PWMU.CO – Surat Al-Fajr, Kisah Hancurnya Bangsa Kapitalis. Bangsa Ad di zaman Nabi Hud, Samud di zaman Nabi Shaleh, dan Firaun di zaman Nabi Musa adalah bangsa-bangsa yang berpengetahuan dan berperadaban tinggi.
Bukti kemajuan peradaban itu dijelaskan dalam ayat 7-10, yaitu kaum Ad memiliki Kota Iram yang megah, dengan bangunan-bangunan tinggi yang belum pernah ada sebelumnya.
Kaum Samud yang mampu membuat pemukiman di dalam tanah dengan cara memotong-motong batu besar di bukit. Dan Firaun dengan bangunan piramida yang masih bisa disaksikan sampai sekarang.
“(Yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi (7); yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain (8); Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah (9); dan kaum Fir’aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak) (10).
Bangsa yang Hancur
Tetapi mereka hancur oleh ideologi kapitalisme yang mereka bangun—ideologi yang memandang sesuatu dengan ukuran harta benda. Demikian kesimpulan dari kajian surat al-Fajr oleh KH Sachroji Bisri.
Ciri kapitalisme itu dijelaskan dalam ayat 15-20 surat al-Fajr.:
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya, lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.” (15)
Adapun bila Tuhannya mengujinya, lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku menghinakanku.” (16)
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim (17); Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin (18).
Dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampurbaurkan (yang halal dan yang batil) (19); Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan (20).
Materialistik-Individualistik
Ideologi kapitalisme memiliki dua ciri. Pertama, dari sisi paradigma materialistik. Bahwa kemuliaan atau kehormatan dan kenistaan hidup itu ukurannya harta benda.
“Keterangan ini kita dapati dalam ayat 15 dan 16, yaitu sikap yang apabila diberi Tuhan kemuliaan dan kesenangan, meraka bilang ‘aku dimuliakan’. Namun, jika diuji kemiskinan mereka menganggap dihinakan Tuhan,” jelasnya.
Kedua, cara pandang yang serba kapitalistik itu lalu berimplikasi pada gaya hidup yang individualistik. Yaitu cara hidup yang mementingkan diri sendiri dengan menyingkirkan norma-norma hidup sosial yang bercirikan saling membantu sesama.
Surat al-Fajr memberi contoh sikap individualistik itu dalam tindakan tidak memuliakan yatim, tidak memberi makan orang miskin, dan bernafsu menguasai harta warisan.
Mencintai dunia yang berlebihan, seperti digambarkan surat al-Fajr ini, adalah ciri kapitalisme modern. Dan itu akan menjadi penyebab kehancuran sebuah peradaban.
“Kalau Amerika atau negara kapitalis lainnya tidak memperbaiki sistemnya, maka pelan-pelan mereka akan hancur, sebagaimana bangsa Ad, Samud, atau Firaun,” kata KH Sachroji Bisri. (*)
Penulis Mohammad Nurfatoni.