Pelajaran Hoax dari Bu Tejo dalam film pendek Tilik viral di medsos. Cerita film ini disukai karena menyindir watak masyarakat kita yang suka menggunjing.
PWMU.CO -Film pendek berjudul Tilik menjadi viral di jagad medsos pekan ini. Film produksi Ravacana Films bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu menjadi perbincangan ramai terutama sosok Bu Tejo yang ceriwis. Sudah ditonton sekitar 3 juta orang.
Film dibuat tahun 2018 tapi tayang perdana di Youtube pada 17 Agustus 2020. Durasinya 32 menit. Dialognya berbahasa Jawa. Ada teks terjemah bahasa Indonesia.
Pemeran Bu Tejo yang dibawakan oleh bintang lokal Siti Fauziah Saekhoni membuat gemas pemirsa. Film ini disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo (27). Sebagai penyeimbang Bu Tejo, ada tokoh Yu Ning yang diperankan Brilliana Desy. Dia selalu tak sependapat dengan orang ceriwis itu.
Film ini membawa pesan agar masyarakat selektif mencerna informasi medsos agar terhindari dari berita hoax. Sepanjang cerita film didominasi pergunjingan ibu-ibu dari satu Dlingo yang akan tilik atau bezuk Bu Lurah di rumah sakit. Kebetulan rumah sakitnya RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman.
Watak Emak-emak
Rombongan ini naik truk menuju kota. Namanya emak-emak kalau sudah kumpul pasti ngrasani orang. Membicarakan Dian, kembang desa yang dekat dengan anaknya Bu Lurah. Bu Tejo menggunjingnya dengan bahan informasi darimana saja. Dari teman dan Facebooknya.
Bu Tejo juga digambarkan berjiwa sosial. Memberikan tips kepada sopir truk bernama Gotrek. Tapi Yu Ning curiga jangan-jangan tips itu suap karena Pak Tejo akan ikut pemilihan lurah. Bu Tejo membenarkan suaminya ikut pemilihan tapi uang tips itu bukan sogokan. Motif ikut njago lurah karena Bu Lurah sudah tua dan sakit-sakitan harus ada regenerasi, katanya.
Adegan paling lucu ketika truk ditilang polisi karena melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Pasal 5 (4) bahwa truk dilarang memuat penumpang. Ibu-ibu ini tidak terima perjalanannya dihentikan. Semua turun meladeni polisi lalu lintas itu sampai lungset.
Tiba di rumah sakit ternyata Bu Lurah tidak boleh dijenguk karena masih di ICU. Emak-emak ngomel kepada Yu Ning karena memberi informasi kurang jelas sehingga petualangan mereka selama di perjalanan jadi sia-sia. Mengobati kekecewaan itu, Bu Tejo mengajak emak-emak belanja ke Pasar Beringharjo Yogya.
Hindari Ghibah
Bu Tejo dalam film itu mewakili sifat sebagian besar pemakai medsos yang gampang termakan hoax dan asal berkomentar meskipun tak punya pengetahuan. Dalam realitasnya sifat ini sudah mengantarkan beberapa netizen berurusan dengan hukum terkena pasal pencemaran nama baik UU ITE. Meskipun begitu toh tak membuat jera netizen lainnya.
Dalam bermedsos selalu dianjurkan mencari kebenaran lewat konfirmasi atau tabayun. Cek dan ricek. Agar berita itu tidak merugikan orang lain. Dalam Islam, ghibah merupakan perbuatan yang harus dijauhi. Rasulullah saw berkata,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ : أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخْيْ مَا أَقُوْلُ ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Dari Abu Hurairah ra mengatakan, Rasulullah saw berkata, tahukah kalian apa itu ghibah? Lalu sahabat berkata, Allah dan rasulNya yang lebih tahu. Rasulullah bersabda, Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci. Sahabat bertanya, bagaimana kalau apa yang aku katakan benar tentang saudaraku? Rasulullah bersabda, jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu. (HR Muslim no. 2589)
Cerna Pesannya
Dalam al-Quran surat al-Hujurat ayat 12 Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمُ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُم أَنْ يَأكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۚ وَاتَّقُوْا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوّابٌ رَحيمٌ
Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan jangan di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kalian akan merasa jijik. Bertakwalah kalian pada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.
Dari film Tilik senada dengan ajaran Islam itu. Ada pelajaran hoax yang harus dipahami. Disampaikan dengan kocak dan menghibur. Asal penonton bisa mencerna pesannya. Jangan hanya ditangkap lucunya semata.
Film ini sudah mendapatkan Piala Maya 2018 kategori Film Cerita Pendek Terpilih, juga menjadi Official Selection Jogja-Netpac Asian Film Festival tahun 2018. Juga menjadi Official Selection World Cinema Amsterdam tahun 2019. (*)
Penulis Hendra Hari Wahyudi Editor Sugeng Purwanto