PWMU.CO – Apa artinya banyak anggota jika masjidnya sepi. Barangkali itulah yang dipedomani Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Takerharjo, Solokuro, Lamongan, di dalam berdakwah. Masjid menjadi perhatian serius, agar senantiasa semarak, antara lain, oleh kegiatan shalat jamaah lima waktu dan pengajian rutin.
(Baca: Bermuhammadiyah Itu Mudahkanlah, Jangan Dipersulit)
Adalah Muhammad Tsabit Hamdan yang dijadwalkan mengisi pengajian seminggu sekali. Tepatnya, pengajian dilaksanakan setiap Kamis seusai jamaah Maghrib sampai Isya, seperti Kamis (29/9) malam. Di Masjid Al-Jihad Takerharjo, pengajian yang disampaikan Wakil Ketua PDM Lamongan itu selang-seling. Jika Kamis ini membahas tafsir, maka Kamis depan adalah hadis tentang akhlak.
Masjid Al-Jihad yang tergolong ramai jamaahnya itu, pada waktu pengajian, lebih ramai lagi. Pria-wanita, tua-muda, begitu khusyuk menyimak pengajian. Dan, agar tidak bosan, maka setiap dua bulan sekali PRM Takerharjo mengundang mubalig dari luar untuk menggantikan Kiai Tsabit.
(Baca: Untuk Apa Saldo Kas Masjid Ratusan Juta jika Jamaahnya Melarat dan Bubarkan, Pengajian yang Tak Lahirkan Gerakan Kepedulian Sosial)
Untuk pembahasan ibadah praktis yang butuh visualisasi, misalkan shalat atau wudhu, disediakan LCD. Dengan demikian, detail gerakan bisa disaksikan seluruh hadirin. Terutama jamaah awam dan sudah tua, biasanya lebih mudah diperlihatkan gambar daripada dijelaskan dengan dalil-dalil serta keterangan panjang lebar. (M Husnaini, Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PCM Solokuro Lamongan)