PWMU.CO – Pesan Abdul Mu’ti untuk Lulusan SDMM disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam Purnawidya XI Virtual, Sabtu (20/6/20).
Ia mengatakan, anak-anak kelas VI masih mempunyai kesempatan yang panjang dan memiliki waktu yang luas. Menurutnya, sekaranglah saatnya anak-anak menanamkan bagaimana masa depan itu dan ingin berbuat apa untuk umat dan bangsa.
Karena itulah, dalam rangka menyiapkan masa depan yang penuh dengan tantangan, Abdul Mu’ti menjelaskan tiga hal yang perlu dipersiapkan sejak dini.
Pertama knowledgeable, serba tahu. Anak-anak yang mengerti banyak hal. Karena itu dalam kaitannya dengan kesiapan ilmu ini, Abdul Mu’ti berharap anak-anak banyak membaca dan mempelajari sesuatu yang baru.
“Kutu itu memang tidak selalu baik, apakah kutu di rambut atau kutu busuk. Tapi kutu buku adalah kutu yang baik. Dan ini saya kira modal untuk menjadi anak-anak yang knowledgeable, menjadi orang-orang yang rasihuna fil ilmi, orang-orang yang rasih, yang mempunyai kecerdasan, kejernihan, karena ilmu yang kita miliki,” paparnya mengutip istilah dalam surat Ali Imran Ayat 7.
Kedua, capable. Anak-anak yang serba bisa atau skillful, punya keterampilan. Keterampilan masa depan itu antara lain adalah hard skill dan soft skill.
Abdul Mu’ti menjelaskan, hard skill berkaitan dengan bagaimana kita mempunyai keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan penguasaan teknologi informasi. “Juga berbagai macam keterampilan yang diperlukan untuk kita ini bisa memiliki berbagai macam keahlian dalam bidang-bidang tertentu,” tambahnya.
Keterampilan Bahasa, Komunikasi, dan Sosial
Selain hard skill, lanjutnya, juga perlu kemampuan yang disebut dengan soft skill. Di antaranya keterampilan berbahasa. Bahasa Inggris, bahasa Arab, bahasa Perancis, dan bahasa-bahasa dunia yang lainnya. “Ini menjadi kunci untuk kita bisa mengakses dunia,” tegasnya.
Selain itu, Abdul Mu’ti menambahkan kemampuan berkomunikasi. Komunikasi yang dimaksud, kata dia, bagaimana menggunakan bahasa itu untuk kepentingan menulis, berbicara, dan menuangkan karya-karya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Ia juga menyebutkan ketrampilan sosial. “Interpersonal relationship penting kita miliki. Karena banyak hal menyangkut sukses hidup kita itu bergantung dari kemampuan kita membangun relasi yang sebaik-baiknya dengan orang lain,” jelasnya.
Ketiga, humble, bersahaja. Rendah hati, tapi tidak boleh rendah diri. “Humbleness, kebersahajaan. Ini adalah bagian dari karakter yang diperlukan orang-orang sukses di masa depan,” tuturnya.
Abdul Mu’ti menceritakan, CEO sebuah lembaga terkemuka dari Korea Selatan mengatakan, di antara ciri kepemimpinan dan pemimpin yang diperlukan di masa depan adalah pemimpin yang humble.
“Ia tidak menjadi orang yang takabbur, sombong, tetapi dia menjadi orang yang tetap bersahaja, menghormati sesamanya, santun dalam bertutur kata, kemudian dalam berperilaku dan berbagai macam akhlak mulia yang lainnya,” jelasnya.
Abdul Mu’ti berharap agar apa yang selama ini telah dialami dan diberikan oleh guru di SDMM dapat terus ditanamkan dalam diri dan kepribadian.
“Tetaplah menjadi matahari-matahari yang tidak hanya membahagiakan orangtua kita, tetapi matahari yang senantiasa menyinari dunia,” kata dia. (*)
Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.