PWMU.CO – Kisah burung ababil yang inspiratif disampaikan Ilham Anugerah Permata ST MSc, mahasiswa Indonesa yang sedang kuliah di Amerika, Kamis (11/6/20).
Dalam kegiatan kuliah WhatsApp (kulwap) dengan tema “Inspirasi” yang diselenggarakan SMP Muhammadiyah 13 Campurejo (Hamas School) Panceng Gresik itu, Ilham mengaku terinspirasi cerita seorang ustadz ketika safari ceramah ke luar negeri. “Beliau membandingkan diri dengan burung Ababil pada kisah Nabi Sulaiman,” ujarnya.
Dalam kegiatan yang diikuti 165 peserta ini, Ilham menceritakan seekor burung yang terbang jauh, mungkin berhari-hari dan berpekan-pekan, sehingga telat rapat dengan raja yakni Nabi Sulaiman. Dia hampir dihukum penggal.
Tapi alasan burung Ababil diterima Nabi Sulaiman. Dia telat karena menemukan dan mengawasi negeri yang penduduknya menyembah matahari. Akhirnya berita tadi jadi agenda besar kerajaan, bagaimana untuk mengajak Ratu negeri tadi menyembah Allah.
“Masa kita kalah dengan burung?” kata Ilham pada peserta yang terdiri dari siswa kelas VII-IX, calon siswa baru, dan anggota IPM Campurejo. Kulwap dipandu Moh Arfa Ubaidillah, siswa kelas VIII hafidz al-Quran 2 Juz
Inilah, menurutnya, yang menginspirasi dia juah-juah kuliah S2 di Amerika Serikat sebagaimana permintaan ibunya.
Percakapan Rasulullah dengan Anak Muda
Ilham memulai kulwap dengan salah satu hadist favoritnya. Yaitu hadist tentang percakapan Rasulullah dengan seorang anak muda yang bersama dengan Nabi dari umur 8-12 tahun, sebelum akhirnya Nabi SAW wafat.
Anak yang dititipkan oleh orangtuanya untuk membantu Nabi bernama Abdullah bin Abbas.
Dia adalah salah satu sahabat yang menguasai ilmu tafsir yaitu salah satu cabang ilmu al-Quran yang paling sulit. Meskipun hanya ‘bersekolah’ dengan Nabi selama empat tahun, dia bisa menjadi salah satu sahabat yang menjadi ulama besar di antara sahabat yang lain.
lham menjelaskan, percakapan ini dilakukan Nabi SAW dengan anak ‘SD’. Abdullah bin Abbas RA menceritakan suatu hari saya berada di belakang Nabi SAW. Beliau bersabda, “Nak, aku ajarkan kepadamu beberapa untai kalimat: Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kau dapati Dia di hadapanmu. Jika engkau hendak meminta, mintalah kepada Allah dan jika engkau hendak memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.”
Ketahuilah, seandainya seluruh umat bersatu untuk memberimu suatu keuntungan, maka hal itu tidak akan kamu peroleh selain dari apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan andaipun mereka bersatu untuk melakukan sesuatu yang membahayakanmu, maka hal itu tidak akan membahayakanmu kecuali apa yang telah Allah tetapkan untuk dirimu.”
Takdir dan Doa
Ilham menjelaskan, inti dari hadis ini iman kepada takdir, baik buruknya yang sudah ditentukan oleh Allah SWT. Mulai dari jodoh, rezeki, ajal, atau hal lain yang masih bisa kita ubah.
Tapi, lanjutnya, bukan berarti kita tidak berusaha atau tidak bersemangat dalam berusaha. “Karena usaha adalah letak pahala yang kita kejar, apapun nanti hasilnya. Sehingga, ketika kita menginginkan dan mengupayakan sesuatu, hendaknya tidak ada sandaran lain selain kepada Allah,” ujarnya.
Dalam hadits lain dijelaskan, Rasulullah menyampaikan yang bisa mengubah takdir adalah doa. Disampaikan juga tentang doa pada bagian pertama hadist dengan Ibnu Abbas tadi. Maka, dalam segala upaya, meskipun sekadar agar mendapat nilai baik dalam ujian, mari minta kepada Allah, itu tidak cukup sekali atau dua kali, di setiap akhir shalat sangat mustajabah
“Poin yang kedua adalah tentang jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu,” paparnya.
Ilham menganalogikan, kalau adik-adik diajak ngobrol begini sama Rasulullah, paham tidak ya maksudnya. Intinya adalah kita menjaga Allah dengan menjaga batasan-batasan-Nya, hak-hak, perintah-perintah, serta larangan-larangan- Nya. Bentuk aplikasinya adalah dengan berkomitmen untuk menjalankan perintah, menjauhi larangan, dan tidak melampaui batasan yang dilarang oleh-Nya.
“Jika semua itu dikerjakan, maka ia termasuk orang yang menjaga Allah dengan sebaik-baiknya. Lalu, bentuk penjagaan Allah adalah memenuhi kebutuhan kita. Misalnya kesehatan, rejeki, dijaga keluarga kita dari bahaya, dan menjaga agama dan iman kita,” katanya.
Alasan Kuliah di Amerika
“Mengapa saya kuliah di Amerika?” ujar Ilham pada sesi berikutnya.
Dia menjelaskan kuliah di Amerika awalnya kagum dengan dosen-dosennya yang sempat kuliah di Amerika. Dalam menerangkan, mereka lebih mengena dan aplikatif. Bahasa yang digunakanpun sederhana dan mudah dipahami.
Selain itu, sambungnya, dosen alumni Amerika termasuk yang unggul di sisi-sisi tertentu. Misal ada yang jago membuat program komputer atau software, padahal umurnya sudah sangat sepuh dan bukan jurusan komputer.
“Jarang ada dosen yang bisa pemograman. Selain itu, beliau juga jago merancang eksperimen. Dan itu bukan satu atau dua dosen, tapi rata-rata dosen yang alumni Amerika begitu,” paparnya.
Untuk persiapan kuliah ke Amerika, Ilham mengungkapkan tidak ada persiapan secara khusus. Yang penting perlu ditumbuhkan adalah sifat-sifat apa, bagaimana sih sosok orang-orang yang bisa dapat beasiswa dan kuliah ke Amerika.
“Ketika saya mengamati dosen lulusan Amerika, apa sifat-sifat yang mereka miliki sehingga bisa seperti itu. Istilahnya role model.”
Hampir semuanya, akunya, pekerja keras. Yang lain belajar 3 jam pe hari, mereka belajar 6 jam per hari. Yang lain tidur, dia sibuk belajar. Ada juga yang secara akademis kurang, tetapi semangat belajar dan juangnya tinggi. Sudah jadi praktik yang biasa kalau di kampus biasanya lembur hingga malam atau dini hari.
Sifat yang kedua, jelas Ilham, ulet atau pantang menyerah. Jika belum bisa coba lagi dan coba lagi sampai behasil.
“Saya ada teman yang mendaftar beasiswa sampai puluhan kali, baru akhirnya ada yang diterima. Sementara saya, alhamdulillah daftar beasiswa sekali mulus langsung diterima, untuk universitasnya saya daftar 3 kali. Saya nggak tahu bakal seulet temen saya atau tidak, sampai harus mendaftar puluhan kali baru diterima,” ceritanya.
Merantaulah!
Ilham menutup dengan untaian kalimat Imam Syaifii, ahli fiqih dalam Agama Islam sekaligus putra Fathimah binti Ubaidillah Azdiyah
Merantaulah …
Orang berilmu dan beradab tidak beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan merantaulah di negeri orang.
Merantaulah …
Kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Bisa Menginspirasi Siswa untuk Belajar
Kepala Hamas School Nurul Wakhidatul Ummah SKom menyampaikan kulwap ini sengaja mendatangkan Ilham karena dengan beberapa prestasinya dia mampu belajar sampai ke Amerika. Hal ini agar bisa meninspirasi siswa Hamas School untuk terus belajar.
“Juga agar anak-anak berwawasan global tidak berpikir sempit,” ujarnya. (*)
Penulis Nurkhan. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.