Didi Kempot, Anggun, dan Agnez Mo, kolom ditulis oleh Prima Mari Kristanto, warga Muhammadiyah Kota Lamongan, Jawa Timur.
PWMU.CO – Indonesia kehilangan seniman besar Didi Kempot yang meninggal dunia pada 5 Mei 2020. Muhammadiyah sempat mendapat berkah dari konser amal terakhir Didi Kempot yang disalurkan melalui Lazismu sebesar Rp 2.2 miliar.
Didi Kempot—ada yang menyebut nama aslinya Dionius Prasetyo, ada juga yang menyebut Didik Prasetyo—terlahir dari ayah Edi Gudel seorang pelawak dan ibu Umiyati Siti Nurjanah seorang pesinden.
Seperti pepatah mengatakan “Buah jatuh tidak jauh dari pohon”, bersama sang kakak Mamik Prakoso, Didik mewarisi bakat orang tuanya sebagai pelawak dan penyanyi.
Digemari di Tiga Benua
Ciri khas Didik dengan lirik jenaka, sederhana, gaya panggung sederhana dan membawa karakter asli Jawa Indonesia berhasil merebut hati penggemar di tiga benua, Asia, Eropa, dan Amerika.
Siapa bilang budaya asli Indonesia tidak layak jual? Demikian barangkali ‘protes’ Didi Kempot pada pihak yang meragukan budaya asli Indonesia mampu go international.
Dengan karyanya, dia membuktikan budaya asli Indonesia sangat layak jual. Benua Asia. Dan tentu saja Indonesia, terbukti telah mengapresiasi seniman ini sedemikian rupa.
Tidak terkecuali panggung jazz serius dan ‘sakral’ di Surabaya “Jazz Traffic Festival 2019” yang menampilkan Didik Kempot sebagai ikon panggung.
The Godfather of Broken Heart demikian julukannya, bukan hendak membuat geng patah hati, melainkan mengajak masyarakat untuk tidak terlalu serius atau mengambil hati peristiwa putus cinta, perceraian. dan sejenisnya.
Penghargaan di Eropa didapatkan dari basis penggemarnya di Belanda. Eks negara kolonial Indonesia yang tampaknya tidak bisa “putus cinta” dengan budaya eks negeri koloninya.
Adapun penghargaan di Amerika didapatkannya dari negara Suriname. Sesama eks koloni Belanda yang memiliki basis massa suku dari Jawa lumayan besar. Eks pekerja yang didatangkan Belanda dari Jawa pada era kolonial.
Allah SWT tidak pernah salah memanggil hamba-Nya, semoga amal jariyah Didi Kempot kepada masyarakat, bangsa, dan Muhammadiyah dalam konser amalnya tercatat sebagai amal jariyah bersama ilmu bermanfaat dan anak shaleh yang senantiasa mendoakannya.
Di Antara Anggun dan Agnes
Dengan jejak penggemarnya di tiga benua, seniman ini layak disejajarkan dengan Anggun C Sasmi, dan Agnez Mo. Bahkan kemaestroan sang Godfather of Broken Heart lebih dari keduanya.
Didi Kempot dari Kota Solo punya basis penggemar di Asia, Amerika, dan Eropa. Anggun C Sasmi mencoba go international lewat Prancis. Dan Agnez Mo mengadu nasib di Amerika Serikat.
Sugeng tindak Mas Didik. Mugi Pangeran tansah lena maringi sepura marang panjenengan. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.