PWMU.CO – Parenting: Menjadi Cerdas saat Pandemi disampaikan Dr Mulyana AZ MPsi dalam kegiatan Parent Education, Ahad (21/6/20).
Kegiatan virtual tersebut digelar khusus untuk orangtua siswa kelas I tahun pelajaran 2020/2021 yang rutin diselenggarakan setiap menjelang awal tahun pelajaran baru di sekolah berjuluk Kampus Biru, SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik.
Hal itu bertujuan untuk menyambut kehadiran orangtua siswa baru menjadi bagian dari keluarga besar SDMM.
Mengawali paparannya, Mulyana membacakan pantun buatannya. Ia tak mau kalah dengan para guru kelas I yang sebelumnya memperkenalkan diri lewat pantun.
Pergi ke pasar membeli mangga
Mangga manis dari Kota Jakarta
Sebagai wali murid saya sangat bangga
Bersama SD Muhammadiyah Manyar yang memang luar biasa
Dari kota Gresik, pindah ke Surabaya
Di Surabaya saya membeli kebaya
Anak kelas I masuk sekolah disambut Corona
Insyaallah ke depan siap menjadi sarjana
Model Pembelajaran di Era Covid-19
Mulyana mengatakan, ada empat model pembelajaran yang diusung Kemendikbud di era Covid-19. Pertama, pembelajaran dalam jaringan (daring).
Kedua, materi pelajaran ditekankan pada kecakapan hidup. Misalnya, pembelajaran karakter harus juga dilakukan. Karenanya walaupun nanti pembelajaran daring, Mulyana berharap konsep pembelajaran karakter juga dilakukan.
“Apakah anak-anak itu bangun tidur sudah merapikan tempat tidur? Apakah setelah makan mencuci piringnya sendiri? Juga potensi seni dan olahraga tetap dikembangkan,” jelasnya.
Ketiga, pembelajaran di rumah harus disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing anak. Keempat, walaupun guru tidak dapat bertemu secara fisik, guru harus tetap memberikan motivasi jarak jauh.
Ia menambahkan, saat ini telah terjadi transformasi dalam pendidikan, yaitu dari kelas konvensional menuju kelas virtual. Mulyana meyakini paling tidak enam bulan pertama, pembelajaran dipastikan daring. “Bahkan bisa jadi, meski Corona sudah ‘pulang kampung’, pembelajaran virtual tetap dipertahankan, menggunakan e-learning,” kata dia.
Konsep Bahagia Belajar di Rumah
Menurutnya, konsep pembelajaran daring yang utama adalah bahagia belajar di rumah. Untuk mewujudkannya, Mulyana memberikan empat alternatif cara, yaitu belajar di rumah dengan menyenangkan dan orangtua mendampingi belajar anak dengan senang hati.
Selain itu, lanjutnya, komunikasi dengan guru kelas terjalin dengan mesra. “Jika diizinkan dan bersepakat dengan protokol yang ketat, dapat dilakukan home visit secara berkala,” ungkapnya.
Ia kemudian memberikan contoh, ayah bertindak sebagai kepala sekolah. Dan ibu sebagai guru yang sabar, baik hati, serta telaten. Ia menegaskan, penting menciptakan nuansa sekolah di rumah.
“Jika rumahnya luas, mungkin ada satu ruangan yang dikemas seakan seperti ruang kelas. Ada satu meja-kursi, papan tulis, kipas angin atau ac, gambar-gambar menarik,” jelasnya.
Mulyana meyakini suasana yang beda itu akan membuat anak serasa di dalam kelas secara psikologis. “Kalau olahraga ya kita fasilitasi di halaman rumah,” ujarnya.
Jangan Salah Memilih Sekolah
Kepada seluruh orangtua siswa yang hadir dalam Zoom itu, Mulyana meyakinkan mereka tidak salah memilih sekolah. Hal tersebut, kata dia, dibuktikan dengan beberapa indikator.
Pertama, sekolah berbasis religi. Menurutnya SDMM termasuk sekolah berbasis religi yang saat ini menjadi tren pilihan masyarakat.
Kedua, jarak sekolah ke rumah tidak terlalu jauh. “Anak akan sehat jika berjalan kaki atau naik sepeda pancal ke sekolah,” ujarnya.
Indikator yang lain, lanjutnya, terkait dengan mempelajari kualitas sekolah, mencari tahu kualitas tenaga kependidikannya, serta mengenali fasilitas sekolahnya.
Mulyana menjelaskan, salah satu tipe sekolah yang menarik mempunyai ekstrakurikuler yang sesuai bakat anak. Bukan sekadar jumlah ekstrakurikuler yang banyak, namun lebih sesuai bakat siswanya.
“Sama dengan kita makan, bukan banyak sedikitnya, tapi kandungan nutrisinya bagaimana,” ujarnya.
Tipe lainnya dapat dilihat dari perbandingan jumlah guru dan siswa di kelas. “SDMM termasuk telah sesuai karena julah siswa satu kelas hanya 28 dengan dua orang guru tiap kelasnya,” kata Mulyana mengapresiasi.
Ia menambahkan, sekolah yang menarik juga dilihat dari kebebasan berinovasi, berkreasi, dan belajar dengan mandiri, serta kreatif. Hal tersebut, lanjutnya, sesuai dengan program merdeka belajar yang digulirkan Mas Menteri Nadiem Makarim, yaitu suatu sekolah yang guru dan muridnya punya kebebasan.
Faktor Penentu Keberhasilan Anak
Kepada orangtua, Mulyana mengingatkan beberapa faktor penentu keberhasilan anak. Hal pertama yang sangat penting, kata dia, terkait usia anak masuk sekolah dasar karena berhubungan dengan perkembangan psikologisnya.
“Toleransi mungkin sekitar enam sampai tujuh tahun. Kalau kurang dari enam perlu diantisipasi perkembangan psikologisnya,” jelasnya.
Ia mengatakan, keberhasilan anak juga ditentukan oleh pengembangan potensi yang dimiliki, menyesuaikan dengan karakter anak, dan perhatian orangtua yang tinggi.
Siswa kelas I, kata Mulyana, memiliki sejuta keunikan, keaktifan, dan hobi. Menurutnya, sekolah harus mampu menghargai keunikan dan potensi anak.
“Karena anak kelas I ini tergolong aktif, maka harus dicarikan sekolah yang memiliki jenis ekstrakurikuler cukup banyak, yang mempunyai program pengembangan hobi dan bakat dengan maksimal,” jelasnya.
Mulyana juga menekankan kepada orangtua untuk dapat mencarikan sekklah yang disiplin, tertib, dan menyenangkan, sehingga anak merasa senang belajar. (*)
Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.