PWMU.CO – Syeikh Ali Jaber Ditusuk, Din Syamsuddin Serukan Ini. Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia itu menyampaikan sikap yang berisi lima hal.
Pertama, peristiwa penusukan atas Syeikh Ali Jaber di tengah pengajian di Masjid Fallahuddin, Lampung, sungguh mengagetkan dan patut dikecam.
“Tindakan tersebut merupakan bentuk kriminalisasi terhadap ulama, dan kejahatan berencana terhadap agama dan keberagamaan,” ungkap Din Syamsuddin dalam pernyataan yang diterima PWMU.CO, Ahad (13/9/2020) malam.
Kedua, mendesak Polri untuk mengusut secara tuntas, dan menyingkap pelaku dan siapa yang berada di belakangnya.
“Kepada Polri agar bersungguh-sungguh memproses secara hukum dan menyeret pelaku ke meja pengadilan dengan tuntutan hukum maksimal,” seru Din Syamsuddin.
Jangan Terjebak Pengakuan Gila
Ketiga, kepada Polri agar tidak mudah menerima pengakuan dan kesimpulan bahwa pelakunya adalah orang gila. Sebagaimana pernah terjadi pada masa lalu yang sampai sekarang tidak ada kejelasan.
Keempat, meminta kepada Polri untuk menjamin keamanan para tokoh agama, khususnya ulama dan dai. Serta mengusut gerakan ekstrimis yang anti-agama dan hal yang bersifat keagamaan.
“Kelimat kepada umat Islam agar tenang dan dapat menahan diri serta tidak terhasut oleh upaya adu domba. Terima kasih,” pesan dia.
Kejanggalan Pelaku
Syeikh Ali Jaber—seperti dikutip kompas.com—meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penusukan yang dialaminya. Dia menduga, ada motif tertentu yang membuat dia menjadi incaran pelaku.
“Kalau urusan pribadi, saya tidak ada tuduhan, tapi secara hukum, dia (pelaku) harus diproses,” kata Ali Jaber saat ditemui usai kejadian di Rumah Hijrah Annaba, Sukarame, Ahad (13/9/2020) malam.
Dia juga mempertanyakan motif penusukan yang dialaminya. Sebab, ada beberapa kejanggalan ketika melihat sosok pelaku.
“(Pelaku) bukan orang yang, maaf, gila sembarangan. Dari segi kekuatan, badannya kurus, kecil. Tidak mungkin jika melihat tubuhnya bisa ada kekuatan sampai separuh pisau menusuk,” kata Syeikh Ali Jaber. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.