PWMU.CO – Umumnya, perjalanan ke luar negeri mengenal dua model. Pertama, model “full-service”. Model ini adalah paket perjalanan ke luar negeri dengan segala sesuatu disediakan oleh penyelenggara. Peserta tinggal duduk manis dan mengikuti jadwal begitu saja.
Kedua, model “backpacking”, yakni perjalanan yang sepenuhnya mandiri dan murah. Namun keduanya sama dalam satu hal: sama-sama menekankan sisi rekreasi.
Anak-anak muda Muhammadiyah Jatim yang bergabung dalam Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) menawarkan perjalanan ke luar negeri dengan model unik. Gabungan dari konsep pertama dan kedua, dan juga mengombinasikan perjalanan ilmiah dan rekreatif.
(Baca juga: Kunjungan Ilmiah ke 3 Negara dengan Rp 4 Juta selama 5 Hari dan Mahasiswa yang Bersepeda, Berskateboard, dan Berjalan Kaki di Green University)
Ini yang tidak bisa ditemukan di agen perjalanan pada umumnya. Sejak tanggal 20 September kemarin, hingga 24 besuk, ke-22 peserta gelombang II ini menjelajah luar negeri terdekat.
Untuk hal-hal tertentu seperti tiket pesawat dan penginapan, dikelola oleh panitia untuk keseragaman. Tapi untuk transportasi lokal dan konsumsi di negara tujuan, panitia memberi arahan, tetapi pelaksana adalah semua peserta.
Ini karena tujuan perjalanan ini adalah memberikan pengalaman tangan pertama tentang kehidupan di luar negeri kepada generasi muda, sehingga mereka tak hanya mendengar tetapi mengalami langsung. Jika semua disediakan panitia, mereka tidak belajar apa-apa. Memang kelihatan sedikit ribet, ternyata manfaatnya jauh lebih besar.
(Baca juga: Berminat Ikut Pertukaran Pelajar-Pemuda ke Amerika? Berikut adalah Programnya)
Perjalanan ini disebut RI-345, atau kepanjangan dari Rihlah Ilmiah 345. Angka ini sendiri bermakna 3 negara, 4 juta, 5 hari. Mengunungi 3 negara dengan biaya 4 juta selama 5 hari. 3 negara yang dikunjungi adalah Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Ciri paling menonjol dari perjalanan ini adalah unsur pembelajaran. Sehingga banyak menghabiskan waktu untuk kunjungan di berbagai universitas. Di antara universitas yang sudah jadi langganan program ini adalah National University of Singapore, Universiti Kebangsaan Malaysia, dan Prince Songkla University, Thailand. Terdapat pula lembaga pemikiran Islam seperti Islamic Renaissance Front, yang berbasis di Kuala Lumpur. (af karim)