PWMU.CO – Covid masih berkembang, sekolah jangan buka. Hal itu disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M. Saad Ibrahim MA.
Dia menyampaikan saat memberikan sambutan pada Webinar PPJ Efektif Ramah Kuota yang diselenggarakan oleh Majelis Dikdasmen PWM Jatim via Zoom, Kamis (27/8/2020).
Lintas Zaman
Saad Ibrahim merasa bersyukur mengalami perubahan-perubahan jaman yang begitu drastis. Orang-orang seusianya sekitar 60 tahun ke atas adalah orang-orang yang diberikan anugerah oleh Allah.
“Bisa menghadapi perubahan-perubahan secara revolusioner dan drastis mulai dari ketika kecil sekolah masih menggunakan sabak. Kemudian berkembang menggunakan potelot, kapur, lalu menggunakan tinta dengan semacam lidi. Dan sekarang menggunakan laptop dan HP dan lain sebagainya,” ujarnya.
Perintah Membaca
Menurutnya dari aspek pendidikan, sebenarnya semakin ke belakang semakin terfasilitasi dengan sangat baik. Maka semakin ke belakang semakin tidak boleh lagi ada perasaan-perasaan mengeluh. Seperti pertemuan face to face pada masa Covid-19 relatif tidak bisa dilakukan dengan cukup aman.
“Bukankah teknologi, khususnya teknologi informatika, itu dimaksudkan untuk tidak lagi ada jarak suatu kawasan dengan kawasan lain. Informasi itu terbuka dan begitu mudahnya serta dalam seluruh sarana bisa berjalan,” paparnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, bisa jadi ketika al-Quran turun pada periode Makkiah dimulai dengan iqra dan seterusnya. Itu kata perintah tetapi tidak ada objek yang dibaca. Maknanya kemudian sarana untuk pembacaan itu begitu luasnya. Dan semakin ke belakang sarana semakin melimpah serta semakin efektif dan efisien.
“Coba kita bandingkan dulu ketika kuliah di pascasarjana. Membuat makalah harus di kertas sheet dulu lalu diputar-putar untuk memperbanyak kemudian baru dijilid,” kenangnya.
Aktualisasi Potensi
Sekarang dengan kemudahan ini, menurutnya, maka tidak ada alasan lagi hambatan-hambatan dalam pembelajaran. Maka mindset yang perlu dibangun adalah berusaha mengaktualisasikan potensi yang diberikan Allah kepada manusia.
“Berupa potensi untuk ingin tahu. Potensi untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya dan mendapatkan pengetahuan. Maka inilah potensi al-qiraah, sebuah potensi untuk membaca,” ungkapnya.
Pada setiap orang, sambungnya, diberikan potensi itu. Maka tugas para guru dan para kepala sekolah adalah menstimulasi anak didiknya untuk mengaktualisasi potensi yang telah diberikan Allah kepada kita.
“Generasi-generasi di belakang memang harus cerdas karena sarana-sarana itu dengan mudahnya didapatkan. Jangan heran kalau makhluk yang terakhir diciptakan oleh Allah dari segi jenis yaitu manusia. Begitu Adam diciptakan oleh Allah dan ternyata memiliki potensi terkait ilmu pengetahuan. Lalu dihormati oleh malaikat dan makhluk lainnya,” jelasnya.
Maka maknanya, menurutnya, semakin ke belakang maka harus lebih dan lebih dalam aktualisasi potensi diri.
“Sekali lagi tidak ada alasan dengan kendala Covid-19 ini lalu menjadikan kita tidak mengaktualisasi potensi membaca untuk belajar. Untuk membaca ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini termasuk juga dengan kitab suci,” terangnya.
PJJ Efektif
Saad Ibrahim mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Majelis Dikdasmen PWM Jatim untuk mengadakan semacam kajian-kajian yang bersifat lebih global tidak terbatas ruang dan waktu. Dengan begini Insyaallah Jawa Timur tetap memiliki garis yang tegas terkait dengan Covid-19.
“Selama Covid-19 masih ada apalagi lebih berkembang lagi di belakang maka sekolah jangan masuk dulu. Tetapi lakukan pertemuan jarak jauh secara efektif seperti ini. Tapi yang jauh lebih penting menanamkan kepada anak didik kita untuk menggunakan semua sarana. Entah sarana itu terkait dengan IT seperti ini atau sekadar memahami apa yang ada di sekitarnya,” terangnya.
Maka Insyaallah, lanjutnya, Allah akan membukakan pengetahuan. Ilmu akan diberikan oleh Allah. “Selama manusia itu punya kehendak kuat untuk menambah pengetahuan dan senantiasa memohon kepada Allah maka kita akan tetap belajar, belajar dan belajar. Tetap kita melaksanakan perintah Allah untuk qiraah, qiraah, dan qiraah,” tuturnya. (*)
Covid Masih Berkembang, Sekolah Jangan Buka. Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.