PWMU.CO– Majalah MATAN memasuki usia ke-14 tahun bulan Agustus 2020 ini. Peringatan hari jadinya dirayakan secara sederhana dalam rapat redaksi dan syukuran dua tumpeng di Kantor PWM Jatim Jl. Kertomenanggal, Senin (31/8/2020) siang.
Perayaan hari ulang tahun majalah milik Muhammadiyah Jatim ini dengan undangan terbatas. Dihadiri kru redaksi dan penulis senior seperti Syafiq A. Mughni (Ketua PP Muhammadiyah), Ahmad Jaenuri, Nur Cholis Huda, Nadjib Hamid, ketiganya Wakil Ketua PWM Jatim, dan dr Tjatur Prijambodo (Direktur RSA Siti Fatimah Tulangan).
Syafiq Mughni menyampaikan, tujuan kelahiran majalah ini untuk menyuarakan gerakan dan pemikiran Muhammadiyah sehingga bisa menjadi bacaan yang dinikmati masyarakat luas.
Dialah orang yang membidani lahirnya Majalah MATAN pada tahun 2006 saat menjabat Ketua PWM Jatim. Dia menceritakan, selama empat belas tahun, media persyarikatan ini telah melewati banyak ujian dan bersyukur bisa melewati masa-masa sulit itu.
”Sekarang saya mengharap muncul penulis baru. Yang tua jadi pendorong saja. Bukan yang utama. Karena ide banyak dari muda. Biasanya orang tua mikir masa lalu. Anak muda mikir masa depan,” tutur guru besar UIN Sunan Ampel ini.
Nadjib Hamid menyampaikan, ibarat manusia, MATAN saat ini memasuki usia baligh. Jadi tanggung jawabnya lebih besar. ”Kalau awal-awal salah-salah sedikit tidak masalah. Tapi sekarang sudah tidak boleh begitu,” tandas Nadjib yang juga memegang pemimpin umum majalah ini.
Dikatakan, usia 14 tahun membuat tanggung jawab redaksi semakin berat. Di usia yang lebih matang, media ini harus lebih berkualitas.
Radikal dan Lembut
Sementara itu Pemimpin Redaksi Ainur Rofiq Sophiaan mengatakan, dalam mengawal pemikiran Muhammadiyah sebagai gerakan wasatiyah atau moderasi tidaklah mudah. ”Kalau kita menulis yang lembut dianggap tidak tegas. Kalau kita kritis dianggap radikal,” ucapnya.
Ahmad Jainuri mengaku bangga, karena MATAN terus berinovasi, terutama sisi lay out. ”Bentuk fisik banyak perubahan dan semakin bagus,” ujar Jaenuri yang juga guru besar UIN Sunan Ampel.
Dia berharap, majalah ini terus meningkatkan kualitas tulisan. Sehingga informasi yang disajikan lebih mendalam dan enak dibaca.
”Perbaikan kualitas tulisan itu tergantung kawan-kawan di lapangan menyerap informasi dan enak dibaca. Menuangkan informasi dalam tulisan itu, elemen pentingnya kompetensi. Sehingga enak dibaca dan pembaca paham. Semoga lebih ditingkatkan lagi,” harapnya.
Wakil Pemimpin Umum Nur Cholis Huda mengatakan, salah salah satu kesulitan menulis di MATAN adalah waktu penerbitan yang lama, yakni sebulan sekali. Sehingga cukup susah untuk mencari tema yang tidak basi.
”Karena terbit sebulan sekali, jadi kita harus mikir, apakah ini masih layak dibaca jika diterbitkan sebulan mendatang?” jelasnya.
Dia memaparkan, misi majalah ini adalah memperluas wawasan warga persyarikatan dan menyuarakan Muhammadiyah sebagai gerakan pemikiran wasatiyah. ”MATAN juga bisa dipakai sebagai sarana komunikasi antar warga Muhammadiyah,” tuturnya. (*)
Penulis Miftahul Ilmi Editor Sugeng Purwanto