PWMU.CO– Abu Hurairah ra suatu hari kelaparan. Dia duduk-duduk di pinggir jalan berharap ada orang yang mengajaknya makan. Kemudian Nabi Muhammad saw melewati itu dan tersenyum melihat wajah orang satu ini. ”Abu Hir,” panggil Nabi.
”Labbaik, ya Rasulullah,” jawabnya.
”Mari ikut,” ajak Nabi. Dia mengikutinya. Masuklah Nabi ke rumah keluarganya. Dia mengikuti Nabi masuk. Nabi melihat ada segelas susu. ”Dari manakah susu ini?” tanya Nabi.
”Dari fulan menghadiahkan untuk anda,” jawab orang di rumah.
”Abu Hir, susullah para ahlush shuffah. Panggil kemari,” perintah Nabi.
Ahlush shuffah adalah orang-orang fakir yang tak punya rumah, tidak berkerabat, dan jomblo. Mereka kebanyakan tidur di masjid. Sedekah dan zakat yang diberikan kepada Nabi dikirimkan kepada mereka semua.
Kalau Nabi menerima hadiah itu sebagian dikirim kepada orang-orang ini tapi Nabi sendiri ikut makan sebagiannya.
Abu Hurairah membatin, perintah Nabi memanggil ahlush shuffah tidak mengenakkan hatinya sebab dia sudah kelaparan berharap mendapatkan susu itu. ”Apa hubungannya susu ini untuk diberikan -kepada ahlush shuffah? Saya lebih berhak untuk memperoleh susu ini dengan sekali minuman saja, agar kuat tubuhku,” kata Abu Hurairah agak ngeyel.
”Kalau orang-orang itu datang, Nabi tentu menyuruh saya agar memberikan susu itu kepada mereka. Mungkin saya tidak akan kebagian,” katanya lagi. Namun dia tidak boleh ngeyel lagi Perintah Nabi harus ditaati.
Susu Tak Habis-habis
Dia datangi ahlush shuffah untuk menyampaikan undangan Rasulullah. Saat semuanya sudah duduk di rumah, Nabi berkata,”Abu Hir, ambillah susu itu dan berikanlah kepada mereka.”
Dia lalu mengambil gelas susu itu kemudian disodorkan pada orang pertama. Orang ini minum sampai kenyang. Gelas dikembalikan ternyata susu belum habis. Diteruskan ke orang sebelahnya yang meminum sampai kenyang pula. Begitu terus bergiliran minum susu yang masih tersisa.
Hingga sampai giliran Abu Hurairah tapi gelas itu diberikan dulu kepada Nabi. Para ahlush shuffah sudah tersenyum lega kenyang susu perutnya. Nabi mengambil gelas itu lalu diletakkan di tangannya, Kemudian Abu Hurairah sambil tersenyum. ”Abu Hir, sekarang tinggallah saya dan kamu,” ujar Nabi.
”Benar, ya Rasulullah,” jawabnya.
”Duduklah dan minumlah.” Abu Hurairah duduk lantas minum susu itu.
Nabi berkata,”Minumlah lagi.” Dia pun melanjutkan minumnya. Nabi memerintahkan minum lagi sampai puas. Hingga Abu Hurairah menjawab,”Sudah cukup. Demi Allah yang mengutus Tuan dengan benar, perut saya sudah penuh.”
Nabi kemudian berkata,”Kalau begitu, berikanlah saya gelas itu.” Gelas pun diberikan. Nabi lalu memuji Allah ta’ala dan membaca bismillah. Lantas minumlah sisa susu itu sampai habis.
Kisah Abu Hurairah ini diambil dari hadits riwayat Bukhari. (*)
Editor Sugeng Purwanto