Misi Dakwah Nabi Juga Berantas TBC tulisan Dr Aji Damanuri MEI, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Ponorogo, dan sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Tulungagung.
PWMU.CO-Misi dakwah pemberantasan TBC (tahayul, bid’ah dan churafat) identik dengan Muhammadiyah. Gerakan dakwah ini sebenarnya juga dikerjakan Rasulullah saw. Misinya mengembalikan kepercayaan jahiliyah bangsa Arab kepada agama Nabi Ibrahim yang hanif.
Amru bin Luhay, pemimpin Bani Khuza’ah, adalah orang yang menyesatkan kepercayaan generasi bangsa Arab yang membawa berhala Hubal dari Syam sepeninggal Nabi Ismail. Kemudian mencampuradukkan kepercayaan tauhid dengan syirik. Di masa ini tahayul, bid’ah dan churafat mulai dipraktikkan.
Berhala lainnya juga dipasang di Kakbah sebagai sesembahan. Mengadakan pengurbanan ternak atau hasil panen untuk sesajen berhala. Budaya TBC lainnya menentukan keputusan berdasar undian dengan anak panah tanpa bulu.
Mereka juga memercayai, peramal, dukun, dan ahli nujum. Posisi bintang berpengaruh pada nasib dan masa depan. Perkataan ahli nujum dipercaya dalam meramalkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi.
Tanda-tanda alam lainnya yang menjadi pertimbangan dalam tindakan adalah tradisi thiyarah, melepas hewan ternak, jika berbelok ke kanan maka pertanda baik, jika berbelok ke kiri pertanda tidak baik.
Percaya bahwa keberuntungan dan kesialan dilihat dari arah belok hewan yang dilihat dijalan. Hewan belok kanan untung. Kalau belok kiri sial. Ruas tulang kelinci dipercaya bisa menjaga diri dari gangguan setan.
Bid’ah Pernikahan
Bid’ah besar tradisi jahiliyah adalah tradisi pernikahan. Jahiliyyah Arab membolehkan poliandri. Satu wanita bisa menikahi beberapa laki-laki. Jika melahirkan, semua suaminya berkumpul, wanita ini menunjuk siapa yang jadi bapaknya.
Rasulullah saw datang mengembalikan pada ajaran tauhid. Itulah misi dakwah Islam. Sebagai agama penyempurna ajaran nabi-nabi sebelumnya. Menjalankan ritual berdasarkan wahyu ilahi. Tawasul dengan jalan berdoa langsung kepada Allah. Tidak perlu perantara berhala. Juga tawasul lewat amal saleh dan ibadah yang tata caranya diajarkan Rasulullah.
Berhala-berhala pun dihancurkan. Tradisi haji dibersihkan dari bid’ah seperti thawaf telanjang. Undian nasib lewat anak panah dilarang dengan mengajarkan qada’, qadar, ikhtiar dan tawakkal.
Hukum pernikahan diluruskan dengan mementingkan jalur nasab yang jelas dari laki-laki. Memperhatikan hubungan darah, waris, dan perwalian.
Kultus Individu
Dari sejarah penyimpangan kepercayaan millat Ibrahim menjadi syirik dapat ditarik kesimpulan bahwa itu terjadi karena sikap kultus individu seorang tokoh tanpa kritik. Amru bin Luhay adalah contoh nyata bagaimana kultus individu yang menjerumuskan para pengikutnya pada tradisi bid’ah, tahayul dan churafat tanpa adanya kritik.
Berbungkus logika agama dan penghormatan tradisi maka setiap ucapan dan tindakan tokoh yang dikultuskan dianggap sebagai kebenaran yang harus diikuti. Kebiasaan taklid dan fanatisme buta menjadi tradisi itu berkembang.
Kitab sejarah karya Shafiurrahman berjudul Ar Rahiq al Makhtum Bahs fi Shirah Nabawiyah ala Shahibiha Afdhalu Shalati wa Salam menceritakan perjuangan Nabi saw memberant TBC.
Di Indonesia gerakan ini dinisbatkan pada KH Ahmad Dahlan. Karena itulah dia mendirikan organisasi Muhammadiyah. Artinya, pengikut Nabi Muhammad saw.
Dengan pedoman Quran dan hadits, bisa menyaring mana tradisi budaya yang boleh dipakai dan mana saja yang merusak akidah untuk disingkirkan. (*)
Editor Sugeng Purwanto