Bayangkan Kita yang Diserang Covid-19. Kolom ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO – Grafik warga Indonesia yang terpapar Covid-19 terus naik. Menurut kompas.id total per Selasa (22/9/2020) kasus positif 252.923. Yang dirawat 58.788; meninggal 9837, dan sembuh 184.298.
Kita semua prihatin. Sampai saat ini belum ada tanda-tanda kapan berakhirnya pandemi Covid 19.
Maka kita hanya bisa mohon pertolongan kepada Allah SWT. Berdoa dan berdoa dengan tetap menjalankan ikhtiar protokol Covid-19.
Protokol kesehatan menghadapi Covid-19 telah kita laksanakan. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, memakai masker, menghindari kerumunan, dan membuat jarak sosial.
Namun kondisi ini belum mampu menekan angka penurunan pandemi Covid 19. Tidak sedikit, sahabat, teman sekerja, atau tetangga yang terpapar. Hari ini masih bersama-sama kita, lusanya sudah terpapar Covid 19. Semua anggota keluarga dan orang-orang yang pernah contak harus menjalani tes rapid atau swab. Yang reaktif dan positif harus isolasi mandiri atau dengan terpaksa masuk ke rumah sakit.
Tanggapan dan reaksi beragam. Ada yang penuh keprihatinan dan merasa kasihan. Ada yang biasa saja. Ada yang menghindar jauh-jauh takut terkena wabah. Skeptis dan hilang solidaritasnya. Lalu tidak berbuat apa-apa. Ada yang cuek. Malah ada yang bikin hoax pada korban Covid-19 dan keluarganya.
Empati dan Simpati
Padahal kepada mereka selayaknya kita memberikan perhatian dan bantuan. Juga empati dan simpati. Bayangkan kalau kasus itu menimpa kita atau keluarga. Maka, penerapan konsep bertetangga yang baik harus ditumbuhkan. Hablum minannas harus digelorakan. Taawun harus harus digalakkan.
Bila ada tetangga atau sahabat yang terkena musibah Covid-19 sehingga harus di rumah sakit dan keluarganya harus isolasi, bantulah mereka semampu kita. Perhatikan keberadaan anak-anak yang masih dalam usia sekolah.
Berilah semangat. Kasih motivasi agar tetap optimis. Ingatkan agar lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Tetap jaga protokol kesehatan Covid-19.
Siapa orangnya yang mampu menghindar dari wabah Covid-19 ini? Siapa yang merasa kebal dengan musibah ini? Siapa yang bisa menjamin tidak terpapar Covid-19?
Untuk itu, marilah banyak beristighfar dan jauhkan prasangka. Berpikir positif adalah langkah bijak. Berempati terhadap tetangga, sahabat, dan teman seperjuangan adalah ikhtiar terbaik.
Bila korban terpapar Covid-19 sudah sembuh. Berilah motivasi dan nutrisi. Ajak beraktivitas kembali seperti sedia kala. Bila mereka aktivis gerakan dan dakwah, ajak kembali kepada komunitasnya. Berilah ruang dan waktu untuk beraktivitas kembali secara normal.
Jangan jauhi apalagi bikin pernyataan yang simpang siur. Jangan memberi stigma negatif pada mereka. Apapun musibah yang menimpa mereka, mereka adalah saudara kita.
Hindari Sombong
Jangan sombong. Jangan takabur dengan wabah ini. Tidak ada jaminan kita terhindar dari virus Corona. Baik rakyat jelata ataupun para penguasa. Patuhi protokol Covid-19.
Mari berprasangka baik kepada Allah SWT. Bahwa penyakit adalah ujian dari Allah SWT. Dan setiap penyakit pasti ada obatnya.
Mari kita resapi firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 155: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Semoga bisa jadi jalan kita ke surga, amin! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.