PWMU.CO – Angka kematian tinggi, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta Pemkot Surabaya untuk saling bersinergi guna menekan angka positif Covid-19 di Surabaya.
“Recovery rate alias tingkat kesembuhan positif Corona (Covid-19) di Surabaya terendah di antara kota-kota besar lain di Indonesia,” kata Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (29/5).
Misalnya hingga Kamis (28/5/2020), korban meninggal di Surabaya sudah menembus 202 kasus atau setara dengan 8,78 persen. Sementara yang sembuh baru 199 orang atau 8,65 persen.
Jadi tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kota Surabaya rendah. Berbanding terbalik dengan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Khofifah mengatakan, angka tersebut harus dijadikan catatan bersama bahwa berbagai ikhtiar sudah dilakukan, tenaga kesehatan dan gugus tugas sudah bekerja luar biasa. Tapi faktanya recovery rate Surabaya masih terendah.
“Ini recovery rate dari kota-kota besar yang ada di Indonesia. Tertinggi ini Kota Semarang dan kebetulan Kota Surabaya terendah,” ungkapnya.
Karena itu, Khofifah meminta untuk bergerak seperti Kota Semarang. Semua maksimalisasi yang sudah dilakukan, terutama oleh tim tenaga kesehatan. Sekali lagi harus diikuti oleh kedisiplinan yang kuat dan kontinnyu oleh seluruh lapisan masyarakat.
Terlebih menurut dia vaksin untuk menyembuhkan Covid-19 belum ditemukan. “Jadi vaksinnya adalah kedisiplinan itu sendiri, kepatuhan terhadap protokol itu sendiri,” tegasnya.
Dia menegaskan, peta Covid-19 yang ada bukan yang menggembirakan. “Tapi mari kita berikhtiar bersama, sinergitas di antara kita mari kita lakukan. Beberapa support dari pusat juga sudah turun, grafik ini menjadi catatan kita semua,” katanya.
Di Surabaya, jumlah pasien positif sudah menembus angka 2.300 kasus. Dan Kamis (29/5/2020) kembali ada 84 penambahan kasus baru. (*)
Penulis Faishol Taselan. Editor Mohammad Nurfatoni.