PWMU.CO – Dr. Ing. Ilham Akbar Habibie MBA, pakar penerbangan Indonesia pada hari Sabtu (10/9), hadir di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai narasumber kuliah umum bertajuk ‘Teknologi – Inovasi – Kewirausahaan.’ Dalam acara yang digelar di basement UMM dome ini, Ilham mendorong mahasiswa agar dapat menciptakan beragam inovasi.
Doktor yang besar dan lahir di Jerman tersebut mengatakan, teknologi adalah bentuk penerapan dari ilmu pengetahuan. Sehingga, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) merupakan dua hal yang tak terpisahkan.
”Ilmu pengetahuan yang kita pelajari ini, istilahnya masih merupakan bahan mentah saja. Bahan mentah yang berupa ilmu inilah yang harus kita terapkan melalui teknologi. Inovasi terjadi sebagai hasil dari penerapan Iptek, sedangkan kewirausahaan adalah terapan dari inovasi,” urainya di hadapan 1085 mahasiswa baru yang hadir.
(Baca: Din Syamsuddin: Visi Kebangsaan Indonesia Berkemajuan dan Haedar Nashir pada Kongres Pancasila VIII: Problem Kebangsaan adalah Inkonsistensi)
Ilham menyampaikan, dunia industri saat ini sedang berada di bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dia menganalogikannya melalui 2 merk mobil, Mercy dan Kijang. Dari segi harga, Mercy jauh lebih mahal dari Kijang. Tapi saat keduanya mengalami kecelakaan dan hancur, kemudian bahan penyusun kedua mobil tersebut dijual, harganya akan menjadi sama.
“Sebenarnya bahan penyusun Mercy dan Kijang itu sama. Ada besi, baja, dan lain-lain. Implementasi dari ide menjadi teknologi, teknologi menjadi inovasi, dan inovasi yang dijadikan wirausaha inilah yang menjadikan nilai jualnya mahal. Sekarang Indonesia lebih banyak mengekspor barang-barang komoditas, alias bahan baku penyusun itu. Bukan hasil industrinya,” terangnya.
Dari penjelasannya ini, Ilham juga memberikan motivasi kepada mahasiswa Teknik Mesin, Elektro dan Informatika yang hadir untuk menciptakan inovasi-inovasi.
”Industri merupakan lokomotif ekonomi masa depan. Mari kita bangun industri, apa pun jenis industrinya. Kalau sejauh ini Indonesia baru menjual komoditas, maka para insinyur dan lulusan teknik seperti kita inilah yang mempunyai nilai plus untuk membuat produk. Menciptakan inovasi. Tak hanya komoditas saja,” tegas Ilham.
Ilham memaparkan, dengan teknologi yang semakin canggih, mahasiswa harus semakin tahu apa yang dibutuhkan oleh negara dan dunia. Dari hal tersebut, mahasiswa harus berpikir untuk lebih inovatif. Dengan menjadi inovatif, mahasiswa akan tahu tujuan dari pekerjaannya di masa mendatang. Sehingga bisa menciptakan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat.
Sementara itu, Dekan FT Ir Sudarman, MT. dalam sambutannya menguatakan, pesatnya kemajuan FT UMM tak lepas dari dukungan keluarga Habibie.
”BJ Habibie beberapa kali berkunjung ke UMM. Salah satu dukungan terbesarnya adalah sumbangan mesin. Hingga sekarang masih digunakan mahasiswa untuk praktikum. Kalau hari ini Pak Ilham yang datang, ini adalah Habibie junior,” ungkap Sudarman yang juga alumni FT UMM. (humas/ilmi)