PWMU.CO – Aku cantik dengan caraku disampaikan Yozitha Intan Mata Indah SPd dalam acara Fun Counseling Spemdalas secara online melalui Youtube, Kamis (17/9/20).
Dalam acara tersebut, guru Bimbingan Konseling (BK) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik itu mengungkapkan wanita harus tetap menarik dengan jadi diri sendiri.
“Kata cantik identik dengan penampilan. Mulai tinggi, putih, atau langsing. Padahal standar kecantikan yang mempengaruhi pola pikir wanita,” ujarnya.
Dia menjelaskan definisi cantik itu tidak hanya secara fisik. Cantik itu adalah setiap diri manusia mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Tidak hanya dinilai dari fisik dan kecerdasan tetapi lebih kepada faktor X dalam melakukan sesuatu.
Bagaimana kita bisa, ujarnya, memperbaiki kualitas diri supaya lebih bijak dalam memanggapi setiap hal yang sudah dititipkan dalam diri kita.
“Dampak citra diri (self image) yang negatif adalah bisa kehilangan kepercayaan diri, depresi, dan gangguan makan (anorexia nervosa dan bulimia nervosa),” jelasnya.
Tips Bangun Citra Diri Positif
Dalam acara yang mengundang secara online siswa kelas VIII Spemdalas Nasya Salsabila Eki Cahyani itu Yozitha memaparkan tips bagimana menumbuhkan rasa senang terhadap diri sendiri.
“Cara pertama adalah membuat daftar tentang hal-hal positif yang ada dalam diri kita, setelah itu menetapkan tujuan hidup, dan menerima kritikan sebagai evaluasi diri, bukan sebagai energi negatif,” katanya.
Dia menekankan jangan sampai diri kita dibandingkan dengan orang lain. Tidak ada kamus dalam menumbuhkan rasa senang dengan diri sendiri dengan membandingkan diri kita dengan orang lain. Yang tidak pentingnya lagi, sambungnya, belajar mencintai diri sendiri.
Dalam membangun citra diri yang positif, Yozitha mengungkapkan kita harus menyadari keterbatasan tubuh kita. Semua yang ada dalam tubuh kita adalah pemberian Allah SWT. Tidak perlu, lanjutnya, mengambil hati perkataan-perkataan negatif dari orang lain.
“Kita harus menjadi sahabat untuk tubuh diri sendiri yang selalu bisa menemani dan menerima dengan baik. Kita harus menerima dan mencintai tubuh kita,” tandasnya. (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.