Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir? Pertanyaan itu dijawab oleh ahli mikrobiologi klinis di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt.
PWMU.CO – Grafik pertambahan kasus positif Covid-19 di berbagai belahan dunia masih terus meningkat. Belum ada tanda-tanda mencapai melandai, apalagi menurun. Sampai saat ini, kasus positif yang dilaporkan telah tembus angka 3 juta di seluruh dunia.
Menurut data yang dilansir worldometers tanggal 28 April 2020, kasus positif terpapar Virus Corona SARS-CoV-2 dengan jumlah kematian lebih dari 217.974 korban.
Saat ini Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus Covid-19 terbanyak, lebih dari 1 juta kasus, disusul oleh Spanyol, Italy, dan Prancis.
Di Indonesia, seperti dilaporkan covid19.go.id kasus posisit Covid-19 per 28 Aril 2020 telah mencapai 9.500 orang. Dengan pasien sembuh 1.254 dan meninggal dunia 773 orang.
Pertanyaannya, kapan pandemi Covid-19 berakhir? Seperti apa kira-kira akhir dari wabah pandemi Covid-19 ini?
Untuk menjawab pertanyaan itu, PWMU.CO mewawancarai ahli mikrobiologi klinis di Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Prof Dr Maksum Radji M Biomed Apt, Selasa, (28/4/20).
Berikut penjelasan Prof Maksum Radji yang juga Pembina Pondok Babussalam Socah, Bangkalan, Madura.
Berbagai Prediksi para Ahli
Pandemi Covid-19 sejak kali pertama dilaporkan pada akhir tahun 2019 yang lalu di Wuhan China, telah memasuki bulan yang keempat. Namun hingga saat ini ini belum ada tanda-tanda akan berakhir.
Oleh sebab itu wajar jika timbul banyak pertanyaan kapan kira-kira wabah ini akan berakhir. Jawaban pastinya belum ada yang tahu, mengingat belum sepenuhnya dipahami pola siklus virus Covid-19 ini secara epidemiologis.
Belakangan ini beredar sejumlah model prediksi dari beberapa institusi di dunia termasuk di Indonesia. Prediksi ini dibuat berdasarkan model perhitungan dan beberapa faktor penentu yang berbeda-beda.
Prediksi Jianxi Luo
Peneliti Jianxi Luo asal Singapore University of Technology and Design, membuat model prediksi berdasarkan SIR (susceptible-infected-recovered) dari beberapa negara di dunia yang terjangkit wabah Covid-19.
Berdasarkan regresi data laporan kasus Covid-19 dari 131 negara yg terjangkit wabah Covid-19, telah dibuat estimasi grafik siklus pandemi dan memprediksi kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir.
Model estimasi berdasarkan SIR ini, selalu diperbaharui setiap hari sesuai dengan data kasus Covid-19 yang masuk dari berbagai negara dan diestimasi kapan masa puncak wabah, kapan waktu tercapai 97 persen dan 99 persen kasus Covid-19 di suatu negara tertentu.
Sebagai contoh estimasi Covid-19 dari 131 negara pada 25 April 2020. Misalnya wabah pandemi Covid-19 di dunia, 97 persen kasus dicapai pada 30 Mei 2020, sedangkan 99 persen kasus akan tercapai pada 17 Juni 2020.
Di wilayah Asia Tenggara, Singapore diprediksi 99 persen kasus Covid-19 akan tercapai pada 14 Juni 2020. Di Brunei 21 April, Thailand 7 Mei, Myanmar 12 Mei, Malaysia 19 Mei, Philippine 20 Mei 2020.
Sedangkan di Indonesia, 99 persen wabah Covid-19 diprediksi akan terjadi pada 24 Juni 2020.
Walaupun demikian, beberapa pakar masih meragukan ketepatan dari model estimasi yang dilakukan oleh ahli dari Singapore University of Technology and Design tersebut. Mengingat estimasi yang dilakukan sebenarnya lebih ditujukan untuk pendidikan dan riset serta perlu terus diperbarui sesuai perkembangan kasus Covid-19 di setiap negara.
Prediksi Ahli Indonesia
Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa model prediksi dan estimasi, yang dirancang oleh beberapa institusi. Antara lain yg dirancang oleh Pusat permodelan Matematika dan Simulasi ITB, Ahli statistika dan Alumni FMIPA-UGM, Alumni FMIPA-UI, Badan Intelijen Nasional (BIN), Tim FKM-UI, Ahli Matematika UNS.
Menurut prediksi mereka, Covid-19 di Indonesia akan berakhir antara akhir Mei atau awal bulan Juni 2020. Itupun sangat tergantung pada seberapa jauh masyarakat disiplin dalam mengikuti anjuran PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dan physical distancing, serta larangan mudik.
Semakin patuh akan semakin cepat penurunan angka kejadian infeksi. Sebaliknya jika tidak dipatuhi maka akan semakin tinggi angka kesakitan, dan semakin lama wabah Covid-19 akan berakhir.
Gambaran Akhir Pandemi Covid-19?
Kapan pandemi Covid-19 berakhir merupakan pertanyaan yang amat menarik, terutama jika ditinjau dari aspek imunologi dan virologi.
Akhir dari wabah Covid-19 ini belum ada yang tahu dengan pasti. Kemungkinan yang pertama, virus penyebab Covid-19 akan menghilang dalam waktu yang tidak terlalu lama jika dikaitkan dengan pola wabah virus Corona yang sekerabat yakni virus SARS dan virus MERS.
Kemungkinan yang kedua, wabah ini masih akan berlangsung lama, dalam arti bahwa virus penyebab Covid-19 akan berada dalam tubuh manusia sebagai inangnya, dan akan menular secara berkala, kecuali kita bisa memberantasnya.
Kita telah mengalami perjalanan panjang dalam upaya memberantas wabah pandemi yang disebabkan oleh virus. Katakanlah wabah Virus Cacar, Virus Polio, Virus Campak dan lainnya.
Untuk Virus Corona banyak yang kita belum tahu perilakunya. Apakah bersifat musiman? Bagaimana sifat kekebalan yang didapat ketika seseorang terinfeksi? Apakah kekebalan yang didapat bersifat permanen atau tidak bertahan lama di dalam tubuh seseorang?
Bila pola sebaran virus penyebab Covid-19 ini bersifat musiman, maka cara yang terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menemukan vaksinnya yang efektif. Karena untuk wabah virus, mencegah jauh lebih baik daripada mengobati.
Faktor Kendala Atasi Pandemi Covid-19?
Banyak faktor yang menjadi kendala setiap menghadapi wabah pandemi baru, terutama yang disebabkan oleh virus yang sangat menular. Pertama, kesiapan fasilitas kesehatan, ketepatan pemeriksaan laboratorium untuk identifikasi virus Covid-19, baik berupa rapid test, atau uji konfirmasi dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR).
Kemampuan untuk mendeteksi ini amat penting dalam mengatasi penularan Covid-19 oleh orang-orang yang asimptomatik, yaitu orang yang mambawa virus tanpa gejala atau disebut dengan orang tanpa gejala (OTG) Covid-19.
Kedua, belum tersedia obat antiviral yang spesifik, serta penemuan vaksin yang butuh waktu lama.
Selain itu, juga belum jelas orang yang sembuh dari Covid-19. Apakah antibodinya dapat memberikan perlindungan tetap? Apakah orang-orang yang telah sembuh bisa tertular kembali setelah beberapa waktu tertentu? Mengingat bahwa saat ini telah teridentifikasi adanya sub-galur virus Covid-19 A, B dan C. Sehingga kemungkinan antibodi yang terbentuk adalah antibodi parsial, yang tidak mampu melindungi sepenuhnya dari semua jenis sub-galur virus Covid-19.
Faktor lain adalah berapa lama antibodi terhadap virus Covid-19 tersebut dapat bertahan di dalam tubuh seseorang. Apakah bisa bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun? Hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Perkembangan Vaksin Virus Corona
Sebagaimana telah disebutkan di atas, untuk mengatasi wabah pandemi yang disebabkan oleh virus yang cepat sekali menyebar ini, maka vaksin merupakan salah satu upaya pencegahan yang efektif.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang telah disetujui untuk digunakan secara global guna mengatasi wabah Covid-19 ini. Namun demikian, ada berbagai upaya yang sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diharapkan sudah akan tersedia vaksin terhadap SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 dalam kurun waktu kurang dari 18 bulan ke depan.
Sebagaimana dilansir pada nature.com tanggal 9 April 2020, saat ini tercatat sebanyak 115 kandidat vaksin sedang dalam pengembangan. Dan ada 5 kandidat vaksin yang telah masuk pada uji klinik fase I-II pada manusia.
Adapun negara yang telah melakukan uji klinik fase I-II ini adalah, Amerika Serikat, China, Canada, Inggris, Jerman, dan Korea Selatan. Diharapkan, tahun depan, vaksin Covid-19 ini sudah dapat memasuki fase-fase selanjutnya, dan dapat diberikan pada subjek yang lebih besar untuk menguji efektivitas dan keamanannya.
Dilansir pada laman southampton.ac.uk, sebuah tim dari University of Oxford, bekerja sama dengan Jenner Institute and Oxford Vaccine Group telah melaksanakan uji klinik yang melibatkan 510 sukarelawan sehat, yang berumur antara 18-55 tahun. Diharapkan uji klinik ini dapat berhasil dengan baik sehingga dapat dilanjutkan pada fase uji klinik selanjutnya.
Indonesia Bisa Ciptakan Vaksin Corona?
Prof Amin Soebandrio, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, meyakini bahwa Indonesia mampu membuat sendiri vaksin untuk virus penyebab Covid-19. Dengan cara bekerja sama dengan beberapa institusi terkait. Bagaimanapun hal ini merupakan tantangan besar bagi para peneliti di Indonesia.
Penelitian ini memerlukan sejumlah anggaran dana yang besar, dan dibutuhkan kerjasama antara dengan para peneliti lainnya.
Mudah-mudahan konsorsium yang dibentuk untuk memproduksi vaksin melawan virus Covid-19 ini, dapat menyatukan para peneliti yang tersebar di berbagai institusi penelitian dan perguruan tinggi, untuk berkolaborasi guna menemukan vaksin virus Covid-19 yang sesuai bagi kita semua, dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.
Segala rencana, upaya dan ikhtiar telah kita lakukan untuk menghindari dan mengatasi wabah pandemi virus Covid-19 ini.
Marilah kita bertawakal kepada Allah seraya menyandarkan doa kita kepada Allah Yang Maha Kuasa. Semoga wabah Covid-19 ini segera berlalu dari muka bumi. Semoga Allah senantiasa melindungi kita semua. (*)
Kontributor Isrotul Sukma. Editor Mohammad Nurfatoni.