PWMU.CO – Guru SDMM Ahmad Muzaki menangi Sayembara Kritik Sastra 2020 yang digelar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Rabu (30/9/20).
Sayembara Kritik Sastra 2020 merupakan sebuah kompetisi menulis kritik sastra yang bisa diikuti oleh masyarakat umum, akedemisi, maupun pegiat sastra di Indonesia. Melalui laman Badan Bahasa, Ahmad Muzaki meng-upload semua berkas perlombaan yang dibutuhkan.
“Naskah kemudian dikurasi atau diseleksi oleh tim kurator. Hanya beberapa naskah terbaik yang akan lolos ke tahap selanjutnya untuk dinilai oleh juri,” jelas guru Bahasa Indonesia di SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik itu.
Dari 200 lebih naskah yang mendaftar, lanjutnya, terpilih 20 nominasi naskah terbaik yang kemudian dipilih tiga juara. “Alhamdulillah naskah saya dinyatakan terbaik V. Adapun 20 naskah terbaik yang masuk nominasi akan dibukukan menjadi antologi kritik sastra dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,” ungkapnya pada PWMU.CO, Kamis (1/10/2020).
Sebelum menulis kritik sastra, kata Ahmad Muzaki, yang harus dilakukan pertama adalah mencari objek karya sastra yang ingin dikaji. “Setelah itu, membaca karya tersebut dan mencari hal unik yang perlu diketahui oleh orang banyak. Lalu kita bisa menulis kritik terhadap sebuah karya dengan pendekatan-pendakatan yang sudah ada,” tambahnya.
Kokokan Mencari Arumbawangi
Ahmad Muzaki mengaku tertarik mengangkat novel Kokokan Mencari Arumbawangi karya Cyntha Hariadi yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama tahun 2020. Menurutnya, buku itu bagus untuk anak.
“Selama ini kita jarang menemukan buku dongeng yang bagus untuk anak. Saya sebagai guru SD yang setiap hari bergelut dengan anak-anak akhirnya tertarik untuk mengkaji novel ini,” ungkapnya.
Novel tersebut menceritakan seorang anak yang dikirim dari langit, dibawa oleh Kokokan (sejenis burung bangau) dan dijatuhkan di kebun bawang milik Nanamama. Gadis itu diberi nama Arumbawangi.
Sejak saat itu, hidup Nanamama dan anak laki-lakinya berubah menjadi penuh kegembiraan. Sampai suatu hari datang seorang pengusaha yang hendak mendirikan hotel di tengah sawah. Ketika semua warga sepakat menjual sawah mereka, hanya Nanamama yang bertekad tidak menjual sawahnya sampai ajal menjemput. Arumbawangi bersama kakaknya dengan gagah berani mempertahankan tanah mereka.
Ahmad Muzaki menjelaskan, cerita itu memberi makna kita harus lebih peduli lagi dengan alam, khususnya tanah. Tanahlah yang menghidupi dan menumbuhkan semua kebutuhan manusia. Manusia hanya bisa mengolah.
Ia tak menyangka bisa lolos sebagai nominasi dan terpilih sebagai terbaik V. “Alhamdulillah, karena beberapa nama yang masuk nominasi adalah kritikus-kritikus sastra yang sudah lebih dahulu dikenal luas,” ungkapnya. (*)
Penulis Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.