullying seperti memukul, mengejek, dan memusuhi. ”Apapun bentuk bully dan itu sangat tidak terpuji, janganlah dilakukan,” tegas Dimas.
Senada dengan itu, Kepala SD Mudipat Pucang Surabaya Edy Susanto MPd mengungkapkan, dampak dari bullying itu sangat fatal. Bahkan bisa mengakibatkan si korban stres, gelisah, merasa dikucilkan dan tidak berguna, serta hilangnya rasa percaya pada diri sendiri. Lanjut Edy, bullying sangat kejam, maka harus jauhi dan pelaku bullying harus segera merubah sikap dengan cara berbuat baik pada sesama dan sebarkanlah hal-hal positif dalam diri.
”Solusinya untuk korban, pertama berbicaralah pada orang yang dipercaya, baik orangtu, guru, dan sahabat, serta lainnya. Kedua tetap tegar dan berfikir positif. Ketiga hindari orang yang bersikap buruk. Dan keempat, bertemanlah dengan orang shalih shalihah yang membuat kita bahagia dunia dan akhirat,” terangnya. (mly/aan)