Institut Faqih Usman Kembangkan Aplikasi Sekolah Virtual. Hal itu untuk menjawab tantangan pembelajaran jarak jauh di masa pendemi Covid-19.
PWMU.CO – Institut Faqih Usman sedang mengembangkan Sistem Sekolah Virtual Berparadigma Literasi (SSVBL).
Koodinator Divisi Pelatihan Institut Faqih Usman, Juanto, mengatakan SSVBL ini untuk menjawab tantangan pembelajaran jarak jauh yang masih diberlakukan pada tahun ajaran 2020/2021 yang dimulai Senin (13/7/2020).
Hal itu diputuskan Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan karena pandemi Covid-19 masih berlangsung di Indonesia.
Bahkan Mendikbud Nadiem Makarim dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR menyebut bisa saja PJJ dengan pembelajaran dalam jaringang (daring atau online) atau Hybrid diterapkan permanen.
“Kami membaca dua fenomena. Di satu sisi pandemi ini memaksa kita mengalami disrupsi pendidikan lebih cepat dari perkiraan. Di sisi lain sistem dan masyarakat belum siap menghadapi perubahan ini,” terang Juanto, Jumat (10/7/2020).
Menurut Juanto, masyarakat harus menyadari bahwa sesungguhnya transformasi pendidikan adalah keniscayaan. “Mau ada pandemi atau tidak, masa depan model pembelajaran adalah menggunakan model PJJ secara digital. Tinggal bagaimana kita menyesuaikan dengan kebutuhan dan kultur masyarakat,” lanjutnya.
Sistem ini menggunakan konsep pembelajaran berparadigma literasi mandiri yang dikembangkan oleh Sekolah Menulis Inspirasi. Aplikasi ini sedang dalam tahap pengembangan dan ditargetkan rilis pada akhir Agustus tahun ini.
“Kita target pada tahun pelajaran ini, sekolah-sekolah yang siap melakukan transformasi bisa implementasi,” ujar sosok 38 tahun tersebut.
Keunggulan sistem ini bisa mengatasi persoalan seputar PJJ daring selama ini. Mulai dari yang sifatnya teknis seperti kuota yang besar dan pola yang tidak jelas, hingga yang bersifat filosofis seperti paradigma konvensional yang sudah tidak relevan namun tetap dipaksakan.
Pentingnya Kompetensi
Founder Sekolah Menulis Inspirasi Ahmad Faizin Karimi mengungkapkan, saat ini dunia sudah berubah. Maka yang dibutuhkan adalah kompetensi, bukan sekadar angka-angka dari hasil ujian yang tidak relevan.
“Karenanya pembelajaran mandiri berparadigma literasi yang mendorong peserta didik memiliki portofolio, itulah yang perlu dikembangkan,” terangnya.
Di antara keunggulan sistem ini adalah meminimalissasi beban administrasi pembelajaran. “Mulai dari presensi, hingga penilaian disederhanakan. Tidak kuantitatif namun kualitatif,” ujar pria yang berprofesi sebagai konsultan literasi dan indie publisher itu .
“Dalam tiap topik pembelajaran, memungkinkan guru berkolaborasi sehingga mereduksi beban belajar siswa. Bahkan nantinya akan kami kembangkan kolaborasi pembelajaran lintas sekolah. Juga dari tiap topik bisa digenerate menjadi kompilasi portofolio yang bisa dipublikasikan melalui berbagai platform,” terang penulis dan pegiat literasi itu.
Institut Faqih Usman adalah komunitas peneliti yang dibentuk oleh Bidang Riset Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadyah (PDPM) Gresik bersama komponen angkatan muda Muhammadiyah lainnya.
“Visinya mengarusutamakan dakwah berbasis data dan mengembangkan pembaruan gerakan dakwah sesuai kebutuhan zaman,” katanya. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.