PWMU.CO – Dakwah virtual, perhatikan teknis dan nonteknis. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Program dan Pemberitaan TV Muhammadiyah (TVMu) Brillianto K Jaya.
Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menyelenggarakan Technical Meeting Lomba Dai Virtual via aplikasi Zoom, Kamis (8/10/2020).
Menurut Brillianto K Jaya saat ini dunia virtual sangat digandrungi banyak orang, tak terkecuali para dai. Mereka banyak melakukan aktivitas dakwah melalui dunia maya.
“Tetapi kadang ada yang luput dari para dai ketika berdakwah melalui medsos. Hal ini bisa dimaklumi kerena para dai sering fokus di atas mimbar dengan audiance nonvirtual atau non medsos,” ungkapnya.
Ada beberapa hal, lanjutnya, yang perlu disiapkan oleh dai-daiyah ketika berdakwah virtual. Baik yang bersifat teknis maupun nonteknis.
“Ini saya berbicara yang nonteknis dulu ya. Yang disiapkan adalah terkait dengan konten,” ujarnya.
Konten Update
Konten itu, sambungnya, sangat penting dalam hal rekaman termasuk dalam berceramah. Konten yang perlu disiapkan oleh para dai adalah konten yang terupdate saat ini.
“Contoh yang saat ini lagi booming adalah tentang RUU Cipta Kerja. Selain penguasaan tentang buku-buku keagamaan dan menyampaikan dalil-dalil al-Quran atau hadits, seorang dai juga harus mampu menguasai situasi terkini. Sehingga bisa meramu materi dan menghubungkan dengan situasi yang dihadapi saat itu,” paparnya.
Ceramah yang direkam, ujarnya, kemudian diuploud di YouTube, Instagra, dan medsos lainya akan bisa digunakan hashtag atau trending topic saat itu.
“Sehingga netizen kalau ingin mencari sesuatu yang dibutuhkan maka tinggal ketik satu kata. Dan ceramah kita akan muncul,” jelasnya.
Konten Spesifik
Konten berikutnya, menurutnya, adalah yang bersifat spesialis atau spesifik. Sekarang yang perlu dimunculkan dari para dai-daiyah adalah adanya dai dengan konten spesifik.
“Ada dai yang berbicara tentang kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Karena ini nanti juga akan menjadi brand dari sang dai-daiyah. Sehingga mereka akan dijuluki sebagai dai khusus dengan kemampuan yang spesialis dalam bidang tertentu,” terang mantan broadcaster MetroTV ini.
“Dai kesehatan, dai narkoba, dai pendidikan dan lainnya. Dari sinilah nanti akan lahir dai-daiyah yang luar biasa karena mampu menciptakan brand tersendiri. Dan otomatis akan menjadi dai spesialis yang terkenal,” imbuhnya.
Pengaturan Audio Video
Selain persiapan nonteknis, lanjutnya, beberapa hal teknis perlu diperhatikan saat dakwah virtual.
Pertama terkait teknis pengambilan audio dan video.
“Suara dan gambar merupakan dua hal yang sangat penting. Apalah artinya suara bagus tapi gambarnya jelek dan goyang-goyang. Orang akan malas melihatnya. Atau juga sebaliknya gambar bagus tapi tidak ada suaranya maka percuma. Tampil di medsos dan TV termasuk nanti di TVMU maka audio dan visual yang ditampilkan harus bagus,” urainya.
Peralatan yang perlu diperhatikan dan digunakan saat pengambilan gambar atau video adalah tripod. Tidak disarankan hp dipegang saja atau meminta bantuan orang lain.
“Kalau menggunakan tangan atau bantuan orang lain, maka seberapa kuat kedua tangan memegang hp untuk merekam. Pasti tangan ini akan getar, sehingga akan mempengaruhi gambar. Dengan menggunakan tripod maka gambar akan stabil dan frame-nya bagus,” ungkapnya.
Perhatikan Head Room
Saat merekam, ujarnya, yang perlu diperhatikan lagi adalah head room. Yakni ruang jeda semu yang berada di antara kepala dan frame kamera.
“Jangan sampai posisi head room terlalu rendah atau terlalu jauh karena bentuk gambarnya akan jelek. Gambar bisa terpotong atau kalau diberi title akan menabrak wajah yang di-shooting. Yang diperhatikan lagi adalah posisi badan harus centre atau di tengah dan pandangan mata lurus,” paparnya.
Pencahayaan
Menurutnya hal yang sangat penting lagi adalah faktor pencahayaan. Cahaya sangat penting dalam pengambilan gambar. Pastikan sumber cahaya dalam pengambilan gambar itu bagus.
“Ada dua sumber cahaya yang bisa dimanfaatkan. Pertama dengan menggunakan lighting atau penataan cahaya dengan menggunakan lampu. Pastikan wajah kita menghadap ke lampu agar terang,” jelasnya.
“Jangan sampai wajah kita membelakangi cahaya lampu karena akan kelihatan gelap. Buat apa suaranya bagus tapi gambarnya gelap, hitam dan jelek. Orang akan malas melihatnya,” tambahnya.
Kedua, lanjutnya, menggunakan sumber cahaya dengan memanfaatkan matahari. Disarankan kalau shoting dengan menggunakan cahaya matahari sebaiknya pagi hari antara jam 7 – 9.
“Dan outdoor ini bisa menggunakan background alam seperti taman dan sawah. Hasilnya nanti akan kelihatan alami dan pasti keren,” ujarnya.
Pengaturan Audio
Terakhir tentang pengaturan suara atau audio. Jangan sampai semuanya sudah bagus mulai pengaturan head room, body centre, cahaya bagus, shotingnya pakai tripod tetapi suaranya tidak terdengar atau ada suara lain yang tak berkepentingan ikut masuk.
“Ini ada beberapa tips. Teman-teman dai bisa menggunakan clip on (mic jepit) yang biasa dipasangkan di kostum dai atau orang yang sedang berbicara. Meskipun yang merekam posisinya jauh maka suara tetap bagus,” jelasnya.
Tips lain, sambungnya, bisa menggunakan tape recorder kecil yang khusus digunakan untuk rekaman. Ini biasanya dipakai para jurnalis.
“Atau pakai hp dengan menyalakan recordingnya dan diletakkan di depan orang yang sedang berbicara. Inshallah suara yang muncul akan bagus,” tuturnya.
Penulis M Khoirul Anam. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.