PWMU. CO – Sebagai salah satu rekomendasi Muktamar Muhammadiyah di Makasar, konsep Dar Al-Ahdi Wa Asy-Syahadah penting untuk selalu disosialisasikan. Apalagi dengan multikulturalisme anggotanya, Muhammadiyah perlu menanamkan kesadaran nasionalisme ini secara merata. Untuk itulah Majelis Tarjid dan Tajdid Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik menggelar kajian tarjih dengan tema “Dar Al-Ahdi Wa Asy-Syahadah: Refleksi Ideologis Muhammadiyah” di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Ahad (2/10).
“Bicara tentang Dar Al-Ahdi Wa Asy-Syahadah adalah bicara tentang konsep nasionalisme Muhammadiyah. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa Muhammadiyah termasuk yang membidani lahirnya republik ini,” ujar Dr Syamsuddin MA, narasumber dalam kajian tarjih ini.
(Baca: Ke Amerika, PWM akan Uraikan Konsep Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wasy Syahadah dan Benarkah Ada Benturan Ideologi di Internal Muhammadiyah?)
Menurutnya, konsep Dar Al-Ahdi Wa Asy-Syahadah saat ini memiliki relevansi untuk ditanamkan kembali mengingat perkembangan kehidupan kebangsaan Indonesia yang makin meluntur. “Muhammadiyah melihat bahwa beberapa perkembangan kehidupan negara mulai menyimpang dari tujuan kemerdekaan yang diusahakan oleh Founding Father kita. Dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya semestinya kepentingan rakyat lebih diutamakan”.
Dalam konteks berbangsa dan bernegara, doktor lulusan UIN Sunan Kalijaga ini menegaskan bahwa ideologi Pancasila yang dimiliki Indonesia perlu dipahami sebagai ideologi pemersatu bangsa. “Karenanya tidak perlu kita mengubah ideologi Pancasila ini dengan ideologi lain yang terbukti tidak lebih baik dalam mengatur kehidupan bangsa ini,” lanjutnya. (Faizin)