PWMU.CO– Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengunjungi Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah diterima di Gedung Dakwah Jakarta, Rabu (29/7). Kedatangannya untuk mengucapkan selamat milad dan meminta maaf tentang polemik seleksi Program Organisasi Penggerak (POP).
Mendikbud Nadiem Makarim disambut oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr Abdul Mu’ti. Sedangkan Menteri Nadiem didampingi staf khusus. Usai pertemuan Nadiem Anwar Makarim menolak memberi komentar kepada wartawan.
”Mendikbud menyampaikan permintaan maaf dan berjanji akan mengevaluasi program POP,” jelas Mu’ti. Pertemuan ini berjalan sekitar satu jam. Dalam pertemuan itu keduanya membahas soal rekrutmen POP.
Abdul Mu’ti mengapresiasi atas kunjungan dan permintaan maaf yang Nadiem lakukan secara kelembagaan dan personal.
Meski ada janji mengevaluasi POP, sambung Mu’ti, Muhammadiyah belum menentukan sikap lebih lanjut setelah memutuskan mundur karena seleksi pelolosan lembaga peserta POP dinilai tidak transparan.
”PP Muhammadiyah akan membahas secara khusus dengan Majelis Dikdasmen dan Majelis Dikti Litbang dalam waktu dekat,” tandasnya.
Diskusi Pendidikan
Sementara rilis Kemendikbud menyatakan kedatangan Nadiem untuk menyampaikan selamat atas milad Muhammadiyah ke-111 pada hari ini 8 Dzulhijjah 1441 H. Selain itu, Nadiem juga berbincang dengan Abdul Mu’ti ihwal perkembangan pendidikan di tanah air.
Kunjungan ini setelah Nadiem disarankan silaturahim ke Muhammadiyah dan NU untuk mendinginkan masalah rekrutmen POP. Saran itu misalnya disampaikan oleh Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda setelah Muhammadiyah, NU, dan PGRI mundur dari POP.
Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim telah meminta maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dalam proses seleksi POP. Dia berharap tiga ormas yang menyatakan mundur bersedia gabung kembali.
Pernyataan maaf itu disampaikan lewat rilis dan video.”Dengan penuh rendah hati, saya memohon maaf atas segala ketidaknyamanan yang timbul dan berharap agar ketiga organisasi besar ini bersedia terus memberikan bimbingan dalam proses pelaksanaan program, yang kami sadari betul masih jauh dari sempurna,” kata Nadiem.
Mendikbud berharap organisasi penggerak seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang selama ini sudah menjadi mitra strategis pemerintah dan berjasa besar di dunia pendidikan bahkan jauh sebelum negara ini berdiri, dapat kembali bergabung dalam POP. (*)
Editor Sugeng Purwanto