PWMU.CO – Smamda gelar kajian cinta dengan menghadirkan Nur Cholis Huda MSi. Penulis buku Di Hatiku Ada Kamu itu bertausiah secara online, Selasa (19/5/20).
SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya memiliki agenda rutin menjelang berbuka puasa. Tiap Selasa dan Sabtu, ada kajian Islami secara daring untuk semarakkan Ramadhan di tengah pandemi.
Menurut penuturan Nur Cholis Huda, buku Di Hatiku Ada Kamu merupakan karya ke-17. “Inspirasinya datang saat mendengarkan al-Quran surah at-Taubah ayat 126. Dalam ayat itu menyatakan, jiwa Rasulullah ingin agar kita semua senang, gembira, dan selamat,” paparnya.
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu menyatakan, dalam Islam, seseorang memeluk agama harus berlandaskan cinta. “Lihatlah betapa rasa cinta Rasulullah pada umatnya yang sungguh luar biasa,” ungkapnya.
Dia melanjutkan, setiap umat Islam ada di hati Rasulullah. “Yang seakan-akan tidak ada selain cinta. Maka, judul buku Di Hatiku Ada Kamu merupakan sebuah ungkapan cinta yang bisa dipakai untuk semua orang, “tutur Nur Cholis dalam Kajian Ramadhan Cinta Smamda.
Pesan Rasulullah, tambah dia, banyak sekali menggunakan cinta dan kasih sayang sebagai ukuran iman. “Belum beriman kalian sebelum kamu mencintai saudaramu seperti mencintai diri sendiri,” ungkapnya menyitir hadits Rasulullah yang ada dalam buku.
Maka, kata Nur Cholis, Rasulullah adalah orang yang paling cinta dan peduli pada umatnya. “Beliau tidak ingin umatnya tersakiti, karena di hati Rasulullah ada umatnya. Lantas, sebagai umat Rasulullah, adakah cinta di hati kita untuknya? Sudah seharusnya kita mencintai Rasulullah,” pesannya.
Dalam buku Di Hatiku Ada Kamu, juga mengisahkan kisah nyata inspiratif. Seperti seorang suami yang merawat istrinya yang lumpuh sampai lebih 22 tahun. Dia tidak bersedia menikah lagi sekalipun sang istri meminta. Dialah Budi Utomo, Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla).
“Banyak yang menyuruh Pak Budi menikah lagi. Bahkan istrinya sendiri menyuruhnya hingga empat kali. Hebatnya, semuanya ditolak. Bagi dia, yang terpenting adalah kesembuhan sang istri,” ujarnya.
Dari kisah rektor Umla tersebut, menghasilkan dua artikel di buku Nur Cholis Huda. Yaitu artikel terkait poligami dan cara mempertahankan pernikahan sampai akhir hayat.
Rahasia Mesra
Menurutnya, rahasia supaya mesra sampai akhir hayat itu mudah. Asalkan dalam mencintai pasangan hendaknya seperti seorang arkeolog yang mencintai benda purbakala. Semakin tua semakin mahal harganya. “Berbeda dengan pedagang besi tua, semakin lama semakin rendah harganya. Bahkan tidak ternilai,” papar Nur Cholis.
Dalam kesempatan tersebut, Nur Cholis juga menyampaikan terkait poligami. Poligami seringkali disalah pahami orang Islam, terutama laki-laki. Dia lalu mengisahkan Ali bin Abi Thalib yang tidak diizinkan Rasulullah menikah lagi.
Pada zaman Rasulullah ada suku Bani Hisyam. Mereka menginginkan Sayyidina Ali menikah dengan salah satu wanita dari sukunya. Alasannya, suku tersebut ingin memiliki bibit unggul dari keluarga Rasul. “Rasulullah tidak mengizinkan Ali bin Abi Thalib untuk menikah lagi. Kecuali Ali mentalak Fatimah, putri beliau,” ujarnya.
Termasuk Rasulullah saat beristrikan Khadijah, yang tidak pernah menikah lagi. “Baru setelah Khadijah wafat, yang pertama dinikahi Rasulullah adalah seorang janda yang memiliki anak dan sudah berumur. Jadi kalau ingin nikah lagi, tunggu istri atau pasangan kita meninggal dulu,” jelas Nur Cholis.(*)
Penulis Eka Haris. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.