PWMU.CO– Klinik Suherman Universitas Muhammadiyah Jember membuka rapid test untuk umum membantu deteksi penyebaran covid-19.
Kepala Klinik Suherman dr Fitria Putri MSi menjelaskan, sudah dua pekan membuka rapid test. Tujuannya untuk mencegah penularan covid dengan mengetahui lebih dini penderitanya lewat tes ini.
”Kami merasa waswas karena tenaga kesehatan dan karyawan setiap hari berinteraksi dengan pasien berbagai macam penyakit,” kata Fitria.
Rapid test atau tes serologis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan mengambil sampel darah dari ujung jari. Setelah itu sampel darah diteteskan ke alat rapid test untuk mengetahui apakah darah mengandung antibodi yang menandakan orang tersebut sedang atau pernah mengalami infeksi suatu virus atau tidak.
Banyak Peminat Tes
Fitria mengatakan, sebelumnya masih ragu membuka tes rapid untuk umum karena muncul kekhawatiran apabila ada nakes atau karyawan yang positif. ”Jangan-jangan nanti malah bikin heboh kalau muncul dua garis biru pada hasilnya,” ungkap Fitria bercanda.
Namun, lambat laun keinginan membuka rapid test untuk umum mantap dilakukan melihat sudah banyak instansi kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan laboratorium yang juga menyediakan pemeriksaan.
Apalagi saat ini pemerintah mewajibkan surat keterangan rapid test untuk masyarakat yang hendak bepergian. Ternyata animo masyarakat sangat tinggi. Sampai saat ini sudah ada 150 orang yang datang untuk rapid test.
Kebanyakan digunakan untuk perjalanan ke Bali atau santri yang kembali ke pondok. Selain itu, ada nakes dari intansi lain yang memeriksakan keluarganya untuk keamanan. ”Biasanya keluarga nakes yang belum pernah di rapid test, mereka datang ke sini,” ujarnya.
Sampai sejauh ini, hasil rapid test belum ada yang menunjukkan reaktif. ”Ya semoga tidak sampai ada yang benar-benar positif, itu doanya,” tambahnya.
Fitria juga menjelaskan Klinik Suherman tidak mewajibkan pasien rawat inap untuk rapid test kecuali ada permintaan sendiri karena biaya yang tinggi. ”Apalagi pasien pemegang kartu BPJS, tahunya mereka rawat inap di sini gratis, kita tidak mau membebani,” tuturnya.
Tapi, lanjutnya, kalau ada pasien rawat inap yang menunjukkan gejala mirip covid-19, maka akan langsung dilakukan rapid test untuk mengetahui kepastiannya. (*)
Penulis Disa Yulistian Editor Sugeng Purwanto