PWMU.CO – Keluarga besar Muhammadiyah Jawa Timur patut berbangga. Karena amal usahanya di bidang pendidikan untuk kesekian kalinya mampu mengadakan perhelatan akbar di bidang seni musik tarik suara. Adalah Tim Paduan suara SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (Smamda Voice), menggelar konser di Aula Gedung Smamda, Jl Mojopahit, Sidoarjo, Jumat (2/9) malam.
Bukan tanpa alasan, konser yang mendatangkan bintang tamu Purwacaraka ini, sebagai ajang pemanasan mengikuti kompetisi paduan suara tingkat internasional, Lanna International Choir Competition (LICC ) 2016, di Chiang Mai, Thailand, 17-23 Oktober mendatang.
(Baca: Singkirkan 1.000 Sekolah, Gebrakan Literasi SMAMDA Raih Penghargaan dari Bupati dan Sekolah Muhammadiyah yang Bertabur Prestasi Itu, Kini Jadi Sekolah Rujukan Nasional)
”Lagu Luk-Luk Lumbu dari Banyuwangi dan Ah Thoi Phoros dari Kalimantan menjadi lagu daerah yang akan kami tampilkan,” cetus Koordinator paduan suara Smamda Voice, Dewi Fardilasani ditemui jelang konser, Jumat (2/9) sore.
Dewi Fardilasani mengungkapkan, sebelum berangkat ke Thailand pada 17 Oktober nanti, persiapan terus dilakukan. Selain perpaduan suara juga koreografi yang nantinya ditampilkan saat kejuaraan LICC 2016. ”Jadi tidak hanya soal suara tetapi sajian gerak yang disampaikan kepada dewan juri,” cetus siswa Smamda kelas XII IPA ini.
(Baca juga: Puisi Berairmata “Apa yang Kau Cari Adinda?” di Pelantikan Kepala SMAMDA dan Astajab, Besar di Kampung Kini Kepala Sekolah SMA Rujukan Nasional)
Sebelumnya, tambah Dewi, Smamda Voice di kejuaraan tingkat dunia di Busan, Korea Selatan pada 2014 dengan masuk 10 besar. Kejuaraan di Bali, Smamda Voice mendapatkan medali perak. ”Di Thailand, ya kami ingin bisa jadi juara satu,” harapnya.
Dalam kesemptan yang sama, Kepala Smamda Sidoarjo Wigatiningsih menuturkan mendukung penuh Smamda Voice dalam kejuaraan LICC di Thailand. Dia berharap, prestasi di kejuaraan paduan suara di Bali bisa dipertahankan. “Target minimal dapat perak dan utamanya jadi juara satu. Dari sekolah, kita terus bekerja keras dan berdoa,” imbuh Wigatiningsih. (hanafi/aan)