PWMU.CO – Enam langkah mewujudkan sekolah Muhammadiyah berkemajuan di era merdeka belajar disampaikan Prof Dr H Biyanto MAg, Sabtu (16/5/20).
Guru Besar Bidang Filsafat UIN Sunan Ampel Surabaya itu mengatakan, sekolah Muhammadiyah responsif mewujudkan pendidikan berkemajuan di era merdeka belajar dan pandemi Covid-19 ini.
Menurutnya, pendidikan Muhammadiyah yang dipelopori oleh KH Ahmad Dahlan sudah sangat kompatibel dengan konsep merdeka belajar yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim BA MBA. Yakni, menempatkan guru sebagai ujung tombak pendidikan.
Dalam Pengajian Ramadhan Majelis Dikdasmen Pimounan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik itu, ia menjelaskan, guru dibebaskan untuk berkreasi dalam menyiapkan pembelajaran dan tidak menggantungkan pada pemerintah. “Tidak lagi menunggu perintah atau juknis, tapi harus terus melangkah,” katanya.
Ia meyakini, guru-guru Muhammadiyah sudah lebih awal melaksanakan apa yang menjadi keinginan dari Kemdikbud. “Oleh karenanya, perlu selalu responsif, adaptif, dan mandiri dalam merespon perubahan regulasi yang ada,” tuturnya.
Hal tersebut, kata dia, karena pendidikan Muhammadiyah sejak awal dibangun oleh KH Ahmad Dahlan sudah bergerak dari bawah. Ide dan gagasan pembelajaran juga beragam dan modern. “Kreativitas memberikan layanan pendidikan juga tanpa menunggu petunjuk dari pemerintah,” ungkapnya.
Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur ini menjelaskan tantangan institusi pendidikan Muhammadiyah yang berkemajuan. Terlebih di masa Pandemi Covid-19 dan memasuki awal tahun pelajaran yang direncanakan akan mundur di Januari 2021 ini.
Dalam konteks global, lanjutnya, sebanyak 35 persen jenis pekerjaan akan hilang dan tumbuhnya pekerjaan baru berbasis digital. “Para youtuber, influencer, banyak bermunculan akhir-akhir ini,” tegasnya.
Karena itu, ia menuturkan perlu adanya refleksi bersama hikmah Covid-19 yang mengharuskan pembelajaran berbasis virtual, sehingga dikhawatirkan institusi pendidikan tidak penting lagi keberadaannya.
Ubah Pola Pikir dan Berikan Layanan Bermakna
Oleh karenanya, anggota Badan Akreditasi Nasional (BAN) ini menyampaikan enam langkah mewujudkan sekolah Muhammadiyah berkemajuan di era merdeka belajar.
Pertama, mengubah state of mind (pola pikir). Regulasi yang terus berubah, penting disikapi dengan positif dan gerak cepat merespon situasi dengan langkah strategis.
“Sempat miris, beberapa sekolah ada yang belum dapat memberikan layanan pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 ini, sehingga gurunya harus datang dari satu rumah ke rumah lainnya,” curhatnya.
Menurutnya, perlu ada perubahan pola pikir dari semua pihak dalam merespon situasi yang serba terbatas saat ini. Salah satunya guru harus mau belajar dan tidak gagap teknologi.
Kedua, memberikan layanan yang bermakna dari hal-hal kecil. Hal ini pasti sudah sering ditemukan di sekolah Muhammadiyah. “Seperti membiasakan mengucap salam dan terima kasih, bersalaman saat bertemu dengan disambut saat datang dan keluar dari sekolah, atau mengangkat jempol untuk memberikan apresiasi dan semangat kepada orang lain,” jelasnya.
Pentingnya Konsisten sampai New Branding
Ketiga, konsisten. Sekolah Muhammadiyah harus konsisten dan semangat memajukan sekolah sebagai pelopor menularkan ajaran fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) dengan melahirkan khairul ummah.
“Saya sangat senang dengan semangat GKB yang fokus pada pengembangan pendidikan dengan kualitas layanan yang excellent, maka layak PCM GKB menyandang predikat Cabang Terbaik dalam LPCR 2019 kemarin,” ucapnya mengapresiasi.
Ia mengatakan, menjadi bagian dari jaringan sekolah unggul dan mengembangkan franchise and creative immitation menjadi langkah keempat dan lima.
Sekolah-sekolah Muhammadiyah yang unggul, lanjutnya, harus terus berkembang pesat bahkan bisa menelorkan sekolah baru dengan merk yang sama di wilayah lain. “Namun, kreativitas dan inovasi barunya yang harus disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan customer,” sarannya.
Keenam, melakukan rebranding atau new branding. Sekolah-sekolah Muhammadiyah hendaknya tidak berhenti berinovasi.
Ia berharap sekolah Muhammadiyah terus melangkah dari satu titik kualitas dan prestasi ke kualitas lainnya. “Sehingga sekolah Muhammadiyah tetap memberikan layanan di atas keinginan customernya,” ungkapnya mengakhiri enam langkah tersebut.
Pengajian Ramadhan ini digelar secara live melalui Zoom Cloud meeting dan Smamio GKB Channel. Diikuti semua guru dan karyawan di lingkungan Mugeb School yang terdiri dari SD Muhammadiyah 1 dan 2 GKB, SMP Muhammadiyah 12 GKB, dan SMA Muhammadiyah 10 GKB.
Pengajian Ramadhan yang digawangi Tim Al Islam bersinergi dengan Majelis Dikdasmen PCM GKB ini juga menghadirkan Kepala Pusat Studi Islam dan Filsafat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Pradana Boy ZTF SAg MA dan Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia dan Guru Besar IIUM Malaysia Prof Dr Sonny Zulhuda. (*)
Penulis Anis Shofatun. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.