H Moch Syukron: Berlatar NU Lahirkan Amal Usaha Muhammadiyah, ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.
PWMU.CO – Nama Drs H Moch Syukron dikenal luas oleh warga persyarikatan Muhammadiyah Lamongan sejak ia terpilih sebagai Wakil Bendahara Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan dalam Musyda di Lamongan tahun 1986.
Dalam periode 1985-1990 ini Ketua PDM Kabupaten Lamongan terpilih adalah KH Abdurrahman Syamsuri dan Sekretaris Drs M Nadjih Bakar.
Dosen sekaligus Pedagang
H Moch Syukron lahir tanggal 5 Mei 1943 di Lamongan dari pasangan H Abd Syukur dan Hj Chayanah. Orangtuanya adalah pedagang besar di Lamongan.
Pendidikan dan keluarga H Moch Syukron berlatar belakang Nahdliyin (NU). Ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Indonesia (UII) kampus Surakarta.
H Moch Syukron dikenal sebagai pedagang yang sukses dengan usaha tokonya “Merdeka”. Di samping itu juga menjadi dosen Unsuri (sekarang Unisla) di Lamongan.
RH Moeljadi—Ketua PDM Lamongan pertama—yang mengajak H Moch Syukron berjuang di Muhammadiyah. Dia melihat potensi besar ada pada diri H Moch Syukron: seorang akademisi, pendidik, mubaligh, dan pedagang sukses.
Genjot AUM
Setelah aktif di Muhammadiyah, langkah awal yang dilakukan H Moch Syukron adalah pembenahan Masjid at-Taqwa di Bundaran Dapur Lamongan—satu kompleks dengan Asrama Pelajar Al Khoiriyah. Dia mengadakan renovasi pembangunan dan pembenahan manajemen masjid.
Pada tanggal 17 Agustus 1985 H Moch Syukron merintis berdirinya Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Cabang Lamongan di atas tanah wakaf seluas 10 x 30 m² Patung Kadet Soewoko. Pewakafnya adalah H Ishom Al Churi BBA, seorang pegawai BRI Cabang Lamongan.
Dalam mewujudkan pendirian panti inilah, dia dibantu H Fadelan Taslim, Mulyono AR, Mulyono Hidayat, Abdur Rosyid, Muhaimin Lulut, dan Khozin Jalik.
Panti menerima santri kali pertama pada 16 Februari 1986. Adapun santri-santri penghuni awal berasal dari Lamongan selatan. Seperti dari Sambeng, Ngimbang, Bluluk. Ada juga yang dari Gresik. Waktu itu pengasuhnya KH Khozin Jalik.
Bina Anak-Anak Asuhan Keluarga
Kini Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah Lamongan yang satu kompleks dengan Pondok Pesantren al-Mizan punya santri lebih dari seribu. Bangunannya berdiri megah. Asrama putra dan putri terpisah jauh. Jaraknya sekitar 0,3 kilometer.
Yang menggembirakan, alumninya ada yang diterima di Mesir, Libya dan Madinah. Dan sekarang, panti asuhan ini menjadi rujukan percontohan panti asuhan se-Jawa Timur.
Di samping mengelola panti asuhan yatim H Moch Syukron juga mengelola Anak-Anak Asuhan Keluarga. Mereka berasal dari keluarga tidak mampu di luar Lamongan. Mereka dibawa ke kota untuk sekolah di MAM Lamongan. Untuk biaya hidupnya, mereka dititipkan pada warga Muhammadiyah yang mempunyai usaha.
Paginya, mereka diajak menjaga toko. Siangnya sekolah di MAM dan malamnya harus mengaji, mendalami ilmu agama di asrama Pelajar Al Khoiriyah. Mereka dibebaskan biaya sekolahn. Buku dan pakaian pun disiapkan.
Dirikan Madrasah Aliyah
Pada tahun 1985, H Moch Syukron juga merintis berdirinya Madrasah Aliyah Muhammadiyah (MAM) Lamongan. MAM ini bertempat di kompleks Masjid at-Taqwa, memakai ruang kelas di Asrama Pelajar Al Khoiriyah.
Untuk mewujudkan madrasah ini H Moch Syukron didukung Mulyono AR, Mustofa Nur, Abdul Rosyad Suwadji, Karyono Basuki, Mulyono Hidayat, H Abdur Rosyid.
Sebagai kepala MAM pertama adalah Muhaimin BA, pegawai Pengadilan Agama Lamongan. Dibantu Maftuhin Halim sebagai tata usaha (TU, admin).
Pada tahun 1987 H Moch Syukron mendapat tugas sebagai Ketua Badan Koordinasi Mubaligh Muhammadiyah Cabang Lamongan. Tugas Badan ini untuk mengatur jadwal waktu khatib shalat Jumat dan tarawih.Dia dibantu Abd Rosyid (wakil Ketua), Mulyono AR (sekretaris), dan Masyhudan (bendahara).
Sebagai Ketua Bagian PKU Muhammadiyah Cabang Lamongan, H Moch Syukron pada tahun 1988 mengadakan Kursus Pembinaan Kemuhammadiyahan.
Pesertanya para santri asrama Pelajar Al Khoiriyah, Anak-Anak Asuhan Keluarga, dan santri Panti Asuhan Yatim. Kegiatan berlangsung selama tiga bulan: 7 Februari—10 April 1988. Peserta yang lulus mendapat sertifikat.
Bukti Pekerja Keras
Seabrek kegiatan H Moch Syukron seperti di atas menunjukkan jika dia pekerja keras dalam mendirikan AUM (amal usaha Muhammadiyah). Dia pandai “mengambil hati” para aghniya (dermawan) di kota Lamongan, Gresik, Surabaya, dan Sidoarjo.
Bahkan sampai terbentuk jaringan para aghniya sampai saat ini.
H Moch Syukron menikah dengan gadis Klaten Jawa tengah, Siti Munawaroh, pada 26 Desember 1970. Pasangan ini dikaruniai enam anak. Yaitu Mokh Fatah Nasir, Mokh Miftah Farid, Yuliana Rahmawati, Mokh Toni Akhiyat, Nurul Laily Mabruroh, dan Ety Nasriyah Merdekawati
Pada tanggal 24 Maret 2005 H Moch Syukron wafat dalam usia 62 tahun karena sakit.
“Prasasti” amal shaleh yang telah diwariskan oleh H Moch. Syukron patut diteladani oleh para generesi Muhammadiyah, sebagai pelopor, pelangsung, dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah. (*)