Jangan jadikan rumah sebagai kuburan adalah salah satu peringatan Nabi SAW yang dikutip dalam khutbah Idul Fitri di rumah.
PWMU.CO—Anggota Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Besuki, Amrozi Skep Ners MSi, menggelar shalat Idul Fitri 1441 H bersama keluarga di rumahnya Perumahan Griya Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Ahad (24/5/20).
Mengawali khutbah di depan seluruh anggota keluarga yang terdiri dari istri, tiga anak, satu menantu, dan dua cucunya, dia mengajak untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Yakni menjalani perintah dan menjauhi larangan-Nya.
“Istri, anak-anakku, dan cucuku tercinta, marilah kita tetap bersyukur kepada Allah SWT, karena pada hari ini kita masih dapat melaksanakan shalat Id walaupun di rumah saja,’’ ajaknya.
Amrozi menyampaikan keluarganya telah melaksanakan ibadah di rumah sepanjang menghadapi wabah Covid-19 ini. ‘’Mari kita sinari rumah kita dengan shalat, qiraatul qur’an, dan membaca shalawat serta menjauhkan diri dari godaan syaitan,’’ tuturnya.
Dia menyitir hadits Rasulullah SAW yang artinya, “Janganlah engkau jadikan rumah-rumahmu sebagai kuburan karena sesungguhnya syaitan akan lari dari rumah-rumah yang di dalamnya dibacakan Surat al-Baqarah.”
Amrozi lalu menjelaskan tujuan utama perintah puasa Ramadhan, agar kita menjadi orang yang bertakwa. ‘’Dalam kondisi apapun, senang maupun susah, lapang atau sempit, kita wajib berusaha untuk menjadi orang yang bertakwa,’’ lanjutnya.
Yang mana ketakwaan itu harus dijalankan dengan istikamah. ‘’Allah SWT telah berjanji barangsiapa bertaqwa pasti akan diberikan solusi dan jalan keluar atas segala persoalan kehidupan, termasuk pandemi Covid-19 ini,’’ ungkapnya.
Dia melanjutkan, di masa pandemi Covid-19 ini Allah menguji kita untuk bersabar, karena kesabaran dan ketakwaan. Keduanya adalah modal utama menghadapi krisis seperti saat ini.
Amrozi mengatakan kesabaran sangat perlu dipupuk, karena ujian akan berakhir dengan kemuliaan jika diiringi dengan kesabaran. ‘’Para kekasih Allah yaitu para Nabi dan orang-orang saleh banyak menghadapi ujian berat,’’ paparnya. ‘’Dengan kesabaran yang kuat, akhirnya mereka mendapat kemuliaan disisi Allah SWT.’’
Kisah ‘Amin’ Rasulullah
Dia mengisahkan, ada sebuah peristiwa menarik 14 abad yang lalu. Rasulullah SAW membaca ‘amin’ sebanyak tiga kali, sementara itu sahabat yang lain tidak mendengarkan sepatah kata apapun.
Akhirnya sahabat bertanya, “Mengapa Engkau membaca ‘amin’ sebanyak tiga kali ya Rasullulah?”
Rasulullah SAW menjawab, “Ketahuilah bahwa tadi Malaikat Jibril berdoa, ‘Ya Allah, janganlah Engkau terima ibadah seorang anak yang tidak berbakti kepada orangtua. Ya Allah, janganlah Engkau terima ibadah orangtua yang tidak punya rasa kasih sayang dan perhatian kepada putra-putrinya. Ya Allah, janganlah Engkau terima ibadah seorang istri yang tidak berbakti kepada suami dan keluarganya. Maka akupun mengaaminkan doanya sebanyak tiga kali”.
Kepala Puskesmas Jatibanteng Kabupaten Situbondo ini menjelaskan, konsep untuk meraih kebahagiaan adalah sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW, apabila Allah SWT menghendaki keluarga yang bahagia duniawi dan ukhrawi, maka hendaknya memahami dan mendalami agama dengan baik.
‘’Saling menghormati antara anak dan orangtua, mencari rezeki dengan baik (ada waktu bekerja, ada waktu belajar), sederhana dalam kehidupan, selalu mawas diri dan introspeksi akan kekurangan dan kelemahan kita,’’ katanya.
Dia berharap agar keluarganya dan keluarga umat Islam lainnya diberikan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. ‘’Mudah-mudahan kita semua dipertemukan kembali di surganya Allah kelak dalam satu keluarga sebagaimana janji Allah dalam surat az-Zumar ayat 73. Allah akan mengumpulkan orang orang yang bertakwa ke dalam surga bersama-sama,’’ harapnya.
Di akhir khutbahnya pria kelahiran Gresik ini mengatakan, “Kita semua dan masyarakat Indonesia pada umumnya insyaallah dijauhkan dari musibah Covid-19. Dan musibah ini cepat berakhir. Amin ya Rabbal ’alamin. (*)
Kontributor Muhammad As’ad Murtadho.
Penulis Musyrifah. Editor Mohammad Nurfatoni.